Laporan Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf: Dari Merombak Anggaran hingga Berburu Vaksin

Selasa, 20 Oktober 2020 - 11:59 WIB
loading...
Laporan Satu Tahun Jokowi-Maruf:...
Laporan satu tahunan periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), ada perombakan APBN 2020 hingga perburuan vaksin hingga terbang lintas benua. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Laporan satu tahunan periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) , ada perombakan APBN 2020 hingga perburuan vaksin Covid-19 hingga terbang lintas benua. Tahun pertama periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangatlah berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya saat periode pertama lalu.

Adanya covid-19 membuat Presiden Jokowi melakukan perombakan anggaran secara besar-besaran. Berdasarkan laporan satu tahunan yang diterbitkan Kantor Staf Presiden (KSP), APBN 2020 yang disusun sebelum pandemi direvisi karena dinilai tidak bisa menjawab kebutuhan darurat penanganan situasi.

Perombakan ini pun tertuang di dalam Perpu No. 1/2020 yang kemudian menjadi UU No. 2/2020 soal Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Covid-19.

(Baca Juga: Kalo Resesi Kegagalan 1 Tahun Jokowi-Ma'ruf, Maka 95% Negara di Dunia Sama )

Beleid keuangan ini diterbitkan untuk memberikan fleksibilitas bagi pemerintah dalam merespons situasi secara extraordinary. Salah satu fleksibilitas tersebut adalah memberikan relaksasi defisit. Hal ini mengingat kebutuhan belanja negara untuk menangani covid-19 meningkat pada saat pendapatan negara menurun.

APBN 2020 pun sudah diubah dua kali dari defisit sebesar 5,07% menjadi 6,34% PDB. Alokasi penanganan covid-19 menjadi Rp695,2 triliun dengan Rp 87,55 triliun di antaranya difokuskan untuk kesehatan.

(Baca Juga: Direktur WHO: RI Akan Ambil Bagian Sebarkan Vaksin Covid-19 ke Seluruh Dunia )

Dalam RAPBN, pos anggaran serupa juga dialokasikan senilai RP 169,7 triliun mengingat dampak pandemi diduga masih berjalan hingga 2021. Kebijakan relaksasi defisit tetap akan berlanjut pada 2021.

Tidak hanya perombakan besar-besaran, hal lain yang tak pernah terbayangkan adalah perburuan vaksin. Di bulan Agustus pemerintah mulai melakukan diplomasi vaksin covid-19.

Pemerintah pun menggandeng perusahaan asing untuk pengadaan vaksin covid-19. Di antaranya dengan Sinovac disepakati 143 juta dosis, Sinopharm 65 juta dosis, CanSino 15 hingga 20 juta dosisi, dan AstraZeneca sebanyak 100 juta dosis.

Pemerintah menyebut Indonesia juga tengah mengembangkan vaksin buatan Indonesia bernama vaksin Merah-Putih. Vaksin ini menggunakan strain covid Indonesia. Vaksin ini ditargetkan selesai pertengahan tahun depan.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1227 seconds (0.1#10.140)