Sambut Hari Pangan Sedunia, Diversifikasi Sagu Digalakkan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus menjaga ketahanan pangan nasional di tengah wabah corona salah satunya dengan diversifikasi sagu . Pandemi Covid-19 juga menjadi momentum untuk membangun kedaulatan pangan melalui pengelolaan sagu sebagai salah satu bahan pokok lokal. Program penggalakan diversifikasi sagu untuk menyambut Pekan Sagu Nusantara (PSN) 2020 bertajuk sekaligus memperingati Hari Pangan Sedunia 2020 pada 16 Oktober 2020.
"Sejalan dengan kebijakan presiden dalam melakukan pembangunan Indonesia melalui wilayah pinggiran dan 50,33% total luas tanaman sagu Indonesia berada di Pulau Papua, maka Pemerintah telah menjadikan program peningkatan pengelolaan sagu nasional sebagai salah satu program prioritas," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa (20/10/2020).
Dalam hal kontribusi sagu terhadap penyediaan lapangan pekerjaan, jumlah tenaga kerja atau petani sagu mencapai 286.007 KK. Sedangkan dalam hal kontribusi ekspor, nilai ekspor sagu di tahun 2019 adalah sebesar Rp108,89 miliar dan total volume 26.625 ton, dengan 5 negara tujuan utama ekspor sagu Indonesia yaitu India, Malaysia, Jepang, Thailand, dan Vietnam.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa produk sagu Indonesia diminati oleh pasar global, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing produk, serta meningkatkan kontribusi ekspor sagu terhadap devisa Negara," imbuh Musdhalifah.
Ia pun menegaskan, sagu sebagai pangan sehat perlu terus disosialisasikan dan dikembangkan melalui program pembangunan sagu yang dilakukan secara terpadu dari hulu ke hilir. "Tentunya dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dan terus digulirkan menjadi program berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh sagu, khususnya untuk mendukung ketahanan pangan dan energi,” pungkasnya.
"Sejalan dengan kebijakan presiden dalam melakukan pembangunan Indonesia melalui wilayah pinggiran dan 50,33% total luas tanaman sagu Indonesia berada di Pulau Papua, maka Pemerintah telah menjadikan program peningkatan pengelolaan sagu nasional sebagai salah satu program prioritas," ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Selasa (20/10/2020).
Dalam hal kontribusi sagu terhadap penyediaan lapangan pekerjaan, jumlah tenaga kerja atau petani sagu mencapai 286.007 KK. Sedangkan dalam hal kontribusi ekspor, nilai ekspor sagu di tahun 2019 adalah sebesar Rp108,89 miliar dan total volume 26.625 ton, dengan 5 negara tujuan utama ekspor sagu Indonesia yaitu India, Malaysia, Jepang, Thailand, dan Vietnam.
"Kondisi ini menunjukkan bahwa produk sagu Indonesia diminati oleh pasar global, sehingga perlu dikembangkan untuk meningkatkan daya saing produk, serta meningkatkan kontribusi ekspor sagu terhadap devisa Negara," imbuh Musdhalifah.
Ia pun menegaskan, sagu sebagai pangan sehat perlu terus disosialisasikan dan dikembangkan melalui program pembangunan sagu yang dilakukan secara terpadu dari hulu ke hilir. "Tentunya dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait dan terus digulirkan menjadi program berkelanjutan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh sagu, khususnya untuk mendukung ketahanan pangan dan energi,” pungkasnya.
(nng)