Renovasi Rumah Baiknya Pakai Arsitek atau Tukang Lepasan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saat melakukan renovasi , selain menentukan kebutuhan, Anda juga harus menentukan siapa yang akan mengerjakan proses pembangunannya, apakah arsitek, kontraktor, atau cukup dengan tukang biasa. Hal ini bergantung pada kebutuhan renovasi itu sendiri karena masing-masing menawarkan jasa berbeda.
Lantas, harus pilih yang mana? Menggunakan jasa arsitek atau langsung memakai jasa tukang lepasan? Yang mana pun bisa dipilih, asal sudah dipertimbangkan dengan cermat apa yang menjadi kebutuhan Anda. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Anak Menjaga Lisan)
Jika Anda lebih memilih menggunakan tukang bangunan harian, hal utama yang harus dipersiapkan adalah desain rumah. Anda pun harus bisa menyamakan persepsi. Begitu juga soal pemilihan dan pembelian material serta pengawasannya. Jadi dibutuhkan tenaga, pikiran, dan waktu penuh dari pemilik rumah untuk mempersiapkan dan saat renovasi berlangsung.
Dengan alasan ini, renovasi yang diserahkan langsung ke tukang sebaiknya yang bersifat perbaikan, di mana tidak dibutuhkan desain dan perhitungan struktur. Ini sangat penting untuk keberhasilan pembangunan. Jangan lupa tanyakan kepada tukang yang disewa pernah mengerjakan apa saja sebelum ini.
"Datangi rumah yang pernah ia bangun, kalau perlu tanya pemilik rumah bagaimana hasil kerja tukang tersebut," ujar konsultan arsitektur Griffith Tobing.
Lebih memilih untuk menggunakan jasa tukang bangunan bukan berarti tidak membutuhkan jasa arsitek. ?Pengawasan arsitek sangat penting untuk kelancaran pekerjaan tukang. Sementara orang Indonesia masih jarang menggunakan jasa konsultan arsitektur untuk membangun rumahnya. Alasannya, jasa arsitek mahal dan hanya membantu merancang bentuk rumah. (Baca juga: Dunia Pendidikan Indonesia Belum Memiliki Peta Jalan yang Jelas)
"Sebenarnya jasa arsitek juga membantu menghitung biaya yang harus dikeluarkan, memilih bahan sesuai kebutuhan, sehingga dapat terhindar dari penipuan material yang digunakan tukang, sampai mengawasi pekerjaan tukang agar lebih efektif dan efisien," tuturnya.
Dengan kata lain, keberadaan arsitek justru bisa memperkecil pengeluaran. Anda pun bisa memilih jasa arsitek yang sesuai dengan anggaran. "Jika tidak cukup uang untuk memakai jasa arsitek profesional, bisa menyewa mahasiswa arsitektur, mereka memiliki keahlian yang sama juga pintar," saran Griffith.
Sementara untuk biaya tukang, sebenarnya dibagi menjadi dua bagian pekerja, yakni harian dan borongan. "Tukang bangunan harian dan borongan ini dua tipe berbeda pula. Untuk harian, pembayaran upah pekerja dihitung per hari. Misalnya standar bayaran di Jakarta dan sekitarnya Rp150.000 per hari per tukang," tegasnya. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)
Standar upah harian juga bergantung luas bangunan yang dikerjakan dan desain yang dibuat. Jika desain lebih rumit, harga akan lebih mahal. Untuk borongan, upah dibayar keseluruhan sampai pekerjaan selesai. Misalnya, jika tukang diminta untuk membuat garasi dengan upah disepakati Rp1 juta, lama atau singkat waktu pengerjaannya, upah akan tetap sama.
Lantas, harus pilih yang mana? Menggunakan jasa arsitek atau langsung memakai jasa tukang lepasan? Yang mana pun bisa dipilih, asal sudah dipertimbangkan dengan cermat apa yang menjadi kebutuhan Anda. (Baca: Pentingnya Mengajarkan Anak Menjaga Lisan)
Jika Anda lebih memilih menggunakan tukang bangunan harian, hal utama yang harus dipersiapkan adalah desain rumah. Anda pun harus bisa menyamakan persepsi. Begitu juga soal pemilihan dan pembelian material serta pengawasannya. Jadi dibutuhkan tenaga, pikiran, dan waktu penuh dari pemilik rumah untuk mempersiapkan dan saat renovasi berlangsung.
Dengan alasan ini, renovasi yang diserahkan langsung ke tukang sebaiknya yang bersifat perbaikan, di mana tidak dibutuhkan desain dan perhitungan struktur. Ini sangat penting untuk keberhasilan pembangunan. Jangan lupa tanyakan kepada tukang yang disewa pernah mengerjakan apa saja sebelum ini.
"Datangi rumah yang pernah ia bangun, kalau perlu tanya pemilik rumah bagaimana hasil kerja tukang tersebut," ujar konsultan arsitektur Griffith Tobing.
Lebih memilih untuk menggunakan jasa tukang bangunan bukan berarti tidak membutuhkan jasa arsitek. ?Pengawasan arsitek sangat penting untuk kelancaran pekerjaan tukang. Sementara orang Indonesia masih jarang menggunakan jasa konsultan arsitektur untuk membangun rumahnya. Alasannya, jasa arsitek mahal dan hanya membantu merancang bentuk rumah. (Baca juga: Dunia Pendidikan Indonesia Belum Memiliki Peta Jalan yang Jelas)
"Sebenarnya jasa arsitek juga membantu menghitung biaya yang harus dikeluarkan, memilih bahan sesuai kebutuhan, sehingga dapat terhindar dari penipuan material yang digunakan tukang, sampai mengawasi pekerjaan tukang agar lebih efektif dan efisien," tuturnya.
Dengan kata lain, keberadaan arsitek justru bisa memperkecil pengeluaran. Anda pun bisa memilih jasa arsitek yang sesuai dengan anggaran. "Jika tidak cukup uang untuk memakai jasa arsitek profesional, bisa menyewa mahasiswa arsitektur, mereka memiliki keahlian yang sama juga pintar," saran Griffith.
Sementara untuk biaya tukang, sebenarnya dibagi menjadi dua bagian pekerja, yakni harian dan borongan. "Tukang bangunan harian dan borongan ini dua tipe berbeda pula. Untuk harian, pembayaran upah pekerja dihitung per hari. Misalnya standar bayaran di Jakarta dan sekitarnya Rp150.000 per hari per tukang," tegasnya. (Baca juga: Liburan Aman dan Nyaman di Masa Pandemi)
Standar upah harian juga bergantung luas bangunan yang dikerjakan dan desain yang dibuat. Jika desain lebih rumit, harga akan lebih mahal. Untuk borongan, upah dibayar keseluruhan sampai pekerjaan selesai. Misalnya, jika tukang diminta untuk membuat garasi dengan upah disepakati Rp1 juta, lama atau singkat waktu pengerjaannya, upah akan tetap sama.