Atasi Masalah Ketenagakerjaan di Masa Pandemi, RI Minta Solusi ke Swiss
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengajak Swiss ikut menyelesaikan masalah ketenagakerjaan di masa pandemi. Kolaborasi tersebut diyakini mampu memecahkan persoalan ketenagakerjaan bagi kedua negara. Kolaborasi ini diyakini akan meningkatkan pekerjaan yang layak, meningkatkan kondisi ketenagakerjaan, mempromosikan pekerjaan yang lebih baik, dan meningkatkan produktivitas serta standar hidup di kedua negara.
"Saya berharap peran joint working group ini bisa menjadi platform bilateral strategis antara Indonesia dengan Swiss," kata Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi melalui keterangan resminya, Rabu (21/10/2020).
Anwar mengatakan pertemuan JWG tahun ini sangat penting karena hampir seluruh negara di dunia, menghadapi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tantangan yang ditimbulkan akibat COVID-19 berdampak bidang ekonomi, yakni terganggunya perdagangan, investasi, pariwisata, termasuk kegiatan usaha dan sektor ketenagakerjaan; serta layanan kesehatan
"JWG ini juga untuk meningkatkan hubungan ekonomi, khususnya ketenagakerjaan dan kerja sama kerja atas dasar solidaritas tripartit; dalam upaya menyesuaikan dan menanggapi keadaan ekonomi saat ini pemulihan paska pandemi, " katanya.
Dia menyampaikan, kerja sama di bidang perburuhan dan ketenagakerjaan dibentuk dalam kerangka kerja kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Swiss di era kerja masa depan dan new normal ini, juga dalam rangka mendukung pencapaian kerja sama dalam rangka Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE- CEPA).
"Pertemuan ini sangat produktif untuk berdiskusi mendalam mengenai hubungan bilateral dalam isu pekerja dan pengusaha. Kondisi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi perekonomian, akan tetapi dengan kerja sama ini, kami yakin akan survive dan menuju pemulihan ekonomi prospektif," imbuh Anwar.
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Pemerintah Swiss melalui ILO dalam projek Better Work dan Sustaining Competitive and Responsible Enterprises (SCORE) di Indonesia. "Pemerintah Indonesia berharap kolaborasi dapat berlanjut di masa depan dalam kerja sama Platform ILO di pengembangan dengan pendekatan baru dalam digitalisasi dan future of work," tuturnya.
Hal senada dikatakan Kepala Biro Kerja sama Luar Negeri kemnaker Indah Anggoro Putri. Untuk kerja sama proyek betterwork, pihaknya berharap agar outputnya sustainable atau berkesinambungan digunakan oleh pengusaha dan pekerja di era new normal. Misalnya national gate on quality assurance dalam berbisnis.
Indah menambahkan kerja sama EFTA-Indonesia CEPA, hingga saat ini masih proses notifikasi di parlemen Swiss. Ada konsen mengenai keseriusan Indonesia design work kelapa sawit dan Swiss berharap setelah ada at re-intraforce, Indonesia akan mensosialisasikan kepada Apindo dan Labour Union. "Indonesia tetap mengusulkan MRA (mutual recognition arrangements) masuk dalam koridor IE-CEPA. Kiranya Swiss bisa mengakui skill workers kita di Eropa, dengan masuk dalam standar salary Internasional," kata Indah.
Pertemuan 1st Joint Working Group RI-Swiss ini merupakan komitmen kedua negara untuk menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangani 10 Juni 2019 lalu di Jenewa, Swiss. "Pertemuan teknis dalam rangka menindaklanjuti MoU yang sdh ditandatangani tahun lalu, ini diikuti oleh peserta dari unsur Tripartit, Pemerintah, Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan pelaku industri (Apindo)," pungkas Indah.
"Saya berharap peran joint working group ini bisa menjadi platform bilateral strategis antara Indonesia dengan Swiss," kata Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi melalui keterangan resminya, Rabu (21/10/2020).
Anwar mengatakan pertemuan JWG tahun ini sangat penting karena hampir seluruh negara di dunia, menghadapi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tantangan yang ditimbulkan akibat COVID-19 berdampak bidang ekonomi, yakni terganggunya perdagangan, investasi, pariwisata, termasuk kegiatan usaha dan sektor ketenagakerjaan; serta layanan kesehatan
"JWG ini juga untuk meningkatkan hubungan ekonomi, khususnya ketenagakerjaan dan kerja sama kerja atas dasar solidaritas tripartit; dalam upaya menyesuaikan dan menanggapi keadaan ekonomi saat ini pemulihan paska pandemi, " katanya.
Dia menyampaikan, kerja sama di bidang perburuhan dan ketenagakerjaan dibentuk dalam kerangka kerja kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Swiss di era kerja masa depan dan new normal ini, juga dalam rangka mendukung pencapaian kerja sama dalam rangka Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE- CEPA).
"Pertemuan ini sangat produktif untuk berdiskusi mendalam mengenai hubungan bilateral dalam isu pekerja dan pengusaha. Kondisi pandemi Covid-19 yang mempengaruhi perekonomian, akan tetapi dengan kerja sama ini, kami yakin akan survive dan menuju pemulihan ekonomi prospektif," imbuh Anwar.
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan dan kerjasama Pemerintah Swiss melalui ILO dalam projek Better Work dan Sustaining Competitive and Responsible Enterprises (SCORE) di Indonesia. "Pemerintah Indonesia berharap kolaborasi dapat berlanjut di masa depan dalam kerja sama Platform ILO di pengembangan dengan pendekatan baru dalam digitalisasi dan future of work," tuturnya.
Hal senada dikatakan Kepala Biro Kerja sama Luar Negeri kemnaker Indah Anggoro Putri. Untuk kerja sama proyek betterwork, pihaknya berharap agar outputnya sustainable atau berkesinambungan digunakan oleh pengusaha dan pekerja di era new normal. Misalnya national gate on quality assurance dalam berbisnis.
Indah menambahkan kerja sama EFTA-Indonesia CEPA, hingga saat ini masih proses notifikasi di parlemen Swiss. Ada konsen mengenai keseriusan Indonesia design work kelapa sawit dan Swiss berharap setelah ada at re-intraforce, Indonesia akan mensosialisasikan kepada Apindo dan Labour Union. "Indonesia tetap mengusulkan MRA (mutual recognition arrangements) masuk dalam koridor IE-CEPA. Kiranya Swiss bisa mengakui skill workers kita di Eropa, dengan masuk dalam standar salary Internasional," kata Indah.
Pertemuan 1st Joint Working Group RI-Swiss ini merupakan komitmen kedua negara untuk menindaklanjuti MoU yang telah ditandatangani 10 Juni 2019 lalu di Jenewa, Swiss. "Pertemuan teknis dalam rangka menindaklanjuti MoU yang sdh ditandatangani tahun lalu, ini diikuti oleh peserta dari unsur Tripartit, Pemerintah, Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan pelaku industri (Apindo)," pungkas Indah.
(nng)