Tren Permintaan Listrik Tumbuh 4% dalam 5 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tren permintaan listrik dalam lima tahun terakhir secara rata-rata tumbuh 4%. Pertumbuhan ini dorong dari sektor konsumsi rumah tangga, bisnis dan industri.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril mengatakan, tren pertumbuhan tenaga listrik paling tinggi tercapai di tahun 2016 sebesar 6,41%.
Kemudian di tahun 2017 sedikit turun menjadi 3,57% dan kembali naik pada tahun 2018 sebesar 5,14%. Pada tahun 2019, pertumbuhan turun sedikit menjadi 4,57%.
"Kalau melihat lima tahun terakhir cukup membanggakan, rata-rata di atas 4%," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Senin (26/10/2020).
( )
Bob melanjutkan, di tahun 2020 ini terjadi penurunan permintaan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Padahal, kata dia, pada kuartal I/2020 sudah menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus, yaitu tumbuh di atas 4,67%. Namun pada bulan April hingga bulan Juni menunjukkan pertumbuhan yang paling rendah.
"Dari bulan Mei ke Juni terjadi penurunan yang cukup signifikan. Tetapi kalau kita lihat secara year-on-year (yoy) sampai kuartal III masih tumbuh 0,61%. Jadi kami melihat bahwa ini masih ada positif khususnya pertumbuhan di September sendiri bulanannya positif di atas 2%," ungkapnya.
Bob menuturkan, sektor bisnis dan industri mengalami penurunan yang signifikan di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 sejak bulan April hingga Juni 2020. Namun, sektor rumah tangga masih menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi lebih dari 10%.
Sementara sektor industri dan bisnis turun hampir 10% di bulan April hingga Juni. Hal ini karena adanya kebijakan bekerja dari rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Ini menunjukkan bahwa efek pandemi ini memang terasa sekali kepada setiap aspek kehidupan kita," tuturnya.
( )
Bob menambahkan, dari ketiga sektor tersebut, kontribusi listrik rumah tangga yang dulunya sekitar 46%-47% naik menjadi 48%. Sedangkan sektor bisnis yang dulu kontribusinya di atas 20%, sekarang hanya berkontribusi sekitar 19%. "Untuk industri yang dulunya 29%, sekarang turun jadi 26% karena adanya kegiatan dari PSBB dan lainnya," tandasnya.
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril mengatakan, tren pertumbuhan tenaga listrik paling tinggi tercapai di tahun 2016 sebesar 6,41%.
Kemudian di tahun 2017 sedikit turun menjadi 3,57% dan kembali naik pada tahun 2018 sebesar 5,14%. Pada tahun 2019, pertumbuhan turun sedikit menjadi 4,57%.
"Kalau melihat lima tahun terakhir cukup membanggakan, rata-rata di atas 4%," ujarnya pada Market Review IDX Channel, Senin (26/10/2020).
( )
Bob melanjutkan, di tahun 2020 ini terjadi penurunan permintaan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Padahal, kata dia, pada kuartal I/2020 sudah menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus, yaitu tumbuh di atas 4,67%. Namun pada bulan April hingga bulan Juni menunjukkan pertumbuhan yang paling rendah.
"Dari bulan Mei ke Juni terjadi penurunan yang cukup signifikan. Tetapi kalau kita lihat secara year-on-year (yoy) sampai kuartal III masih tumbuh 0,61%. Jadi kami melihat bahwa ini masih ada positif khususnya pertumbuhan di September sendiri bulanannya positif di atas 2%," ungkapnya.
Bob menuturkan, sektor bisnis dan industri mengalami penurunan yang signifikan di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19 sejak bulan April hingga Juni 2020. Namun, sektor rumah tangga masih menunjukkan kenaikan yang cukup tinggi lebih dari 10%.
Sementara sektor industri dan bisnis turun hampir 10% di bulan April hingga Juni. Hal ini karena adanya kebijakan bekerja dari rumah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Ini menunjukkan bahwa efek pandemi ini memang terasa sekali kepada setiap aspek kehidupan kita," tuturnya.
( )
Bob menambahkan, dari ketiga sektor tersebut, kontribusi listrik rumah tangga yang dulunya sekitar 46%-47% naik menjadi 48%. Sedangkan sektor bisnis yang dulu kontribusinya di atas 20%, sekarang hanya berkontribusi sekitar 19%. "Untuk industri yang dulunya 29%, sekarang turun jadi 26% karena adanya kegiatan dari PSBB dan lainnya," tandasnya.
(ind)