Pandemi Covid-19 Jadi Motor Penggerak Transformasi Digital UMKM
loading...
A
A
A
Dia juga mengutarakan, bertolak dari pencapaian saat ini, target UMKM online melalui Gernas BBI dipatok mencapai 3,5 juta hingga pengujung 2020. Jika ini tercapai akan menambah semakin banyak jumlah UMKM go digital yang kini berkisar 10 juta pelaku usaha, angka yang relatif kecil dibandingkan dengan total populasi UMKM nasional sebanyak 64 juta.
Pemerintah dalam hal ini Kemenko Perekonomian menyadari, semakin banyak UMKM go digital bukan lantas menyelesaikan permasalahan yang ada. Proses ini justru menghadirkan tantangan baru, yakni bagaimana agar mereka yang sudah berjualan secara daring mampu bertahan bahkan berkembang.
“Koordinasi antara pemerintah dengan pelaku usaha sangat dibutuhkan. Pelaku UMKM yang sudah online kemudian didampingi. Selain itu juga bagaimana agar daya beli masyarakat meningkat supaya UMKM yang sudah online dapat terus bertransaksi,” imbuh Mira.
Sementara itu, CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengutarakan dukungannya kepada program Gernas BBI sebagai momentum pendorong proses transformasi digital di kalangan UMKM agar mampu bertahan dalam pandemi Covid-19. Dirinya juga menyatakan dukungan Tokopedia kepada pengusaha dalam negeri.
“Ada lebih dari 800.000 UMKM di Tokopedia yang menjual produk lokal. Kami ikut ajak semua UMKM agar cepat bertransformasi digital, sebab kita tidak tahu ujung pandemi ini. Dengan berdagang online, bisnis UMKM masih bisa berjalan dan bertahan,” kata William.
UMKM Indonesia terpukul cukup keras akibat pandemi Covid-19. Berbagai cara dilakukan agar mereka bertahan, salah satunya dengan mempercepat peralihan UMKM ke era digital. Berdasarkan survei Katadata Insight Center baru-baru ini diketahui, maoritas UMKM atau sebanyak 82,9% mengalami dampak negative pandemi. Hanya sebagian kecil atau 5,9 persen pelaku usaha yang merasakan manfaatnya.
Pemerintah dalam hal ini Kemenko Perekonomian menyadari, semakin banyak UMKM go digital bukan lantas menyelesaikan permasalahan yang ada. Proses ini justru menghadirkan tantangan baru, yakni bagaimana agar mereka yang sudah berjualan secara daring mampu bertahan bahkan berkembang.
“Koordinasi antara pemerintah dengan pelaku usaha sangat dibutuhkan. Pelaku UMKM yang sudah online kemudian didampingi. Selain itu juga bagaimana agar daya beli masyarakat meningkat supaya UMKM yang sudah online dapat terus bertransaksi,” imbuh Mira.
Sementara itu, CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengutarakan dukungannya kepada program Gernas BBI sebagai momentum pendorong proses transformasi digital di kalangan UMKM agar mampu bertahan dalam pandemi Covid-19. Dirinya juga menyatakan dukungan Tokopedia kepada pengusaha dalam negeri.
“Ada lebih dari 800.000 UMKM di Tokopedia yang menjual produk lokal. Kami ikut ajak semua UMKM agar cepat bertransformasi digital, sebab kita tidak tahu ujung pandemi ini. Dengan berdagang online, bisnis UMKM masih bisa berjalan dan bertahan,” kata William.
UMKM Indonesia terpukul cukup keras akibat pandemi Covid-19. Berbagai cara dilakukan agar mereka bertahan, salah satunya dengan mempercepat peralihan UMKM ke era digital. Berdasarkan survei Katadata Insight Center baru-baru ini diketahui, maoritas UMKM atau sebanyak 82,9% mengalami dampak negative pandemi. Hanya sebagian kecil atau 5,9 persen pelaku usaha yang merasakan manfaatnya.
(akr)