Penyaluran Kredit BNI Naik Rp558,7 Triliun
loading...
A
A
A
Corina mengatakan, ke depannya layanan perbankan digital akan semakin menjadi ujung tombak. “Pengembangan Digital Banking akan dilakukan tidak hanya untuk menghasilkan produk dan layanan keuangan digital yang mendukung inklusi keuangan dan meningkatkan customer engagement, tetapi juga digitalisasi pada proses bisnis internal yang melahirkan produktivitas dan efisiensi," ucap dia. (Baca juga: Satgas Tegaskan Pandemi Corona Tak Kenal Kata Libur)
Di samping itu, perseroan pun telah menelaah seluruh situasi terkini yang penuh tantangan dan menetapkan hal-hal yang menjadi prioritas bagi perusahaan dalam melangkah ke depan. Pertama, melanjutkan pengawasan dan analisis terhadap kualitas kredit serta menyiapkan pencadangan yang sesuai.
Kedua, memperkuat manajemen risiko melalui transformasi proses perkreditan dan peningkatan budaya risiko. Ketiga, pertumbuhan bisnis yang tidak hanya fokus pada segmen korporasi, tetapi juga pada segmen kecil dan konsumer. Keempat, mempertajam kemampuan layanan digital sebagai ujung tombak dalam meningkatkan bisnis. "Implementasi dan paduan kebijakan ini akan dapat membantu perseroan untuk menghadapi tantangan bisnis ke depan," katanya. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai penurunan laba BNI sejalan dengan anjloknya pendapatan dari bunga kredit. "Sementara itu bank harus membayar bunga kepada deposan yang jumlahnya terus meningkat," kata Bhima. Akibatnya bank akan alami tekanan sampai pertumbuhan kredit kembali recovery dan masyarakat menarik depositonya untuk dibelanjakan. (Kunthi Fahmar Sandy/Michele Natalia)
Di samping itu, perseroan pun telah menelaah seluruh situasi terkini yang penuh tantangan dan menetapkan hal-hal yang menjadi prioritas bagi perusahaan dalam melangkah ke depan. Pertama, melanjutkan pengawasan dan analisis terhadap kualitas kredit serta menyiapkan pencadangan yang sesuai.
Kedua, memperkuat manajemen risiko melalui transformasi proses perkreditan dan peningkatan budaya risiko. Ketiga, pertumbuhan bisnis yang tidak hanya fokus pada segmen korporasi, tetapi juga pada segmen kecil dan konsumer. Keempat, mempertajam kemampuan layanan digital sebagai ujung tombak dalam meningkatkan bisnis. "Implementasi dan paduan kebijakan ini akan dapat membantu perseroan untuk menghadapi tantangan bisnis ke depan," katanya. (Lihat videonya: Tolak Omnibus Law, Ribuan Buruh Kembali Turun ke Jalan)
Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai penurunan laba BNI sejalan dengan anjloknya pendapatan dari bunga kredit. "Sementara itu bank harus membayar bunga kepada deposan yang jumlahnya terus meningkat," kata Bhima. Akibatnya bank akan alami tekanan sampai pertumbuhan kredit kembali recovery dan masyarakat menarik depositonya untuk dibelanjakan. (Kunthi Fahmar Sandy/Michele Natalia)
(ysw)