Surplus ke Negara Islam Belum Cukup, RI Ingin Jadi Kiblat Produk Halal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, meski kinerja neraca perdagangan ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sudah surplus, namun Indonesia belum berperan sebagai kiblat produk halal di dunia. Hal itu tercermin dari, konsumsi produk halal Indonesia nomor satu di dunia. Sementara sebagai produsen RI menempati nomor 10.
"Kita belum berperan secara maksimal sebagai kiblat produk halal dunia. Padahal kita berpotensi menjadi pusat produk-produk halal di dunia. karena kita konsumen produk halal nomer satu di dunia," katanya dalam seminar "Indonesia International Halal Dialogue" secara virtual, Kamis (29/10/2020).
(Baca Juga: 2 Komoditas Ini Bikin Perdagangan RI Surplus Tertinggi dalam 5 tahun )
Ia menjelaskan, dalam perdagangan dengan negara-negara OKI, komoditi yang paling banyak adalah obat-obatan, kosmetik dan makanan- minuman. Untuk obat-obatan dikuasai oleh Turki, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Kemudian, Kosmetik dipegang oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Malaysia. Sedangkan Makanan dan Minuman didominasi oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Malaysia.
Agus menambahkan, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal di dunia merupakan hal yang cukup kompleks. Untuk itu dibutuhkan kerjasama mulai dari pemerintah, swasta, organisasi Islam hingga masyarakat. "Ini harus kita maksimalkan, untuk itu dibutuhkan kerja sama dari semua pihak," jelasnya.
(Baca Juga: Siasat Mendag Melecut Perdagangan Produk Halal Indonesia )
Sekedar Informasi, dari Januari hingga Agustus 2020, total ekspor Indonesia ke OKI mencapai USD 12,43 miliar, sedangkan impor USD 9,97 miliar. Sedangkan komoditi yang paling banyak diekspor ke OKI adalah Palm Oil sebesar 23,88%, batu bara 9,56% dan alat-alat kendaraan 3,95%.
"Kita belum berperan secara maksimal sebagai kiblat produk halal dunia. Padahal kita berpotensi menjadi pusat produk-produk halal di dunia. karena kita konsumen produk halal nomer satu di dunia," katanya dalam seminar "Indonesia International Halal Dialogue" secara virtual, Kamis (29/10/2020).
(Baca Juga: 2 Komoditas Ini Bikin Perdagangan RI Surplus Tertinggi dalam 5 tahun )
Ia menjelaskan, dalam perdagangan dengan negara-negara OKI, komoditi yang paling banyak adalah obat-obatan, kosmetik dan makanan- minuman. Untuk obat-obatan dikuasai oleh Turki, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Kemudian, Kosmetik dipegang oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Malaysia. Sedangkan Makanan dan Minuman didominasi oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Malaysia.
Agus menambahkan, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal di dunia merupakan hal yang cukup kompleks. Untuk itu dibutuhkan kerjasama mulai dari pemerintah, swasta, organisasi Islam hingga masyarakat. "Ini harus kita maksimalkan, untuk itu dibutuhkan kerja sama dari semua pihak," jelasnya.
(Baca Juga: Siasat Mendag Melecut Perdagangan Produk Halal Indonesia )
Sekedar Informasi, dari Januari hingga Agustus 2020, total ekspor Indonesia ke OKI mencapai USD 12,43 miliar, sedangkan impor USD 9,97 miliar. Sedangkan komoditi yang paling banyak diekspor ke OKI adalah Palm Oil sebesar 23,88%, batu bara 9,56% dan alat-alat kendaraan 3,95%.
(akr)