Pertanian Menyimpan Potensi Besar, Untungnya Bisa 3 Kali Lipat

Kamis, 29 Oktober 2020 - 22:30 WIB
loading...
Pertanian Menyimpan Potensi Besar, Untungnya Bisa 3 Kali Lipat
Sektor pertanian Indonesia menyimpan potensi besar bagi perekonomian nasional yang belum disentuh. Pemasaran produk di pasar domestik dan internasional sejatinya menjanjikan keuntungan besar. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Sektor pertanian Indonesia menyimpan potensi besar bagi perekonomian nasional yang belum disentuh. Pemasaran produk di pasar domestik dan internasional sejatinya menjanjikan keuntungan besar.

Founder Aku Petani Indonesia Adhitya Herwin Dwisaputra mengatakan, kebutuhan komoditas pertanian di pasar domestik sangat besar. Salah satunya, kebutuhan akan sayur-mayur karena hampir semua orang memakannya.

(Baca Juga: Jaga Keseimbangan Sistem, Kementan Perkuat Regenerasi Petani )

Aku Petani Indonesia berusaha menjembatani petani dengan pasar. Ada layanan yang diberikan Aku Petani Indonesia, yakni konsultan untuk sumber daya manusia (SDM), media khusus pertanian, dan pengembangan data base.

Pria 28 tahun itu mengajak rekan-rekan sebayanya untuk mengembangkan dan membantu para petani. Bahkan terjun langsung bertani hingga marketplace produk pertanian. Menurutnya tidak perlu berlatar belakang pendidikan pertanian, siapapun bisa menggeluti sektor ini.

“Lebih menarik lagi, anak-anak milenial punya akses. Anak-anak milenial suka berinteraksi antardaerah, bahkan antar negara. Kenapa tidak produk kita ke pasar luar negeri,” ujarnya dalam diskusi daring “Semua Milenial Indonesia Jadi Pengusaha, Why Not?”.

Lulusan Universitas Gadjah Mada itu mengungkapkan keuntungan para pengusaha di sektor pertanian yang mengekspor komoditinya mencapai dua sampai tiga kali lipat dari penjualan di pasar domestik. Namun, memang tidak mudah menembus pasar internasional.

“Kita harus menghasilkan kualitas yang sesuai standar dari negara (tujuan) dan kontinuitas penting. Anak-anak milenial harus memahami administrasi ekspor dan komunikasi untuk menjual produk ke negara lain,” tuturnya.

(Baca Juga: Menyambut Bonus Demografi, Anak Muda Milenial Dirangkul Garap Sektor Pertanian )

Dalam memasarkan produk pertanian dan perkebunan bisa melihat dari kebiasaan masyarakat di negara tujuan. Misalnya, masyarakat Eropa menyukai kopi. Ini tentu peluang karena Indonesia memiliki beraneka ragam jenis kopi.

“Negara-negara Asia menyukai buah-buah tropis. Kita harus memahami (itu). Tidak semua negara bisa menanam dan tidak sebagus yang ditanam di Indonesia,” jelas Adhitya.

Aku Petani Indonesia sudah mengekspor manggis dari Banten, mangga ke Timur Tengah, dan vanili ke China. Para pemula di bisnis ini harus melihat waktu dalam mengekspor, misalnya bulan Januari butuhnya buah-buahan dan beberapa bulan kemudian butuhnya komoditas lainnya.

Salah satu permasalahan yang kerap dihadapi para milenial dan membuat mereka tidak mau berwirausaha adalah modal. Namun, menurut Aditya, mereka tidak perlu takut karena sudah banyak perusahaan rintisan yang menyediakan modal. “Ada peer to peer lending, misalnya, ada yang punya modal, Aku Petani punya lahan. Untung kita bagi,” pungkasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2649 seconds (0.1#10.140)