Menteri Arifin Sebut 3 Cara Wujudkan Sistem Listrik Kuat, Apa Aja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, bahwa untuk dapat mewujudkan sistem kelistrikan yang tangguh, dibutuhkan lokalitas energi, pembangkit listrik yang fleksibel, dan lebih banyak lagi sistem interkoneksi. Hal ini dikarenakan keterbatasan ekonomi dan kondisi geografis, sistem distribusi kelistrikan yang terpusat belum mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
"Dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan lokal yang tersedia di setiap wilayah, microgrids dapat digunakan sebagai solusi untuk menciptakan wilayah mandiri energi untuk wilayah terpencil dan terdepan," papar Arifin di Jakarta, Kamis (29/10).
(Baca Juga: Apindo Ngeluh, Belum Ada Blue Print Jelas dalam Transisi EBT )
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, microgrids dirancang untuk mencapai fleksibilitas jaringan dan kemampuan pemrosesan data. Fleksibilitas diperoleh melalui kombinasi berbagai sumber energi terbarukan , seperti matahari dan angin, dengan baterai dan genset diesel yang terhubung ke jaringan pusat.
"Lebih penting lagi, microgrids juga sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan," ungkapnya.
Untuk mencapai target-target penurunan emisi karbon sekaligus meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan, papar Arifin, telah diimplementasikan berbagai aturan yang disertai dengan kegiatan research and development. Indonesia juga berupaya menerapkan metode yang lebih cerdas dalam bisnis energi, sehingga industri energi nasional siap bersaing dalam pasar global industri 4.0.
(Baca Juga: Pemerintah Terapkan 5 Prinsip Ini untuk Kembangkan Energi Bersih )
Saat ini Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan lebih dari 400 GW, namun pemanfaatan potensi tersebut masih berkisar 10 GW. Untuk meningkatkan porsi Variable Renewable Energy (VRE) dalam sistem kelistrikan, Pemerintah telah mulai memasukkan Floating Solar PV bersama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang ada untuk memitigasi masalah intermittency dari Pembangkit Listrik PV.
Proyek pertama yang dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Pembangkit Listrik Tenaga Air Cirata yang dilaksanakan dengan dukungan dari International Energy Agency. Selain itu, Pemerintah juga telah mencoba thermal power flexibility technology pada pembangkit listrik tenaga uap untuk merespon fluktuasi VRE dan prakiraan iklim
"Dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan lokal yang tersedia di setiap wilayah, microgrids dapat digunakan sebagai solusi untuk menciptakan wilayah mandiri energi untuk wilayah terpencil dan terdepan," papar Arifin di Jakarta, Kamis (29/10).
(Baca Juga: Apindo Ngeluh, Belum Ada Blue Print Jelas dalam Transisi EBT )
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, microgrids dirancang untuk mencapai fleksibilitas jaringan dan kemampuan pemrosesan data. Fleksibilitas diperoleh melalui kombinasi berbagai sumber energi terbarukan , seperti matahari dan angin, dengan baterai dan genset diesel yang terhubung ke jaringan pusat.
"Lebih penting lagi, microgrids juga sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan," ungkapnya.
Untuk mencapai target-target penurunan emisi karbon sekaligus meningkatkan porsi penggunaan energi terbarukan, papar Arifin, telah diimplementasikan berbagai aturan yang disertai dengan kegiatan research and development. Indonesia juga berupaya menerapkan metode yang lebih cerdas dalam bisnis energi, sehingga industri energi nasional siap bersaing dalam pasar global industri 4.0.
(Baca Juga: Pemerintah Terapkan 5 Prinsip Ini untuk Kembangkan Energi Bersih )
Saat ini Indonesia memiliki total potensi energi terbarukan lebih dari 400 GW, namun pemanfaatan potensi tersebut masih berkisar 10 GW. Untuk meningkatkan porsi Variable Renewable Energy (VRE) dalam sistem kelistrikan, Pemerintah telah mulai memasukkan Floating Solar PV bersama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air yang ada untuk memitigasi masalah intermittency dari Pembangkit Listrik PV.
Proyek pertama yang dikembangkan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Pembangkit Listrik Tenaga Air Cirata yang dilaksanakan dengan dukungan dari International Energy Agency. Selain itu, Pemerintah juga telah mencoba thermal power flexibility technology pada pembangkit listrik tenaga uap untuk merespon fluktuasi VRE dan prakiraan iklim
(akr)