Setelah Prabowo, Giliran Empat Menteri Bertandang ke Amerika

Selasa, 03 November 2020 - 01:31 WIB
loading...
Setelah Prabowo, Giliran Empat Menteri Bertandang ke Amerika
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan lawatan ke Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Oktober lalu, sejumlah menteri 'Kabinet Indonesia Maju' juga dijadwalkan akan mengunjungi Negeri Paman Sam dalam waktu dekat ini.

Dalam kunjungan kali ini, para menteri akan melakukan negosiasi ihwal perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) Indonesia oleh otoritas negara setempat.

Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) Muhammad Lutfi mengungkapkan, para pejabat negara tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate. Rencananya keberangkatan dijadwalkan pada 15 November 2020 mendatang.

"Rencananya Pak Luhut beserta beberapa menteri, saya tahu kayaknya Menteri Perdagangan, Menteri Kominfo, Menteri BUMN akan schedule berada di Amerika Serikat pada tanggal 15 November nanti," ujar Lutfi dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Senin (2/11/2020).

( )

Dalam tindak lanjut GSP, perwakilan pemerintah berharap agar status GSP Indonesia menjadi Limited Trade Deal (LTD) atau kesepakatan perdagangan secara terbatas antara Indonesia dan AS.

Lutfi menyebut, sebelum akhir bulan November pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di AS akan bersurat kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian ihwal penggodokan LTD tersebut

"Untuk sama-sama kita menggodok masalah LTD ini. Dan kita akan memutuskan apa yang menjadi responsible point dalam negosiasi ini," kata menteri perdagangan era presiden SBY itu.

Lutfi memproyeksikan, dinaikkannya status GSP menjadi LTD agar volume perdagangan dua arah Indonesia dan AS dapat meningkat dua kali lipat hingga USD60 miliar pada tahun 2024. "Sebagai dua perekonomian besar, kerjasama perdagangan dan investasi harus dilipatgandakan. LTD menjadi solusinya," kata dia.

( )
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1145 seconds (0.1#10.140)