Harbolnas Belum Mampu Kerek Ekonomi, Belanja Lokal Lebih Menarik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai hari belanja online nasional (Harbolnas) belum mampu mendorong ekonomi Indonesia. Hal itu disebabkan banyaknya barang impor yang masuk dalam produk UMKM. "Sisanya masih andalkan cara-cara pemasaran konvensional. E-commerce juga masih didominasi oleh barang impor, sehingga dampak ke ekonomi nasional masih terbatas," kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Jumat (6/11/2020).
Menurut dia Harbolnas tentu penting untuk mendorong belanja kelas menengah dan atas. Apalagi ditengah perubahan prilaku konsumen untuk lebih banyak konsumsi barang secara online. "Pandemi membuat pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat hingga 31% berdasarkan data Wearesocial," katanya.
Tapi ada yang menjadi catatan, untuk kelas menengah kebawah daya beli masih rendah sehingga kemampuan beli barang secara online meskipun ada diskon tidak setinggi tahun lalu. Market share dari e-commerce terhadap total retail meskipun naik tapi baru di angka 5%. "Artinya masyarakat masih dominan belanja di pasar tradisional, supermarket, dan minimarket. Problem lain adalah keterlibatan UMKM masih terbatas, karena baru 13% UMKM yang bergabung ke platform digital," tandasnya.
Menurut dia Harbolnas tentu penting untuk mendorong belanja kelas menengah dan atas. Apalagi ditengah perubahan prilaku konsumen untuk lebih banyak konsumsi barang secara online. "Pandemi membuat pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat hingga 31% berdasarkan data Wearesocial," katanya.
Tapi ada yang menjadi catatan, untuk kelas menengah kebawah daya beli masih rendah sehingga kemampuan beli barang secara online meskipun ada diskon tidak setinggi tahun lalu. Market share dari e-commerce terhadap total retail meskipun naik tapi baru di angka 5%. "Artinya masyarakat masih dominan belanja di pasar tradisional, supermarket, dan minimarket. Problem lain adalah keterlibatan UMKM masih terbatas, karena baru 13% UMKM yang bergabung ke platform digital," tandasnya.
(nng)