Co-Firing Solusi Sampah untuk Pembangkit Listrik, Genjot Target Bauran Energi

Senin, 09 November 2020 - 11:53 WIB
loading...
A A A
Bahan bakar jumputan padat didapat dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Total sampah per hari di TPA seluas 8,41 hektare ini sebanyak 469,56 ton per hari. "Dengan jarak tempuh hanya 9 kilometer ke PLTU Jeranjang, pasokan jumputan padat sekira 10 menit waktu tempuh," kata Direktur Operasi II perusahaan tersebut, Bambang Anggono

Kebutuhan serbuk kayu sebanyak 720 ton dapat terpenuhi, demikian pula pada kontrak di bulan ke-2 dan ke-3 yang naik menjadi 900 ton. Pada kontrak ke-4 dan ke-5, kebutuhan PLTU paiton ditingkatkan menjadi 5.000 ton dan sedang dalam proses lelang. Contoh implementasi di PLTU Paiton dapat disimpulkan, bahwa teknologi yang dipakai di negara-negara maju dapat diboyong ke Indonesia. "Paiton bisa dibilang menjadi pionir," kata Sugiyanto.

Penerapan bahan baku biomassa yang dilakukan PT PJB dan PT IP mendapat apresiasi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) . "cofiring sejalan dengan narasi dalam RUKN (Rencana Umum Ketenagalistirkan Nasional) tentang pemanfaatan pembangkit listrik dengan pencampuran biomassa," ujar Kepala Seksi Evaluasi Program Penyediaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Yeni Gusrini.

Co=firing PLTU merupakan strategi paling cocok demi capaian target peran energi baru terbarukan (EBT) sebanyak 23 persen pada 2025 dan 31 persen di 2050. Pasalnya, pengembangan PLTP (Pembangkit Lisrik Tenaga Panas Bumi) memerlukan waktu lama untuk direalisasikan. (syarif wibowo)
(alf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1126 seconds (0.1#10.140)