Pasar Mobil Mulai Membaik, Optimistis Bangkit Tahun Depan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penjualan mobil tahun ini turun tajam dibandingkan tahun lalu akibat pandemi Covid-19. Meski begitu, pelaku pasar optimistis pasar mobil bisa kembali bangkit tahun depan.
Praktisi automotif Fransiscus Soerjopranoto menilai, pada kuartal IV/2020 industri automotif nasional akan tumbuh positif meskipun tak sebaik pencapaian pada kuartal I/2020. “Masih berat untuk mencapai target penjualan 700.000 unit. Namun, trennya akan membaik,” ungkap Fransiscus kepada SINDO Media di Jakarta kemarin. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)
Dia mengungkapkan, faktor yang menopang pertumbuhan penjualan mobil, yakni aktivitas masyarakat yang berangsur normal dan grafik pandemi Covid-19 yang melandai sehingga diperkirakan masyarakat sudah bisa beradaptasi dengan penerapan protokol kesehatan. “Di DKI Jakarta misalnya, bisnis sudah mulai berputar sehingga kegiatan transaksi secara langsung mulai dilakukan,” papar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) itu.
Menurut Soerjopranoto, dampak pandemi sudah mulai berkurang, sementara dampak resesi sudah diantisipasi oleh masyarakat. “Karena kuartal sebelumnya ekonomi sudah minus sehingga pasar sudah memperkirakan bahwa kuartal III juga minus,” cetusnya. Jadi, pengumuman resesi dari pemerintah tak terlalu menimbulkan kontraksi pasar.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto mengatakan, meskipun sudah turun 50% pada kuartal I dan II, namun pada akhir 2020 penjualan kendaraan bermotor akan membaik, meskipun dalam gerak yang lambat.
Dia memaparkan, untuk mendorong industri automotif bertumbuh di tengah pandemi, Gaikindo mengusulkan potongan tarif PpnBM dan BBN KB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) untuk membuat harga mobil bisa turun sehingga menjadi terjangkau oleh masyarakat yang berminat membeli kendaraan bermotor. “Kami mengusulkan hanya untuk jenis mobil tertentu dan yang diproduksi di dalam negeri/lokal,” ungkapnya. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)
Sebab, jika penjualan kendaraan bermotor bisa meningkat, maka penerimaan pemerintah pusat dan daerah juga bisa meningkat karena volumenya meningkat. Jadi, pabrik mobil dan komponennya bisa bekerja normal kembali. “Tetapi kalau usulan tersebut dikarenakan pertimbangan-pertimbangan pemerintah ditolak, ya tidak apa-apa,” sebutnya.
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan, kondisi terburuk penjualan pasar mobil sudah dilalui. Menurut dia, saat ini perlahan pasar mulai menggeliat. “Data pasar mobil yang terburuk itu pada Mei 2020. Sesudah informasi adanya Covid-19 dan lockdown pertama dilakukan, pasar mobil turun luar biasa,” ujarnya pada Indonesia Industry Outlook #IIO2021 secara virtual, Jumat (6/11).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada September naik 30,2% jika dibandingkan pencapaian bulan sebelumnya. Penjualan wholesales pada September 2020 sebanyak 48.554 unit, sedangkan pada Agustus 37.277.
Amelia melanjutkan, pada kondisi normal pada 2019 penjualan mobil dalam sebulan bisa mencapai 80.000 unit. Namun selama pandemi Covid-19 penjualan mobil turun menjadi sekitar 17.000 unit. “Ini penurunan luar biasa. Tetapi kondisi seperti ini perlahan-lahan mulai membaik,” ungkapnya. (Baca juga: 7 Cara Sederhana Atasi Masalah Lambung)
Amelia menuturkan, pada Juli mulai terlihat ada pertumbuhan penjualan mobil sampai Oktober sudah mencapai 47.000 unit. Dibandingkan tahun lalu, pasar ritel sales turun sekitar 46%. Sementara penjualan wholesales turun lebih besar sekitar 50%.
“Tapi prediksi sampai akhir tahun akan jadi lebih baik turunnya secara wholesales sekitar 46% dan ritel sales sekitar 47%. Kami berharap tahun depan akan jadi lebih baik lagi karena pandemi akan berkurang, bahkan kita akan masuk ke era new normal,” jelasnya.
Dia meyakini seiring dengan membaiknya keuangan masyarakat dan juga menggeliatnya ekonomi, maka pada gilirannya mereka akan membeli mobil baru. “Merupakan hal yang wajar, saat konsumen sedang mengalami kesulitan keuangan akibat resesi mereka memilih mobil second,” tuturnya.
Sementara menurut survei yang dilakukan Inventure, sebanyak 82,9% responden mengatakan setuju bahwa mobil pribadi adalah kendaraan yang paling aman pada masa pandemi. Tidak mengherankan jika sekitar 53,1% konsumen Indonesia mengatakan, dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, mereka akan membeli mobil. (Baca juga: Penanganan Covid-19 Membaik, Ekonomi Segera Tumbuh)
“Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri automotif untuk bangkit pada 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan automotif berdarah-darah,” ujar Managing Partner Inventure Yuswohady.
Dari riset yang dilakukan oleh Inventure, sebanyak 55,6% dari 627 responden mengatakan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, mereka lebih memilih membeli mobil second dengan alasan kondisi ekonomi yang belum pasti akibat Covid-19.
Sebelumnya, Presdir PT Toyota Motor Manuacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengungkapkan, industri automotif nasional optimistis pasar mobil domestik dan ekspor kembali normal pada kuartal IV/2020. Hal ini didasari pada keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di beberapa negara tujuan ekspor.
“Kami yakin pada kuartal IV situasi akan lebih baik. Pasar bisa rebound dua hingga tiga kali lipat dibandingkan saat puncak pandemi,” ungkap Warih.
Direktur TMMIN Bob Azam mengungkapkan, dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah diharapkan mampu menyelamatkan industri automotif nasional. Tidak hanya pabrikan, tetapi juga supply chain yang meliputi perusahaan-perusahaan komponen, khususnya yang berskala usaha kecil menengah (UKM). (Lihat videonya: Kian Heboh Video Asusila Mirip Gisel dan jedar di Medsos)
Stimulus yang diberikan oleh pemerintah terhadap dunia usaha diyakini akan mendorong pertumbuhan industri di Tanah Air di tengah pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir itu. “Sekarang kami mulai produksi dengan kapasitas 60% saja. Namun, kami sudah berdiskusi dengan rantai pasok domestik untuk bersiap sehingga saat ada lonjakan permintaan kegiatan produksi tidak terganggu,” katanya.
IIO 2021
Inventure menggelar Indonesia Industry Outlook (IIO) 2021 yang menampilkan kajian riset dan prediksi peta bisnis dari para pemimpin di 40 industri dari banking hingga automotif, dari pariwisata hingga UKM.
IIO 2021 adalah konferensi industri pertama dan paling komprehensif yang mengombinasikan ketajaman analisis riset (primer-sekunder) di 40 industri dengan kejelian business wisdom para CEO dalam meramal peta bisnis tahun 2021. IIO 2021 menjadi panduan bagi pelaku industri dalam melakukan 3R: Reimagine-Recover-Regain untuk membalik krisis menjadi peluang di tahun 2021. (Oktiani Endarwati/Anton C)
Praktisi automotif Fransiscus Soerjopranoto menilai, pada kuartal IV/2020 industri automotif nasional akan tumbuh positif meskipun tak sebaik pencapaian pada kuartal I/2020. “Masih berat untuk mencapai target penjualan 700.000 unit. Namun, trennya akan membaik,” ungkap Fransiscus kepada SINDO Media di Jakarta kemarin. (Baca: Baca Doa Ini Sebelum Shalat, Setan Bakal Kabur)
Dia mengungkapkan, faktor yang menopang pertumbuhan penjualan mobil, yakni aktivitas masyarakat yang berangsur normal dan grafik pandemi Covid-19 yang melandai sehingga diperkirakan masyarakat sudah bisa beradaptasi dengan penerapan protokol kesehatan. “Di DKI Jakarta misalnya, bisnis sudah mulai berputar sehingga kegiatan transaksi secara langsung mulai dilakukan,” papar Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) itu.
Menurut Soerjopranoto, dampak pandemi sudah mulai berkurang, sementara dampak resesi sudah diantisipasi oleh masyarakat. “Karena kuartal sebelumnya ekonomi sudah minus sehingga pasar sudah memperkirakan bahwa kuartal III juga minus,” cetusnya. Jadi, pengumuman resesi dari pemerintah tak terlalu menimbulkan kontraksi pasar.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto mengatakan, meskipun sudah turun 50% pada kuartal I dan II, namun pada akhir 2020 penjualan kendaraan bermotor akan membaik, meskipun dalam gerak yang lambat.
Dia memaparkan, untuk mendorong industri automotif bertumbuh di tengah pandemi, Gaikindo mengusulkan potongan tarif PpnBM dan BBN KB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) untuk membuat harga mobil bisa turun sehingga menjadi terjangkau oleh masyarakat yang berminat membeli kendaraan bermotor. “Kami mengusulkan hanya untuk jenis mobil tertentu dan yang diproduksi di dalam negeri/lokal,” ungkapnya. (Baca juga: UIN Jakarta Dirikan Pusat Kajian Halal)
Sebab, jika penjualan kendaraan bermotor bisa meningkat, maka penerimaan pemerintah pusat dan daerah juga bisa meningkat karena volumenya meningkat. Jadi, pabrik mobil dan komponennya bisa bekerja normal kembali. “Tetapi kalau usulan tersebut dikarenakan pertimbangan-pertimbangan pemerintah ditolak, ya tidak apa-apa,” sebutnya.
Direktur Pemasaran PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Amelia Tjandra mengatakan, kondisi terburuk penjualan pasar mobil sudah dilalui. Menurut dia, saat ini perlahan pasar mulai menggeliat. “Data pasar mobil yang terburuk itu pada Mei 2020. Sesudah informasi adanya Covid-19 dan lockdown pertama dilakukan, pasar mobil turun luar biasa,” ujarnya pada Indonesia Industry Outlook #IIO2021 secara virtual, Jumat (6/11).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil pada September naik 30,2% jika dibandingkan pencapaian bulan sebelumnya. Penjualan wholesales pada September 2020 sebanyak 48.554 unit, sedangkan pada Agustus 37.277.
Amelia melanjutkan, pada kondisi normal pada 2019 penjualan mobil dalam sebulan bisa mencapai 80.000 unit. Namun selama pandemi Covid-19 penjualan mobil turun menjadi sekitar 17.000 unit. “Ini penurunan luar biasa. Tetapi kondisi seperti ini perlahan-lahan mulai membaik,” ungkapnya. (Baca juga: 7 Cara Sederhana Atasi Masalah Lambung)
Amelia menuturkan, pada Juli mulai terlihat ada pertumbuhan penjualan mobil sampai Oktober sudah mencapai 47.000 unit. Dibandingkan tahun lalu, pasar ritel sales turun sekitar 46%. Sementara penjualan wholesales turun lebih besar sekitar 50%.
“Tapi prediksi sampai akhir tahun akan jadi lebih baik turunnya secara wholesales sekitar 46% dan ritel sales sekitar 47%. Kami berharap tahun depan akan jadi lebih baik lagi karena pandemi akan berkurang, bahkan kita akan masuk ke era new normal,” jelasnya.
Dia meyakini seiring dengan membaiknya keuangan masyarakat dan juga menggeliatnya ekonomi, maka pada gilirannya mereka akan membeli mobil baru. “Merupakan hal yang wajar, saat konsumen sedang mengalami kesulitan keuangan akibat resesi mereka memilih mobil second,” tuturnya.
Sementara menurut survei yang dilakukan Inventure, sebanyak 82,9% responden mengatakan setuju bahwa mobil pribadi adalah kendaraan yang paling aman pada masa pandemi. Tidak mengherankan jika sekitar 53,1% konsumen Indonesia mengatakan, dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, mereka akan membeli mobil. (Baca juga: Penanganan Covid-19 Membaik, Ekonomi Segera Tumbuh)
“Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri automotif untuk bangkit pada 2021, setelah tahun ini kinerja perusahaan automotif berdarah-darah,” ujar Managing Partner Inventure Yuswohady.
Dari riset yang dilakukan oleh Inventure, sebanyak 55,6% dari 627 responden mengatakan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, mereka lebih memilih membeli mobil second dengan alasan kondisi ekonomi yang belum pasti akibat Covid-19.
Sebelumnya, Presdir PT Toyota Motor Manuacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengungkapkan, industri automotif nasional optimistis pasar mobil domestik dan ekspor kembali normal pada kuartal IV/2020. Hal ini didasari pada keberhasilan penanganan pandemi Covid-19 di beberapa negara tujuan ekspor.
“Kami yakin pada kuartal IV situasi akan lebih baik. Pasar bisa rebound dua hingga tiga kali lipat dibandingkan saat puncak pandemi,” ungkap Warih.
Direktur TMMIN Bob Azam mengungkapkan, dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah diharapkan mampu menyelamatkan industri automotif nasional. Tidak hanya pabrikan, tetapi juga supply chain yang meliputi perusahaan-perusahaan komponen, khususnya yang berskala usaha kecil menengah (UKM). (Lihat videonya: Kian Heboh Video Asusila Mirip Gisel dan jedar di Medsos)
Stimulus yang diberikan oleh pemerintah terhadap dunia usaha diyakini akan mendorong pertumbuhan industri di Tanah Air di tengah pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir itu. “Sekarang kami mulai produksi dengan kapasitas 60% saja. Namun, kami sudah berdiskusi dengan rantai pasok domestik untuk bersiap sehingga saat ada lonjakan permintaan kegiatan produksi tidak terganggu,” katanya.
IIO 2021
Inventure menggelar Indonesia Industry Outlook (IIO) 2021 yang menampilkan kajian riset dan prediksi peta bisnis dari para pemimpin di 40 industri dari banking hingga automotif, dari pariwisata hingga UKM.
IIO 2021 adalah konferensi industri pertama dan paling komprehensif yang mengombinasikan ketajaman analisis riset (primer-sekunder) di 40 industri dengan kejelian business wisdom para CEO dalam meramal peta bisnis tahun 2021. IIO 2021 menjadi panduan bagi pelaku industri dalam melakukan 3R: Reimagine-Recover-Regain untuk membalik krisis menjadi peluang di tahun 2021. (Oktiani Endarwati/Anton C)
(ysw)