HPP Gabah Naik, Bulog Minta Dana Cadangan untuk Serap Gabah Petani

Kamis, 16 April 2020 - 09:16 WIB
loading...
HPP Gabah Naik, Bulog Minta Dana Cadangan untuk Serap Gabah Petani
Perum Bulog meminta pemerintah memberikan stimulus khusus berupa dana cadangan bagi BUMN pangan tersebut untuk menyerap dan membeli gabah petani. Foto/Balitbangtan Kementan
A A A
JAKARTA - Perum Bulog meminta pemerintah memberikan stimulus khusus berupa dana cadangan bagi BUMN pangan tersebut untuk menyerap dan membeli gabah petani. Gabah yang dibeli itu sebagai pengadaan beras cadangan milik pemerintah.

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, pada masa panen raya padi ini seharusnya harga gabah di tingkat petani mulai mengalami penurunan, tapi kenyataannya rata-rata harga gabah masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP).

Adapun sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk Gabah atau Beras, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani naik dari Rp3.700 per kg menjadi Rp4.200 per kg dan di penggilingan dari Rp3.750 per kg menjadi Rp4.250 per kg.

“Kenyataannya kalau kita lihat sesuai HPP GKP yang sudah naik di level Rp4.200, harga gabah masih di atas HPP. Ini membuat Bulog kesulitan. Jadi, mungkin saran dari Bulog ke pemerintah untuk memberikan stimulus khusus dana cadangan untuk membeli gabah dan beras,” kata Tri dalam diskusi virtual yang diselenggarakan CIPS di Jakarta, kemarin.

Tri menyebutkan, harga rata-rata GKP di tingkat penggilingan pada April ini diperkirakan Rp4.977 per kg atau di atas HPP yang ditentukan permendag sebesar Rp4.200 per kg. Sementara itu, Bulog menargetkan pengadaan beras tahun ini sebanyak 950.000 ton, dengan target penyerapan pada April ini sebanyak 222.000 ton setara beras, pada Mei sebesar 207.000 ton beras, dan bulan Juni sebesar 148.000 ton.

Di sisi lain, selama ini Bulog mengandalkan pinjaman kredit komersial dari perbankan untuk membeli gabah petani sebagai cadangan beras pemerintah. “Kalau Bulog diminta menyerap gabah dan beras sebanyak-banyaknya dengan kredit komersial ke perbankan, ini cukup memberatkan juga. Tapi di sisi lain, kita punya tugas untuk menyerap. Jadi, kami kira perlu ada stimulus khusus untuk tambahan anggaran bagi Bulog,” kata Tri.

Tri menambahkan, Bulog telah mengajukan tambahan anggaran untuk penyerapan gabah sekitar Rp10 triliun pada Kementerian Pertanian (Kementan). Anggaran tersebut setara untuk pengadaan 1 juta ton beras. Namun demikian, pengajuan anggaran itu harus mendapat izin dari pemerintah melalui rakortas di Kemenko Perekonomian. Jika anggaran disetujui, Bulog bisa menyerap gabah secara maksimal di atas HPP. (Ant/Sudarsono)
(yuds)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1722 seconds (0.1#10.140)