Konsumsi Belum Kembali, Pehobi Tanaman Hias dan Sepeda Ikut Bantu Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2020 masih mengalami kontraksi, meski sudah menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya konsumsi rumah tangga .
Hal ini karena kelas menengah masih menahan belanja, sehingga konsumsi di kuartal III/2020 tercatat -4,04%. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hidayat Amir mengatakan, meskipun masih rendah, namun ada beberapa orang yang masih aktif belanja.
(Baca Juga: Kerja Berat Dongkrak Konsumsi di Tengah Pandemi dan Resesi)
Bahkan, sambung dia, ada beberapa produk yang laris manis terbeli selama masa pandemi. Contohnya adalah sepeda dan tanaman hias yang menjadi hobi baru masyarakat di masa pandemi. Menurutnya, hobi baru itu menjadi hal positif karena bisa mendorong konsumsi.
"Solusinya gimana? Solusinya tadi, cari titik temu, kalau kesehatan belum pulih. Sekarang konsumsinya cari-cari, beli sepeda baru, beli tanaman, bunga, tapi itu temporary-lah. Kalau situasi sudah baik bisa jalan-jalan ke bioskop lagi, hotel, liburan," ujarnya dalam diskusi virtual, Sabtu (14/11/2020).
Menurut Hidayat, kelas menengah atas masih menahan konsumsi karena situasi yang juga belum kembali normal. Itu berarti kelas menengah saat ini lebih memilih untuk menyimpan uangnya. Adapun uang yang biasanya dikeluarkan kelas menengah atas untuk berbelanja, kini lebih banyak untuk ditabung. Tak heran jika Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan nasional tumbuh hingga 11% di Agustus 2020.
(Baca Juga: Konsumsi Rendah, BI Akui Banyak Dana Mengendap di Bank)
"Orang enggak lagi makan di restoran, ada tapi enggak sebanyak biasanya, pola itu jadi sangat terbatas. Sehingga kelas menengah atas tertahan konsumsinya, uangnya tertinggal di perbankan jadi saving. Makanya indikator DPK meningkat," jelasnya.
Sedangkan untuk golongan menengah bawah, justru lebih memilih untuk menghabiskan uang untuk konsumsi. Mengingat, pemerintah juga memberikan berbagai macam bantuan dari mulai Bantuan Langsung Tunai (BLT) berupa uang cash atau bantuan sosial berupa sembako.
"Kelas bawah saya bisa yakinkan orang-orang menengah bawah justru mendapatkan bantuan. Jadi konsumsi mereka bisa teap tumbuh," kata Hidayat.
Hal ini karena kelas menengah masih menahan belanja, sehingga konsumsi di kuartal III/2020 tercatat -4,04%. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hidayat Amir mengatakan, meskipun masih rendah, namun ada beberapa orang yang masih aktif belanja.
(Baca Juga: Kerja Berat Dongkrak Konsumsi di Tengah Pandemi dan Resesi)
Bahkan, sambung dia, ada beberapa produk yang laris manis terbeli selama masa pandemi. Contohnya adalah sepeda dan tanaman hias yang menjadi hobi baru masyarakat di masa pandemi. Menurutnya, hobi baru itu menjadi hal positif karena bisa mendorong konsumsi.
"Solusinya gimana? Solusinya tadi, cari titik temu, kalau kesehatan belum pulih. Sekarang konsumsinya cari-cari, beli sepeda baru, beli tanaman, bunga, tapi itu temporary-lah. Kalau situasi sudah baik bisa jalan-jalan ke bioskop lagi, hotel, liburan," ujarnya dalam diskusi virtual, Sabtu (14/11/2020).
Menurut Hidayat, kelas menengah atas masih menahan konsumsi karena situasi yang juga belum kembali normal. Itu berarti kelas menengah saat ini lebih memilih untuk menyimpan uangnya. Adapun uang yang biasanya dikeluarkan kelas menengah atas untuk berbelanja, kini lebih banyak untuk ditabung. Tak heran jika Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan nasional tumbuh hingga 11% di Agustus 2020.
(Baca Juga: Konsumsi Rendah, BI Akui Banyak Dana Mengendap di Bank)
"Orang enggak lagi makan di restoran, ada tapi enggak sebanyak biasanya, pola itu jadi sangat terbatas. Sehingga kelas menengah atas tertahan konsumsinya, uangnya tertinggal di perbankan jadi saving. Makanya indikator DPK meningkat," jelasnya.
Sedangkan untuk golongan menengah bawah, justru lebih memilih untuk menghabiskan uang untuk konsumsi. Mengingat, pemerintah juga memberikan berbagai macam bantuan dari mulai Bantuan Langsung Tunai (BLT) berupa uang cash atau bantuan sosial berupa sembako.
"Kelas bawah saya bisa yakinkan orang-orang menengah bawah justru mendapatkan bantuan. Jadi konsumsi mereka bisa teap tumbuh," kata Hidayat.
(fai)