Pinky Movement Pertamina Salurkan Rp30 M bagi UMKM per November
loading...
A
A
A
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan dukungan terhadap program kemitraan Pertamina yang menyasar UMKM. Namun dia mengingatkan agar program yang dijalankan tersebut harus diikuti dengan sosialisasi dan pendekatan yang intensif dengan UMKM. “Program bagus tentu kami dukung yang penting implementasinya,” kata Arifin.
Pakar CSR dan Community Development Universitas Padjajaran Risna Resnawaty mengatakan, Pinky Movement bukan sekadar modifikasi dari program kemitraan. Di dalamnya terdapat edukasi dan penyadaran bagi masyarakat mengenai bahan bakar gas bersubsidi supaya penyalurannya tepat sasaran. Program tersebut memiliki tujuan untuk perubahan perilaku agar masyarakat tidak menyalahgunakan subsidi pemerintah.
"Selain dapat bantuan, UMKM juga didorong sebagai agen perubahan agar mengajak masyarakat secara lebih luas untuk menggunakan bahan bakar gas yang sesuai dengan kondisi mereka," jelas dia.
Jika dilihat dari besarnya bantuan serta pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan tentu akan sangat membantu UMKM untuk mengembangkan usaha dan bernafas lagi. Namun tentu tantangannya cukup berat, terutama di tengah pandemi saat angka penjualan tengah menurun. Bagi sebagian UMKM memakai bahan bakar gas yang tidak bersubsidi dapat merupakan beban baru. Apalagi pada masa ini semua orang sedang meminimalisir biaya.
(Baca Juga: UMKM Lokal Didorong Memanfaatkan Platform Digital Saat Pandemi)
"Bantuan dana untuk permodalan akan sangat membantu, namun untuk tercapainya movement ini perlu kerja keras sebab dikhawatirkan UMKM lebih mengutamakan profit dibandingkan memegang komitmen dan nilai yg menjadi salah satu tujuan Pinky Movement ini,” kata Risna.
Menurut dia, situasi masa pandemi ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi semua sektor usaha. Bantuan Pinky Movement memberikan harapan baru terutama bagi UMKM yang sempat sempoyongan kekurangan modal sebab modalnya habis dipakai konsumsi semasa lockdown.
“Agar efektif dalam penggunaan dana, perusahaan perlu merefresh keterampilan pengelolaan keuangan, produksi sampai pemasaran. Sehingga UMKM punya tanggung jawab dan semangat baru,” kata Risna.
Pakar CSR dan Community Development Universitas Padjajaran Risna Resnawaty mengatakan, Pinky Movement bukan sekadar modifikasi dari program kemitraan. Di dalamnya terdapat edukasi dan penyadaran bagi masyarakat mengenai bahan bakar gas bersubsidi supaya penyalurannya tepat sasaran. Program tersebut memiliki tujuan untuk perubahan perilaku agar masyarakat tidak menyalahgunakan subsidi pemerintah.
"Selain dapat bantuan, UMKM juga didorong sebagai agen perubahan agar mengajak masyarakat secara lebih luas untuk menggunakan bahan bakar gas yang sesuai dengan kondisi mereka," jelas dia.
Jika dilihat dari besarnya bantuan serta pembinaan dan pendampingan yang dilakukan oleh perusahaan tentu akan sangat membantu UMKM untuk mengembangkan usaha dan bernafas lagi. Namun tentu tantangannya cukup berat, terutama di tengah pandemi saat angka penjualan tengah menurun. Bagi sebagian UMKM memakai bahan bakar gas yang tidak bersubsidi dapat merupakan beban baru. Apalagi pada masa ini semua orang sedang meminimalisir biaya.
(Baca Juga: UMKM Lokal Didorong Memanfaatkan Platform Digital Saat Pandemi)
"Bantuan dana untuk permodalan akan sangat membantu, namun untuk tercapainya movement ini perlu kerja keras sebab dikhawatirkan UMKM lebih mengutamakan profit dibandingkan memegang komitmen dan nilai yg menjadi salah satu tujuan Pinky Movement ini,” kata Risna.
Menurut dia, situasi masa pandemi ini merupakan tantangan yang cukup berat bagi semua sektor usaha. Bantuan Pinky Movement memberikan harapan baru terutama bagi UMKM yang sempat sempoyongan kekurangan modal sebab modalnya habis dipakai konsumsi semasa lockdown.
“Agar efektif dalam penggunaan dana, perusahaan perlu merefresh keterampilan pengelolaan keuangan, produksi sampai pemasaran. Sehingga UMKM punya tanggung jawab dan semangat baru,” kata Risna.
(fai)