Dampak Pandemi Covid-19, Perusahaan Harus Bisa Mengubah Model Bisnisnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pandemi corona (Covid-19) membuat seluruh pelaku industri harus mengubah model bisnisnya. Tidak hanya perusahaan BUMN, tapi juga sektor swasta hingga UMKM. Untuk itu dibutuhkan infrastruktur yang bisa mendukungnya.
“Covid ini semua bisnis model berubah. Saya melihat Telkom perusahaan terbesar yang dimiliki BUMN secara infrastruktur dan bisa mendorong perubahan pada saat Covid ini,” kata Erick saat menghadiri perayaan 25 tahun IPO PT Telkom Indonesia di Jakarta kemarin. (Baca: Mewaspadai Cita Rasa Dunia: Indah tapi Beracun)
Menurutnya, pada kondisi seperti saat ini investor percaya kepada perusahaan yang punya strategi jangka panjang dan mampu beradaptasi terhadap perubahan, terutama di industri yang digeluti Telkom. Untuk itu Erick berpesan agar Telkom tetap konsisten bekerja, menjaga kekompakan, dan terus mengawal transformasi demi mencapai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi lagi.
“Saya tidak berpuas diri, saya challenge direktur Telkom. Kalau dulu nilai kapitalisasi Telkom Rp450 triliun, saya mau di kepengurusan saya ini di-push lagi karena transformasi yang ada di Kementerian BUMN. Jadi ini transformasi besar,” ujar Erick.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) telah melewati 25 tahun dual listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan New York Stock Exchange (NYSE). Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan selama 25 tahun terakhir, saham Telkom mampu memberikan kapitalisasi pasar yang terus tumbuh hingga sekitar 12 kali lipat serta telah dua kali stock split, yakni di tahun 2004 dan 2013. (Baca juga: Januari 2021, Sekolah Boleh Gelar Tatap Muka)
“Menjadi perusahaan duallisting menunjukkan komitmen kami pada kepatuhan terhadap aturan dan perundangan yang berlaku sesuai dengan semangat good corporate governance yang sekaligus juga menunjukkan kredibilitas sebagai perusahaan publik,” kata Ririek.
Pada 14 November 1995, Telkom melakukan penawaran saham perdananya ke publik atau initial public offering (IPO) tidak hanya di bursa Indonesia, tetapi juga bursa internasional di Amerika Serikat. Dengan ini Telkom berhasil membuktikan diri sebagai perusahaan dengan kinerja baik dan berkesinambungan dengan memenuhi standar internasional. (Heru Febrianto)
“Covid ini semua bisnis model berubah. Saya melihat Telkom perusahaan terbesar yang dimiliki BUMN secara infrastruktur dan bisa mendorong perubahan pada saat Covid ini,” kata Erick saat menghadiri perayaan 25 tahun IPO PT Telkom Indonesia di Jakarta kemarin. (Baca: Mewaspadai Cita Rasa Dunia: Indah tapi Beracun)
Menurutnya, pada kondisi seperti saat ini investor percaya kepada perusahaan yang punya strategi jangka panjang dan mampu beradaptasi terhadap perubahan, terutama di industri yang digeluti Telkom. Untuk itu Erick berpesan agar Telkom tetap konsisten bekerja, menjaga kekompakan, dan terus mengawal transformasi demi mencapai kapitalisasi pasar yang lebih tinggi lagi.
“Saya tidak berpuas diri, saya challenge direktur Telkom. Kalau dulu nilai kapitalisasi Telkom Rp450 triliun, saya mau di kepengurusan saya ini di-push lagi karena transformasi yang ada di Kementerian BUMN. Jadi ini transformasi besar,” ujar Erick.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) telah melewati 25 tahun dual listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan New York Stock Exchange (NYSE). Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan selama 25 tahun terakhir, saham Telkom mampu memberikan kapitalisasi pasar yang terus tumbuh hingga sekitar 12 kali lipat serta telah dua kali stock split, yakni di tahun 2004 dan 2013. (Baca juga: Januari 2021, Sekolah Boleh Gelar Tatap Muka)
“Menjadi perusahaan duallisting menunjukkan komitmen kami pada kepatuhan terhadap aturan dan perundangan yang berlaku sesuai dengan semangat good corporate governance yang sekaligus juga menunjukkan kredibilitas sebagai perusahaan publik,” kata Ririek.
Pada 14 November 1995, Telkom melakukan penawaran saham perdananya ke publik atau initial public offering (IPO) tidak hanya di bursa Indonesia, tetapi juga bursa internasional di Amerika Serikat. Dengan ini Telkom berhasil membuktikan diri sebagai perusahaan dengan kinerja baik dan berkesinambungan dengan memenuhi standar internasional. (Heru Febrianto)
(ysw)