Pelabuhan Patimban Dongkrak Daya Saing Industri Otomotif Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, keberadaan Pelabuhan Patimban bakal mendongkrak daya saing industri otomotif di tanah air.
Pelabuhan Patimban didedikasikan untuk menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global.
"Kami berpendapat, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang akan diluncurkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat, tentunya memiliki nilai yang sangat penting bagi pengembangan industri otomotif nasional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/11/2020).
( )
Sigit berharap operasional Pelabuhan Patimban dapat membangkitkan optimisme perusahaan industri dan pelaku usaha lainnya terkait pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan aktifitas ekspor-impor serta peningkatan produksi dan konsumsi dalam negeri.
"Kami mengajak seluruh pelaku industri otomotif baik pabrikan kendaraan bermotor, produsen komponen dan sparepart, sampai ke industri bahan baku untuk dapat menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga pelabuhan ini dapat menjadi pusat perdagangan internasional," jelasnya.
Saat ini ada 19 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp93,22 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38.000 orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Selain itu, produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyebutkan, jasa pelayanan yang berada dalam ekosistem pelabuhan jadi faktor produktivitas otomotif. Untuk itu, Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor automotif dengan mengedepankan konsep kecerdasan buatan.
"Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku. Sehingga, pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas," jelasnya.
( )
Taufiek menuturkan, terdapat enam perusahaan yang menyatakan akan mulai menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnisnya. Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan pelabuhan seusai diresmikan nanti, ujarnya.
"Terdapat sekitar 600.000 unit mobil yang bakal diekspor melalui Pelabuhan Patimban hingga tahun 2025 mendatang. Proyeksi total nilai ekspornya sebesar Rp110 triliun yang bisa dikapalkan melalui Pelabuhan Patimban," tandasnya.
Pelabuhan Patimban didedikasikan untuk menjadi hub besar dalam produksi kendaraan bermotor di Indonesia maupun ekspor produk otomotif ke pasar global.
"Kami berpendapat, Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang akan diluncurkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat, tentunya memiliki nilai yang sangat penting bagi pengembangan industri otomotif nasional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/11/2020).
( )
Sigit berharap operasional Pelabuhan Patimban dapat membangkitkan optimisme perusahaan industri dan pelaku usaha lainnya terkait pemulihan ekonomi nasional melalui peningkatan aktifitas ekspor-impor serta peningkatan produksi dan konsumsi dalam negeri.
"Kami mengajak seluruh pelaku industri otomotif baik pabrikan kendaraan bermotor, produsen komponen dan sparepart, sampai ke industri bahan baku untuk dapat menjadikan Pelabuhan Patimban sebagai mitra strategis dalam aktivitas bongkar muat barang untuk ekspor-impor sehingga pelabuhan ini dapat menjadi pusat perdagangan internasional," jelasnya.
Saat ini ada 19 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp93,22 triliun untuk kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, dan menyerap tenaga kerja langsung sebesar 38.000 orang, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Selain itu, produk kendaraan bermotor produksi dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor ke lebih dari 80 negara di dunia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier menyebutkan, jasa pelayanan yang berada dalam ekosistem pelabuhan jadi faktor produktivitas otomotif. Untuk itu, Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor automotif dengan mengedepankan konsep kecerdasan buatan.
"Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku. Sehingga, pengelolaan pelabuhan jadi nilai utama penunjang produktivitas," jelasnya.
( )
Taufiek menuturkan, terdapat enam perusahaan yang menyatakan akan mulai menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnisnya. Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan pelabuhan seusai diresmikan nanti, ujarnya.
"Terdapat sekitar 600.000 unit mobil yang bakal diekspor melalui Pelabuhan Patimban hingga tahun 2025 mendatang. Proyeksi total nilai ekspornya sebesar Rp110 triliun yang bisa dikapalkan melalui Pelabuhan Patimban," tandasnya.
(ind)