Mendulang Untung dari Bisnis Aset Bermasalah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siapa bilang aset properti bermasalah isinya hanya masalah. Di tangan orang yang tepat aset bermasalah bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) siap menjadi jembatan investor untung mendulang untung dari bisnis aset bermasalah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, satu di antara upaya yang dilakukan BTN adalah menggelar Asset Sales Festival di beberapa daerah di Indonesia. Respons investor pun cukup tinggi. Meski masih diselimuti pandemi Covid-19, tidak menyurutkan mereka untuk memburu aset-aset bermasalah yang dijual BTN. (Baca: Ini Perbedaan Muslim dan Mukmin, Kamu Pilih Mana?)
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengaku, di beberapa daerah yang sudah menggelar Asset Sales Festival terlihat minat investor sangat besar. Contohnya di Medan yang angka pembeliannya sudah mencapai Rp70 miliar, sementara di Bandung angka penawaran investor tembus Rp111 miliar dan di Makassar dalam waktu beberapa jam saja angka penawaran sudah tembus Rp68 miliar.
“Kami mengajak para investor untuk membeli aset properti karena merupakan asset class yang stabil, tahan terhadap gejolak makroekonomi seperti resesi, inflasi, dan sebagainya. Selain stabil, keuntungan lain juga akan diraih investor baik berupa pendapatan sewa atau capital gain dari harga properti yang terus meningkat jika dijual kembali,” kata Pahala pada acara Asset Sales Festival di Makassar, Jumat (20/11/2020).
Menurut Pahala, investor yang membeli properti lewat ajang Asset Sales Festival dapat menikmati nilai tambah yang berbeda. Nilai tambah tersebut antara lain investor dapat menikmati cover agunan dengan sisa pokok yang besar, kredit modal kerja (KMK) untuk renovasi, media pemasaran karena Bank BTN dapat menayangkan aset tersebut di portal rumahmurahbtn.co.id. (Baca juga: Akibat Pandemi Covid-19, Dunia Pendidikan Makin Parah)
Apa yang dikatakan Pahala diamini oleh satu di antara investor. Adalah Ardhiansyah Zainal yang merupakan investor mitra BTN asal Kendari. Dia mengaku telah menggeluti bisnis properti sejak 2013.
Untuk ikut dalam lelang aset bermasalah ini, Ardhiansyah menuturkan telah mengikutinya sejak 2017. “Hasil dari lelang rumah bermasalah ini sangat menguntungkan dan saya sendiri sudah merasakan untung yang lumayan besar,” jelas Ardhiansyah.
Dia menceritakan, lelang aset bermasalah di Makassar merupakan lelang ketiga yang diikutinya. Pada 2017, Ardhiansyah membeli aset bermasalah sekitar Rp2 miliar. Setelah direnovasi, dua tahun kemudian dia berhasil menjual dengan harga sekitar Rp4,2 miliar.
“Tadinya memang bukan untuk dijual hanya dipakai sendiri, tetapi karena ada sesuatu hal, saya jual dan bisa untung lebih dari 100%,” tegasnya.
Pada gelaran Asset Sales Festival di Makassar kali ini, dia mengaku sedang mengincar proyek properti bermasalah senilai Rp8 miliar. Jika dia berhasil memenangkan lelang proyek properti tersebut, maka diperkirakan keuntungannya setelah dijual bisa mencapai 60%-70%. (Baca juga: Minta Wisata Petualangan dan Alam Terbuka Meningkat)
Ardhiansyah menyarankan, bagi para investor dan developer untuk tidak takut mengikuti lelang aset bermasalah yang dijual BTN . Selain menguntungkan karena jauh di bawah harga pasar, dari segi persuratan dan legalitas juga lebih aman.
“Tren lelang sangat menguntungkan buat teman-teman investor, developer, atau mitra bank BTN karena dari segi legalitas dan persuratannya sudah pasti aman,” tegasnya.
Agar bisa mengoptimalkan keuntungan, Ardhiansyah yang merupakan direktur utama PT Arinyzh Utama memberikan tips kepada para investor agar memperhatikan tiga aspek, yakni lokasi, investasi jangka panjang, dan objek yang mau dibeli. “Itu menjadi salah satu pertimbangan saya,” jelas.
Jika tiga aspek tersebut sudah terpenuhi, pria yang berusia 31 tahun ini berani memastikan investor akan bisa meraup keuntungan sekitar 60% hingga 70%. Sedangkan waktu jualnya juga tidak terlalu lama, maksimal tiga bulan sudah laku terjual. (Lihat videonya: Ratusan Pengunjuk Rasa Bakar Gedung Kongres Guatemala)
Tekan NPL
Di sisi lain, Pahala menegaskan, jika lelang atau penjualan aset bermasalah BTN bisa sukses, maka akan bisa menekan rasio non-performing loan (NPL) perseroan. Dengan recovery aset yang baik, pada kuartal ketiga tahun ini perseroan berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau NPL net di level 2,26% dari posisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang berada pada level 2,33%. “Akhir tahun 2021 kami harapkan NPL net bisa ditekan di bawah 2%. Sedangkan NPL gross bisa diturunkan di angka di bawah 3,6%,” kata Pahala.
Sebagai informasi, BTN akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp11,6 triliun. Dari jumlah tersebut, aset yang sudah siap untuk dijual sekitar Rp7 triliun dan ditargetkan tahun ini bisa terjual sekitar Rp2 triliun. (Rakhmat Baihaqi)
Untuk mewujudkan hal tersebut, satu di antara upaya yang dilakukan BTN adalah menggelar Asset Sales Festival di beberapa daerah di Indonesia. Respons investor pun cukup tinggi. Meski masih diselimuti pandemi Covid-19, tidak menyurutkan mereka untuk memburu aset-aset bermasalah yang dijual BTN. (Baca: Ini Perbedaan Muslim dan Mukmin, Kamu Pilih Mana?)
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengaku, di beberapa daerah yang sudah menggelar Asset Sales Festival terlihat minat investor sangat besar. Contohnya di Medan yang angka pembeliannya sudah mencapai Rp70 miliar, sementara di Bandung angka penawaran investor tembus Rp111 miliar dan di Makassar dalam waktu beberapa jam saja angka penawaran sudah tembus Rp68 miliar.
“Kami mengajak para investor untuk membeli aset properti karena merupakan asset class yang stabil, tahan terhadap gejolak makroekonomi seperti resesi, inflasi, dan sebagainya. Selain stabil, keuntungan lain juga akan diraih investor baik berupa pendapatan sewa atau capital gain dari harga properti yang terus meningkat jika dijual kembali,” kata Pahala pada acara Asset Sales Festival di Makassar, Jumat (20/11/2020).
Menurut Pahala, investor yang membeli properti lewat ajang Asset Sales Festival dapat menikmati nilai tambah yang berbeda. Nilai tambah tersebut antara lain investor dapat menikmati cover agunan dengan sisa pokok yang besar, kredit modal kerja (KMK) untuk renovasi, media pemasaran karena Bank BTN dapat menayangkan aset tersebut di portal rumahmurahbtn.co.id. (Baca juga: Akibat Pandemi Covid-19, Dunia Pendidikan Makin Parah)
Apa yang dikatakan Pahala diamini oleh satu di antara investor. Adalah Ardhiansyah Zainal yang merupakan investor mitra BTN asal Kendari. Dia mengaku telah menggeluti bisnis properti sejak 2013.
Untuk ikut dalam lelang aset bermasalah ini, Ardhiansyah menuturkan telah mengikutinya sejak 2017. “Hasil dari lelang rumah bermasalah ini sangat menguntungkan dan saya sendiri sudah merasakan untung yang lumayan besar,” jelas Ardhiansyah.
Dia menceritakan, lelang aset bermasalah di Makassar merupakan lelang ketiga yang diikutinya. Pada 2017, Ardhiansyah membeli aset bermasalah sekitar Rp2 miliar. Setelah direnovasi, dua tahun kemudian dia berhasil menjual dengan harga sekitar Rp4,2 miliar.
“Tadinya memang bukan untuk dijual hanya dipakai sendiri, tetapi karena ada sesuatu hal, saya jual dan bisa untung lebih dari 100%,” tegasnya.
Pada gelaran Asset Sales Festival di Makassar kali ini, dia mengaku sedang mengincar proyek properti bermasalah senilai Rp8 miliar. Jika dia berhasil memenangkan lelang proyek properti tersebut, maka diperkirakan keuntungannya setelah dijual bisa mencapai 60%-70%. (Baca juga: Minta Wisata Petualangan dan Alam Terbuka Meningkat)
Ardhiansyah menyarankan, bagi para investor dan developer untuk tidak takut mengikuti lelang aset bermasalah yang dijual BTN . Selain menguntungkan karena jauh di bawah harga pasar, dari segi persuratan dan legalitas juga lebih aman.
“Tren lelang sangat menguntungkan buat teman-teman investor, developer, atau mitra bank BTN karena dari segi legalitas dan persuratannya sudah pasti aman,” tegasnya.
Agar bisa mengoptimalkan keuntungan, Ardhiansyah yang merupakan direktur utama PT Arinyzh Utama memberikan tips kepada para investor agar memperhatikan tiga aspek, yakni lokasi, investasi jangka panjang, dan objek yang mau dibeli. “Itu menjadi salah satu pertimbangan saya,” jelas.
Jika tiga aspek tersebut sudah terpenuhi, pria yang berusia 31 tahun ini berani memastikan investor akan bisa meraup keuntungan sekitar 60% hingga 70%. Sedangkan waktu jualnya juga tidak terlalu lama, maksimal tiga bulan sudah laku terjual. (Lihat videonya: Ratusan Pengunjuk Rasa Bakar Gedung Kongres Guatemala)
Tekan NPL
Di sisi lain, Pahala menegaskan, jika lelang atau penjualan aset bermasalah BTN bisa sukses, maka akan bisa menekan rasio non-performing loan (NPL) perseroan. Dengan recovery aset yang baik, pada kuartal ketiga tahun ini perseroan berhasil menurunkan rasio kredit bermasalah atau NPL net di level 2,26% dari posisi pada bulan yang sama tahun sebelumnya yang berada pada level 2,33%. “Akhir tahun 2021 kami harapkan NPL net bisa ditekan di bawah 2%. Sedangkan NPL gross bisa diturunkan di angka di bawah 3,6%,” kata Pahala.
Sebagai informasi, BTN akan terus melakukan penjualan aset-aset bermasalah yang tahun ini nilainya mencapai Rp11,6 triliun. Dari jumlah tersebut, aset yang sudah siap untuk dijual sekitar Rp7 triliun dan ditargetkan tahun ini bisa terjual sekitar Rp2 triliun. (Rakhmat Baihaqi)
(ysw)