Dorong Koperasi dan UKM Kembali Jadi Soko Guru Ekonomi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Koperasi dan UKM sejak Republik ini lahir diharapkan menjadi primadona dan "soko guru" ekonomi bangsa yang berlaku sepanjang zaman, terutama di tengah pandemi Covid-19. Oleh sebab itu, koperasi dan UKM-UMKM perlu didorong terus-menerus sehingga tak hanya berperan 'sekunder' dan 'pinggiran', alias semata-mata mempertahankan diri, namun dapat maju lagi di waktu mendatang.
"Disinilah tantangan nyata bagi kita semua, terutama Kementerian Koperasi dan UKM untuk lebih memaksimalkan peran dan sinergitasnya dengan Kementerian/Lembaga dan stakehokder lainnya, terutama di tengah pandemi Covid-19," tegas Anggota Komisi VI DPR RI FPKB, Marwan Jafar di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Menurut Marwan, peran yang harus terus dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM-UMKM, selain terkait dukungan permodalan, orientasi managemen berbasis enterprenourship, juga terkait inovasi produk usaha dan jaringan pemasaran (digital). "Inilah salah satu bentuk aksi nyata yang ditunggu masyarakat," imbuhnya.
Selanjutnya, Mantan Menteri Desa PDTT ini mendorong perlunya menyiapkan skenario dan langkah-langkah konkrit sebagai berikut: Pertama, Perlunya pemetaan dan klasifikasi koperasi dan UKM-UMKM secara menyeluruh dan detail dengan terus bersinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk dicarikan solusi secara tepat dan cepat sesuai kebutuhan.
Permasalahan paling utama adalah minimnya modal usaha yang berdampak pada minimnya jumlah produksinya sehingga sulit menggenjot omzet. Akar masalah ini sebenarnya sangatlah klasik karena kesulitan dalam mencari modal pembiayaan dari bank karena banyaknya persyaratan yang dinilai berbelit. "BUMN Perbankan harus digandeng untuk mengatasi masalah ini", katanya.
Kedua, Perlunya upgrade pengetahuan dan inovasi usaha bagi pengelola melalui berbagai cara, antara lain Enterpreneurahip Short Course. "Libatkan pihak-pihak seperti kampus-kampus, terutama jurusan ekonomi dan bisnis dan juga para pelaku usaha sukses secara lebih intensif lagi," katanya.
Ketiga, Perlunya intervensi dan fasilitasi pendistribusian dan pemasaran produk yang dibutuhkan pasar lokal maupun internasional.
"Perlu segera menyusun skenario exit strategi pasca pandemi Covid-19 dengan mengktifkan forum-forum pameran produk dengan kerjasama berbagai lembaga, terutama Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, kampus-kampus, pelaku usaha swasta, maupun komunitas lain, baik offline maupun online dengan biaya yang lebih murah", tandasnya.
Karenanya perlu memaksimalkan pemasaran Online dengan kerjasama atau menggandeng Kemenkominfo dan pihak lain agar masifikasi jaringan marketplace di medsos. Keempat, Perlu didorong adanya branding merk produk dan loyalitas pelanggan.
Dalam hal ini, perlu fasilitasi mentor dengan menggandeng pihak-pihak terkait, baik kampus dan pelaku usaha di masing-masing daerah. Dengan strategi tersebut, Marwan optimis keberadaan Koperasi dan UKM/UMKM tetap bertahan di tengah Pandemi Covid-19 dan dapat segera bangkit kembali pasca Pandemi Covid-19.
"Disinilah tantangan nyata bagi kita semua, terutama Kementerian Koperasi dan UKM untuk lebih memaksimalkan peran dan sinergitasnya dengan Kementerian/Lembaga dan stakehokder lainnya, terutama di tengah pandemi Covid-19," tegas Anggota Komisi VI DPR RI FPKB, Marwan Jafar di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Menurut Marwan, peran yang harus terus dilakukan oleh Kementerian Koperasi dan UKM-UMKM, selain terkait dukungan permodalan, orientasi managemen berbasis enterprenourship, juga terkait inovasi produk usaha dan jaringan pemasaran (digital). "Inilah salah satu bentuk aksi nyata yang ditunggu masyarakat," imbuhnya.
Selanjutnya, Mantan Menteri Desa PDTT ini mendorong perlunya menyiapkan skenario dan langkah-langkah konkrit sebagai berikut: Pertama, Perlunya pemetaan dan klasifikasi koperasi dan UKM-UMKM secara menyeluruh dan detail dengan terus bersinergi dengan Kementerian/Lembaga terkait untuk dicarikan solusi secara tepat dan cepat sesuai kebutuhan.
Permasalahan paling utama adalah minimnya modal usaha yang berdampak pada minimnya jumlah produksinya sehingga sulit menggenjot omzet. Akar masalah ini sebenarnya sangatlah klasik karena kesulitan dalam mencari modal pembiayaan dari bank karena banyaknya persyaratan yang dinilai berbelit. "BUMN Perbankan harus digandeng untuk mengatasi masalah ini", katanya.
Kedua, Perlunya upgrade pengetahuan dan inovasi usaha bagi pengelola melalui berbagai cara, antara lain Enterpreneurahip Short Course. "Libatkan pihak-pihak seperti kampus-kampus, terutama jurusan ekonomi dan bisnis dan juga para pelaku usaha sukses secara lebih intensif lagi," katanya.
Ketiga, Perlunya intervensi dan fasilitasi pendistribusian dan pemasaran produk yang dibutuhkan pasar lokal maupun internasional.
"Perlu segera menyusun skenario exit strategi pasca pandemi Covid-19 dengan mengktifkan forum-forum pameran produk dengan kerjasama berbagai lembaga, terutama Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan, kampus-kampus, pelaku usaha swasta, maupun komunitas lain, baik offline maupun online dengan biaya yang lebih murah", tandasnya.
Karenanya perlu memaksimalkan pemasaran Online dengan kerjasama atau menggandeng Kemenkominfo dan pihak lain agar masifikasi jaringan marketplace di medsos. Keempat, Perlu didorong adanya branding merk produk dan loyalitas pelanggan.
Dalam hal ini, perlu fasilitasi mentor dengan menggandeng pihak-pihak terkait, baik kampus dan pelaku usaha di masing-masing daerah. Dengan strategi tersebut, Marwan optimis keberadaan Koperasi dan UKM/UMKM tetap bertahan di tengah Pandemi Covid-19 dan dapat segera bangkit kembali pasca Pandemi Covid-19.
(ant)