Kenalilah Konsumen Secara Digital, Lumayan Bisa Hemat Rp61 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Electronic know your customer (e-KYC) sudah biasa kita dengar pada era digital seperti industri jasa keuangan dan belanja elektronik atau e-commerce . Melalui e-KYC perusahaan dapat mengenal pengguna atau nasabah yang bertransaksi tanpa tatap muka secara langsung dengan penyedia layanan.
Adopsi e-KYC berpotensi menjadi katalis inklusi keuangan di sejumlah negara berkembang. Namun, penerapan e-KYC harus diimbangi perlindungan data pribadi masyarakat. ( Baca juga:Meski Laba Merosot, Maybank Tetap Keukeuh Sebar Dividen )
Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Erdiriyo mengatakan, di India, e-KYC diperkirakan dapat menghemat biaya hingga USD1,3 miliar pada tahun 2021.
"Di indonesia, e-KYC diproyeksikan dapat menghemat biaya sekitar Rp57-61 triliun di sektor fintech dan sekitar Rp2,3 triliun-Rp3,1 triliun di sektor perbankan dalam waktu 10 tahun ke depan," ujar dia saat webinar di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Lebih lanjut Erdiriyo memaparkan, di India, penggunaan e-KYC dengan memanfaatkan identitas nasional (ID) Aadhaar dalam proses onboarding dapat meningkatan akun keuangan dari 48 juta pada 2017 menjadi 138 juta pada 2018. ( Baca juga:Nasehat Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani agar Tidak Iri dengan Tetangga yang Kaya Harta )
Di saat yang sama, Aadhaar melaporkan penghematan biaya e-KYC bagi institusi keuangan dari USD5 menjadi USD 0,7 per pelanggan. Meski demikian, menurut Erdiriyo, digitalisasi e-KYC masih terdapat tantangan. Salah satunya akses verifikasi masih terbatas dan biaya yang masih berbeda-beda.
Adopsi e-KYC berpotensi menjadi katalis inklusi keuangan di sejumlah negara berkembang. Namun, penerapan e-KYC harus diimbangi perlindungan data pribadi masyarakat. ( Baca juga:Meski Laba Merosot, Maybank Tetap Keukeuh Sebar Dividen )
Asisten Deputi Keuangan Inklusif dan Keuangan Syariah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Erdiriyo mengatakan, di India, e-KYC diperkirakan dapat menghemat biaya hingga USD1,3 miliar pada tahun 2021.
"Di indonesia, e-KYC diproyeksikan dapat menghemat biaya sekitar Rp57-61 triliun di sektor fintech dan sekitar Rp2,3 triliun-Rp3,1 triliun di sektor perbankan dalam waktu 10 tahun ke depan," ujar dia saat webinar di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
Lebih lanjut Erdiriyo memaparkan, di India, penggunaan e-KYC dengan memanfaatkan identitas nasional (ID) Aadhaar dalam proses onboarding dapat meningkatan akun keuangan dari 48 juta pada 2017 menjadi 138 juta pada 2018. ( Baca juga:Nasehat Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani agar Tidak Iri dengan Tetangga yang Kaya Harta )
Di saat yang sama, Aadhaar melaporkan penghematan biaya e-KYC bagi institusi keuangan dari USD5 menjadi USD 0,7 per pelanggan. Meski demikian, menurut Erdiriyo, digitalisasi e-KYC masih terdapat tantangan. Salah satunya akses verifikasi masih terbatas dan biaya yang masih berbeda-beda.
(uka)