Freeport Optimis Bisa Raup Pendapatan 870 Juta Dolar AS di 2021

Selasa, 08 Desember 2020 - 10:29 WIB
loading...
A A A
Dari jumlah obligasi tersebut, 3,8 miliar dolar AS untuk membayar divestasi saham Freeport dan 150 juta dolar digunakan untuk transaksi dan kontribusi belanja modal (Capex) dalam pengembangan tambang bawah tanah (underground) PTFI pada 2019-2020.

Kedua, manajemen penerbitan obligasi dengan nilai 2,5 miliar dolar AS pada 2020. Di mana, 1,1 miliar dolar AS akan digunakan untuk membiayai atau membayar kembali sebagian obligasi yang jatuh tempo pada 2021 dan 2023.

"Jadi pada 2021 yang semulanya 1 miliar dolar AS, tersisa 500 juta miliar dolar AS. Jadi tekanan untuk membayar kembali itu kami geser dengan obligasi yang lebih panjang," katanya.

Dalam hitung-hitungan pihaknya, Orias optimis, bila dengan net income PTFI dan deviden yang akan diperoleh, maka pada 2025 atau 2026 proses buyback surat utang yang diterbitkan senilai dari 4 miliar AS bisa dilakukan. Dengan begitu, manajemen perseroan terbebas dari utang.

( )

"Jadi kemampuan membayar pendanaan ke depan itu dari PT Freeport Indonesia itu mencukupi. Dan apabila kita lihat dari cash flow proyeksi pada saat itu, kami memperhitungkan pada 2025 atau 2026 itu buyback dari 4 miliar dolar AS yang kami siapkan itu bisa selesai Pak. Jadi dengan 700 dolar AS sampai 2022, kemudian 1 miliar dolar AS setiap tahunnya, maka pada 2025 atau awal 2026 sebenarnya 4 miliar dolar AS itu bisa tertutup," ujar dia.

Untuk diketahui, dalam penerbitan obligasi pada 2018, ada beberapa yang terlibat sebagai underwriter. Mereka adalah BNP Paribas bank dari Prancis, Citigroup dari AS, MUFH dari Jepang yang bertindak sebagai Koordinator, dan beberapa bank asing lainya. Sementara mitra underwriter yaitu, CIMB, MyBank dari Malaysia, SMBC Nikko dari Jepang, dan Standard Chartered Bank dari Inggris.
(ind)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1092 seconds (0.1#10.140)