Pengusaha Cilik Kian Jadi Sasaran Pendanaan Fintech

Selasa, 08 Desember 2020 - 14:44 WIB
loading...
Pengusaha Cilik Kian Jadi Sasaran Pendanaan Fintech
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) terus berbenah seiring semakin berkembangnya industri fintech peer to peer (P2P) lending di Tanah Air. Kepengurusan AFPI 2020-2023 yang baru terbentuk akan berfokus pada penguatan ekosistem keuangan digital demi meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.

Ketua Umum AFPI Adrian Gunadi mengatakan, fokus asosiasi ke depan adalah terus meningkatkan peran sebagai penyedia layanan pinjaman online (fintech pendanaan) di Tanah Air. ( Baca juga:Solusi Pembiayaan Digital Saat Pandemi, Fintech Lending Didominasi UMKM )

Fintech pendanaan merupakan lembaga keuangan non-bank yang menawarkan solusi keuangan digital yang menjadi bagian dari ekosistem digital dengan menyasar masyarakat yang belum terlayani (underserved) dan UMKM yang belum tersentuh bantuan (underpenetrated) permodalan sektor perbankan.

“Sebagai program AFPI ke depan, demi meningkatkan peran sebagai solusi keuangan digital, para anggota AFPI yang merupakan penyelenggara fintech pendanaan perlu terus memperluas area layanannya hingga ke seluruh wilayah di Tanah Air," kata Adrian secara virtual, di Jakarta, Selasa (8/12/2020).

Peningkatan peran itu tentunya dengan melakukan pemutakhiran sistem credit scoring yang lebih baik, serta berkolaborasi dengan institusi lain yang mendukung penyaluran pinjaman, khususnya ke sektor UMKM. Melalui kolaborasi dengan digital ekosistem, penyelenggara dapat memotret profil risiko UMKM tersebut lebih komprehensif.

Berdasarkan penelitian DailySocial Research yang bekerja sama dengan AFPI, bertajuk Evolving Landscape of Fintech Lending in Indonesia, terungkap bahwa peminjam fintech pendanaan didominasi oleh pelaku UMKM online dan offline. ( Baca juga:Ombudsman Sebut Ada Praktik Korupsi dengan Modus yang Lebih Canggih )

Pada fintech pendanaan klaster syariah sebesar 70% UMKM online, klaster produktif sebesar 42% UMKM offline, dan klaster konsumtif sebesar 64,1% UMKM offline.

“Kepengurusan AFPI yang baru ini diharapkan menjadi tim yang solid untuk menjalankan fokus utama organisasi untuk kemajuan industri, yang tentunya akan mewujudkan harapan bersama demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inklusi keuangan yang meluas,” imbuh Adrian.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1499 seconds (0.1#10.140)