Pembayaran Digital Kian Ngetren di Era Normal Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak dimungkiri telah menjadi katalisator bagi percepatan adaptasi digital perusahaan dan masyarakat di Indonesia. Ini terlihat dari transaksi pembayaran menggunakan uang elektronik yang naik signifikan.
Hal tersebut tidak mengherankan, terlebih dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) banyak masyarakat yang lebih memilih belanja online (e-commerce). Bank Indonesia mencatat, hingga kuartal III/2020, transaksi menggunakan uang elektronik atau digital pada transaksi e-commerce mencapai 42%.
Dengan adanya perubahan pola perilaku dan konsumsi masyarakat, banyak perusahaan ataupun merchant-merchant yang tadinya masih konvensional lantas beradaptasi ke digital termasuk dalam transaksi pembayaran.
( )
Salah satu perusahaan teknologi keuangan (financial technology/fintech) payment gateway, Xendit, mengamini terjadinya peningkatan jumlah merchant maupun pembayaran melalui channel uang elektronik pada masa adaptasi kebiasaan baru alias normal baru (new normal).
"Merchant terus bertambah, dari yang dulunya kita paling dapat 7-8 merchant onboard per hari, setelah bulan April 2020 kita bisa dapat puluhan bahkan ratusan. Pembayaran digital dari sebelumnya puluhan ribu juga sekarang sudah ratusan ribu," ujar Head of Customer Solutions Xendit, Mikiko Steven, di sela peluncuran kerja sama Xendit dengan ShopeePay secara virtual, Kamis (10/12/1010).
Dia pun lantas menjelaskan ihwal kerja sama Xendit dengan ShopeePay, di mana melalui integrasi keduanya maka para pelaku bisnis dapat dengan mudah memanfaatkan saluran pembayaran menggunakan ShopeePay melalui proses integrasi Xendit yang mudah dan cepat.
( )
Selain itu, ShopeePay juga dapat menjangkau lebih banyak merchant rekanan Xendit dari berbagai lini bisnis serta para pelanggan setianya untuk mengakselerasi adopsi pembayaran digital.
"Kami sangat senang Shopeepay sudah membuka jalan untuk integrasi. Dengan bertambahnya kanal pembayaran yang dapat kami provide ke ribuan merchant, kami berharap dapat membantu merchant lebih berkembang lagi ke depannya," tuturnya.
Hal tersebut tidak mengherankan, terlebih dengan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) banyak masyarakat yang lebih memilih belanja online (e-commerce). Bank Indonesia mencatat, hingga kuartal III/2020, transaksi menggunakan uang elektronik atau digital pada transaksi e-commerce mencapai 42%.
Dengan adanya perubahan pola perilaku dan konsumsi masyarakat, banyak perusahaan ataupun merchant-merchant yang tadinya masih konvensional lantas beradaptasi ke digital termasuk dalam transaksi pembayaran.
( )
Salah satu perusahaan teknologi keuangan (financial technology/fintech) payment gateway, Xendit, mengamini terjadinya peningkatan jumlah merchant maupun pembayaran melalui channel uang elektronik pada masa adaptasi kebiasaan baru alias normal baru (new normal).
"Merchant terus bertambah, dari yang dulunya kita paling dapat 7-8 merchant onboard per hari, setelah bulan April 2020 kita bisa dapat puluhan bahkan ratusan. Pembayaran digital dari sebelumnya puluhan ribu juga sekarang sudah ratusan ribu," ujar Head of Customer Solutions Xendit, Mikiko Steven, di sela peluncuran kerja sama Xendit dengan ShopeePay secara virtual, Kamis (10/12/1010).
Dia pun lantas menjelaskan ihwal kerja sama Xendit dengan ShopeePay, di mana melalui integrasi keduanya maka para pelaku bisnis dapat dengan mudah memanfaatkan saluran pembayaran menggunakan ShopeePay melalui proses integrasi Xendit yang mudah dan cepat.
( )
Selain itu, ShopeePay juga dapat menjangkau lebih banyak merchant rekanan Xendit dari berbagai lini bisnis serta para pelanggan setianya untuk mengakselerasi adopsi pembayaran digital.
"Kami sangat senang Shopeepay sudah membuka jalan untuk integrasi. Dengan bertambahnya kanal pembayaran yang dapat kami provide ke ribuan merchant, kami berharap dapat membantu merchant lebih berkembang lagi ke depannya," tuturnya.