ADB Siapkan Rp126 Triliun untuk Pengadaan Vaksin di Negara Berkembang

Jum'at, 11 Desember 2020 - 16:51 WIB
loading...
ADB Siapkan Rp126 Triliun untuk Pengadaan Vaksin di Negara Berkembang
ADB meluncurkan inisiatif vaksin, Asia Pacific Vaccine Access Facility (APVAX) untuk mendukung negara berkembang. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB) meluncurkan inisiatif vaksin, Asia Pacific Vaccine Access Facility (APVAX), senilai USD9 miliar (sekitar Rp126 triliun). Pinjaman tersebut menawarkan dukungan cepat bagi negara berkembang anggotanya seiring upaya negara-negara untuk melakukan pengadaan dan penyediaan vaksin Covid-19 yang efektif dan aman.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, di tengah persiapan berbagai negara berkembang anggota ADB untuk memvaksinasi masyarakatnya sesegera mungkin, negara-negara tersebut memerlukan pembiayaan yang tak sedikit. Itu dibutuhkan untuk dapat melakukan pengadaan vaksin, sekaligus perencanaan dan kemampuan teknis yang sesuai agar dapat menjalankan proses vaksinasi secara aman, adil, dan efisien.

(Baca Juga: Ramalan Ekonomi RI dari ADB, Tambah Mengerikan?)

"PVAX akan berperan penting dalam membantu negara berkembang anggota ADB menghadapi beragam tantangan tersebut, mengatasi pandemi, dan berfokus pada pemulihan ekonomi," kata Masatsugu dalam keterangan resminya, Jumat (11/12/2020).

Lebih dari 14,3 juta kasus positif telah teridentifikasi di kawasan Asia dan Pasifik, dan menyebabkan lebih dari 200.000 kematian. Seiring berlanjutnya pandemi, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang sedang berkembang diproyeksikan terkontraksi 0,4% pada 2020.

Mendorong akses yang aman, adil, dan efektif atas vaksin adalah prioritas tertinggi dalam upaya respons Covid-19 oleh ADB. Program vaksinasi dapat memutus rantai penularan virus, menyelamatkan nyawa, dan memitigasi dampak negatif pada ekonomi akibat pandemi dengan mengembalikan kepercayaan bahwa masyarakat sudah dapat bekerja, bepergian, dan bersosialisasi lagi dengan aman.

APVAX memberikan kerangka menyeluruh dan plafon sumber daya guna mendukung akses vaksin bagi kawasan Asia yang sedang berkembang dengan menggunakan dua komponen yang saling melengkapi. Komponen Respons Cepat (Rapid Response Component) dan Komponen Investasi Proyek (Project Investment Component).

Pembiayaan ADB untuk vaksin akan diberikan dalam koordinasi erat dengan mitra pembangunan lainnya, termasuk Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Covid-19 Vaccines Global Access Facility (COVAX), GAVI serta berbagai mitra bilateral dan multilateral lainnya.

APVAX mendorong agar vaksin yang aman dan efektif dapat diakses secara adil. Agar vaksin dianggap layak untuk pembiayaan, vaksin tersebut harus memenuhi salah satu dari tiga kriteria berikut, yaitu pengadaannya dilakukan melalui COVAX, memperoleh prakualifikasi dari WHO, atau memperoleh izin dari otoritas regulator yang ketat.

Kriteria akses tambahan, seperti adanya kajian kebutuhan vaksin, rencana alokasi vaksin oleh negara berkembang yang bersangkutan, dan mekanisme untuk koordinasi secara efektif di antara mitra pembangunan juga membantu memastikan agar dukungan vaksin berdasarkan APVAX dapat dilaksanakan secara adil dan efektif.

ADB juga menyediakan Fasilitas Impor Vaksin (Vaccine Import Facility) senilai USD500 juta guna mendukung upaya negara berkembang anggota ADB dalam memperoleh vaksin yang aman dan efektif, beserta berbagai barang penunjang distribusi dan inokulasi. Fasilitas ini adalah bagian dari Program Pembiayaan Perdagangan dan Pembiayaan Rantai Pasokan (Trade and Supply Chain Finance Program) dari ADB.

(Baca Juga: Luhut Kasih Bocoran Kapan Vaksinasi Dimulai, Pede Ekonomi RI Pulih di 2021)

Jaminan AAA yang tersedia melalui fasilitas impor vaksin dari program ini akan memitigasi risiko pembayaran dan mempermudah impor barang-barang tersebut. Jaminan ini juga akan menggunakan kriteria kelayakan yang sama untuk vaksin seperti pada COVAX. Pembiayaan bersama (cofinancing) dengan mitra sektor swasta dapat memperbesar Fasilitas Impor hingga mampu mendukung vaksin dan impor terkait senilai USD1 miliar dalam waktu setahun.

Pada bulan April, ADB menyetujui paket senilai USD20 miliar untuk membantu negara berkembang anggotanya dalam mengatasi dampak pandemi dan merampingkan sejumlah prosedur agar bantuan dapat disampaikan dengan lebih cepat dan lebih fleksibel. ADB telah memberikan komitmen sebesar USD14,9 miliar dalam bentuk pinjaman, hibah, dan bantuan teknis, termasuk dukungan anggaran dari Opsi Respons Pandemi Covid-19 (Covid-19 Pandemic Response Option atau CPRO) senilai USD9,9 miliar dan dukungan bagi sektor swasta.

Pada November, ADB mengumumkan tambahan bantuan teknis senilai USD20,3 juta guna membuat sistem yang memungkinkan distribusi vaksin secara efisien dan adil ke seluruh Asia dan Pasifik.

(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1453 seconds (0.1#10.140)