Jurus Pamungkas Peritel

Sabtu, 12 Desember 2020 - 06:22 WIB
loading...
Jurus Pamungkas Peritel
Para peritel memberikan diskon besar-besaran selama sehari. Memanfaatkan platform penjualan digital, para peritel jor-joran menggelar diskon. Foto/Koran SINDO
A A A
JAKARTA - Hari belanja online nasional (Harbolnas) sudah menjadi agenda wajib bagi para penggemar belanja. Para peritel memberikan diskon besar-besaran selama sehari. Memanfaatkan platform penjualan digital, para peritel jor-joran menggelar diskon.

Hampir semua peritel melalui platform penjualan digital yang dimiliki, termasuk e-commerce di Indonesia berlomba-lomba memanjakan para pelanggan dengan banjir promosi, seperti diskon, cashback, flash sale, bahkan memberikan promosi cashback hingga 90%. Banjir diskon itu diberikan lantaran para peritel berharap ada peningkatan pemasukan pada bulan terakhir 2020, setelah sembilan bulan mengalami guncangan akibat pandemi Covid-19. (Baca: Taubat Sebagai Jalan Keluar Masalah)

Platform e-commerce Lazada, misalnya, tidak pernah absen memberikan promosi seperti diskon hingga 90% dan juga membebaskan para pelanggannya dengan biaya kirim. Ditambah lagi, Harbolnas kali ini e-commerce tersebut memberikan voucher belanja kepada konsumennya tanpa minimum pembelanjaan.

Blibli pun tidak mau kalah menawarkan promosi menarik, setelah sebelumnya juga menghelat program Blibli Histeria 10.10 pada Oktober lalu dan berhasil meningkatkan transaksi empat kali lipat year to date(YTD). Harbolnas kali ini, Blibli menawarkan flash sale berbagai produknya.

"Melihat pencapaian yang positif pada bulan lalu, kami optimistis puncak Harbolnas kali ini antusiasme pelanggan tetap tinggi," kata Vice President (VP) Public Relations Blibli Yolanda Nainggolan, di Jakarta, kemarin.

E-commerce Shopee juga ikut meramaikan pesta belanja online dengan tawaran diskon hingga 80%, cashback, dan gratis ongkir sehingga membuat pelanggan betah berbelanja. Adapun BukaLapak menawarkan flash deal 12.12 dengan diskon minimal 20% untuk barang-barang elektronik. (Baca juga: Komisi X Dorong Munculnya Penggerak Literasi Desa)

Animo masyarakat Indonesia akan pesta belanja ini tidak main-main. Sebagai gambaran, berdasarkan survei Nielsen Indonesia, pada Harbolnas 2019 transaksi ritel melalui e-commerce berhasil mencatatkan transaksi hingga Rp9,1 triliun. Lonjakan yang sangat fantastis jika dibandingkan dengan transaksi Harbolnas 2016 yang hanya Rp3,3 triliun. Selain peningkatan transaksi, program Harbolnas ikut merangsang pertumbuhan online seller.

Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Bima Laga menjelaskan, pada prinsipnya setiap marketplace bebas membuat berbagai promosi, seperti Harbolnas maupun lainnya. Ini merupakan salah satu strategi marketing e-commerce. "Kita pun berharap nantinya pesta 12.12 ini berbagai UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) bisa lebih banyak lagi yang ikut mendaftarkan program tersebut. Karena pada Harbolnas tahun lalu, jumlah total transaksi yang dibukukan mencapai Rp9,1 triliun, dari jumlah tersebut 51%-nya didominasi produk lokal," kata Bima kepada KORAN SINDO.

Tahun ini diharapkan akan terjadi peningkatan transaksi di atas pencapaian tahun lalu. Namun, kondisi pandemi yang membuat daya beli melemah tentunya menjadi pertimbangan karena membuat konsumen menahan hasrat untuk berbelanja. Meski demikian, Bima berharap ketika promosi yang ditawarkan cukup tinggi, konsumen terdorong untuk membeli. "Kami optimistis minimal angkanya bisa sama atau bahkan melebihi dari tahun lalu," tambahnya. (Baca juga: Biaya Kesehatan di Indonesia Diperkirakan Naik Pada 2021)

Pada rangkuman transaksi festival belanja tanggal kembar 9.9, 10.10, 11.11 dan 12.12, terbukti menjadi empat hari tersibuk belanja online sepanjang tahun. Lonjakan jumlah transaksi sebesar 2 kali sampai 5 kali lipat daripada hari biasa. Selain itu, riset menunjukkan bahwa produk fashion, kesehatan, dan kecantikan serta peralatan rumah tangga menjadi produk dengan jumlah order tertinggi sepanjang perhelatan terebut.

Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, sebenarnya secara umum barang yang paling banyak dibeli oleh masyarakat secara online, yaitu fashion, termasuk saat Harbolnas, produk ini tetap dicari. "Sebenarnya kalau e-commerce secara umum itu 22% belanja untuk barang pakaian jadi, seperti baju, celana, dan sepatu," ujar Bhima.

Jenis barang kedua yang paling banyak diincar masyarakat melalui e-commerce, yaitu produk elektronik, antara lain smartphone dan perlengkapan rumah tangga. Selanjutnya, barang yang banyak dibeli saat Harbolnas , yaitu perlengkapan bayi dan makanan siap saji. Namun, porsi makanan siap saji relatif kecil dibandingkan fashion dan barang elektronik. (Baca juga: Canggih, India Gunakan Robot untuk Merawat Pasien)

"Ketiga itu barang perlengkapan bayi, banyak juga yang mencari di online. Keempat berkaitan dengan makanan jadi, tetapi itu porsinya tidak terlalu besar," sebut Bhima.

Hal lain yang juga tidak kalah penting dalam berburu diskon Harbolnas adalah hati-hati dengan penipuan. Ada baiknya melakukan survei dahulu terhadap barang yang ingin dibeli berbelanja barang-barang yang memang dibutuhkan. Di mata Sekretaris Pengurus Harian Yayasan Lembaga Indonesia (YLKI) Agus Suyatno, membeli barang dengan harga diskon sebenarnya pembelian yang cerdas. Namun, tawaran diskon sering kali membuat orang-orang justru lengah dan jarang mengecek benar tidaknya diskon terebut.

"Jangan hanya terpaku pada satu toko, lihat juga yang lainnya dan perlu dipertimbangkan juga ongkos kirimnya," ujarnya. (Baca juga: Man City Optimistis Lewati Kutukan Perempat Final)

Meskipun pada tahun ini belum ada laporan tentang kecurangan, pada tahun sebelumnya hal ini kerap terjadi. Dua tahun lalu, misalnya, di salah satu laman jual beli online ada penjual yang menjual celana bayi dengan diskon hingga 90%. Sepintas menarik, tetapi harga awalnya digelembungkan terlebih dahulu mencapai hampir Rp1 juta.

"Rata-rata pemberian diskon dengan menaikkan harga terlebih dahulu sering terjadi. YLKI sering menemukan harga sandang yang dinaikkan terlebih dahulu, misalnya 100%, baru kemudian diberi diskon 50%," kata Agus.

Penjual yang berbuat curang, menurut Agus, dapat dijatuhi sanksi denda maksimal Rp2 miliar atau hukuman kurungan maksimal 5 tahun penjara. Ini karena pelaku usaha tidak jujur, menawarkan barang yang tidak sesuai dengan aslinya.

Berdasarkan catatan YLKI, dari 77 aduan terkait belanja online, sebanyak 16 kasus berkaitan dengan masalah dalam proses pengembalian uang (refund), 13 kasus tentang informasi produk yang tidak sesuai dengan barang, dan sekitar 12 kasus tentang proses pengiriman yang lama. "Di tahun lalu pengaduan ke YLKI terkait belanja online sudah masuk lima besar," tambahnya. (Lihat videonya: HRS Ditetapkan Tersangka)

Sikap cermat dan hati-hati sangat diperlukan untuk menghindari jebakan penipuan seperti kasus tersebut. Pemerintah perlu mengatur transaksi online di masyarakat sehingga kenyamanan dalam berbelanja bisa meningkat. Kasus penipuan ini tidak hanya merugikan masyarakat tetapi juga pelaku usaha yang berbisnis secara jujur. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2625 seconds (0.1#10.140)