Bank Syariah Indonesia, Menuju Top 10 Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Langkah pemerintah menyatukan tiga bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diikuti dengan ambisi besar. Apa itu? Bank Syariah Indonesia Tbk—demikian nama baru bank hasil merger BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah—itu ditarget masuk top 10 dunia.
Target tersebut dipatok Menteri BUMN Erick Thohir dalam video virtual, Rabu (16/12/2020). Ambisi tersebut juga telah ditegaskan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) sehari sebelumnya (15/12) yang menyetujui visi Bank Hasil Penggabungan untuk “Menjadi 10 Bank Syariah Terbesar di Dunia.” (Baca: BUMN Syariah Incar Investor UEA)
Selain menyetujui merger tiga bank syariah BUMN menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), RUPSLB juga memutuskan nama-nama yang menjadi pengurus bank tersebut. Hery Gunardi yang saat ini menjabat ketua project management office merger tiga bank syariah milik BUMN ditetapkan menjadi direktur utama.
"Kita menargetkan bank syariah yang dikonsolidasikan Indonesia ini di tahun 2025 nanti bisa masuk top 10 di dunia," ujar Erick Thohir, di Jakarta, kemarin.
Apa yang disampaikan Erick Thohir tersebut tidak berlebihan. Dari sisi aset, misalnya, Bank Syariah Indonesia akan memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun.
Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan bank baru itu dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam lima tahun ke depan. (Baca juga: Hadis-hadis tentang Doa Mustajab)
Kemarin, Erick Thohir juga meminta Bank Syariah Indonesia mampu memberikan pelayanan dan pendanaan perbankan syariah sebagai salah satu sistem perbankan yang dimiliki dan diminati masyarakat Indonesia. Diingatkan, sebagai negara yang populasi muslimnya terbesar di dunia, Indonesia harus mempunyai sistem perbankan syariah dengan aspek competitiveness yang sangat kuat, yang belum dimiliki Indonesia selama ini.
"Alhamdulillah dengan mergernya bank syariah ini, kita bisa meningkatkan dan memosisikan bank syariah di Indonesia ini bisa top 10 di antara bank-bank besar yang ada di Indonesia," ujar Erick.
Untuk diketahui, Bank Syariah Indonesia akan didukung dengan keberadaan lebih dari 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta didukung 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia. Dengan kekuatan yang dimiliki tersebut, Bank Syariah Indonesia akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial, bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.
Erick Thohir kemudian menuturkan, keberadaan Bank Syariah Indonesia merupakan sebuah alternatif dari sistem perbankan yang ada di Tanah Air saat ini. Sebab, dalam pandangannya, jika berbicara mengenai korporasi atau UMKM, maka juga harus berbicara aspek syariah sebagai salah satu alternatif sistem perbankan. (Baca juga: Tujuh Buku Biografi yang Direkomendasikan Najwa Shihab)
Hal ini, lanjut dia, tak lain adalah untuk mendukung dan memudahkan dukungan daripada modal dan inisiasi para pengusaha, yang akan mengembangkan dan membuka lapangan kerja. "Karena penting sekali di mana pembukaan lapangan kerja tidak bisa bertopang kepada pemerintah atau BUMN saja. Namun, dengan banyaknya pengusaha, pembukaan lapangan kerja juga bisa ditingkatkan," tandasnya.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penandatanganan Akta Penggabungan menunjukkan bahwa merger usaha tiga bank syariah terus berjalan sesuai jadwal. Dia juga menegaskan proses merger yang berlangsung sesuai dengan visi pemerintah untuk menciptakan ekosistem syariah yang lebih mapan dan besar di Indonesia sehingga dapat bermanfaat luas bagi masyarakat.
"Bank hasil merger diharapkan memiliki produk dan SDM yang kompetitif untuk menjawab kebutuhan pasar nasional serta global. Proses ini bisa berjalan berkat kerja keras semua pihak demi perkembangan ekonomi syariah yang lebih baik lagi," ujar pria yang akrab disapa Tiko ini, dalam video conference, kemarin. (Baca juga: Bisa Serang Siapa Saja, Kenali Gejala Radang Usus Buntu)
Dia pun mengungkapkan keyakinannya struktur dan susunan kepengurusan yang sudah ditetapkan telah mencerminkan kebutuhan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. "Demi memastikan proses integrasi berjalan baik serta mulus, kita butuh profesional berpengalaman yang mengerti luar-dalam kondisi dari ketiga bank untuk mengawalnya, " kata dia.
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN serta Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi mengatakan, setelah proses penggabungan tuntas, Bank Syariah Indonesia harus bisa segera bergerak demi mewujudkan visi menjadi salah satu bank syariah terdepan di Indonesia dan dunia.
"Bank Syariah Indonesia harus bisa langsung tancap gas untuk mewujudkan visi sebagai salah satu bank syariah terdepan di Indonesia dan di dunia," ucap Hery.
Dia menuturkan, dengan struktur dan identitas baru ini semakin memicu semangat Bank Syariah Indonesia untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin agar dapat beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat. (Baca juga: 10 Video Paling Trending di YouTube Indonesia Sepanjang 2020)
"Semangat yang ingin kami gaungkan melalui merger ini adalah persatuan. Kami bersatu dalam hasanah, bersatu membawa faedah, dan insya Allah bersatu menjadi berkah. Kami bersatu untuk Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, Hery Gunardi memaparkan, bank hasil penggabungan akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial, bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.
Di segmen ritel, Bank Syariah Indonesia akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, zakat, infak, sedekah, wakaf (Ziswaf), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.
Sementara di segmen korporasi dan wholesale, Bank Syariah Indonesia akan memiliki kemampuan untuk masuk ke sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah. (Baca juga: Juventus Mungkin sedang Menghukum Paolo Dybala)
Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menilai merger tiga bank syariah BUMN, yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah sebagai langkah yang tepat untuk meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia. Akselerasi perkembangan perbankan syariah akan terdorong lebih cepat dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Terlebih lagi, potensi itu didukung pangsa pasar sangat besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. “Ini sangat baik dan bagus dari Pemerintah Indonesia untuk menyediakan bank syariah yang kuat. Apalagi, potensi iklim ekonomi syariah sudah semakin tumbuh dan ada keinginan masyarakat menabung di bank syariah,” tutur Andre, kemarin.
Di sisi lain, dia mengingatkan merger itu nantinya akan menghadapi tantangan. Misalnya, reorganisasi secara besar-besaran di lingkungan ketiga bank tersebut. Namun, dirinya mengingatkan kepada pemerintah agar menjamin tidak adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. “Catatan yang paling penting, tentu tidak boleh ada PHK atau pengurangan karyawan. Itu catatan penting bagi kami,” tandasnya. (Baca juga: Indonesia Bisa Menjadi Kekuatan Kakao Baru di Dunia)
Pengamat ekonomi syariah Azis Budi Setiawan mengatakan, merger ini sebenarnya aspirasi yang sudah berkembang lama. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas bank syariah di Indonesia. Tentu saja, langsung mengerek skala aset dan ekonomi. Dalam jangka panjang akan membuat bank syariah lebih kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Skala besar akan bermanfaat untuk memperluas jaringan, teknologi, dan menarik sumber daya manusia (SDM) terbaik. Investasi teknologi dan peningkatan layanan digital banking yang sudah menjadi konsen dari semua bank. Itu membutuhkan investasi yang besar. Itu sangat sulit jika bank syariah tidak besar,” ujarnya, saat dihubungi KORAN SINDO, Rabu (16/12/2020).
Azis menerangkan selama ini hanya bank-bank besar yang mempunyai jaringan dan layanan hingga ke daerah pelosok. Sementara itu, bank-bank kecil hanya berkutat di kota-kota besar. Pasar di tingkat kecamatan ini potensial untuk digarap oleh bank syariah. Namun, Bank Syariah Indonesia ini harus memiliki rencana bisnis yang baik. (Lihat videonya: Menikmati Taman Bunga Celosia di Banyumas)
“Satu lagi tantangannya, visi pemerintah yang menginginkan keuangan syariah Indonesia menjadi hub internasional. Hal ini belum ada terobosan yang signifikan untuk meningkatkan market share. Merger ini sifatnya hanya menggabungkan, tapi belum menambah market share,” tuturnya. (Rina ANggraeni/Aditya Pratama/Faorick Pakpahan/F.W Bahtiar)
Target tersebut dipatok Menteri BUMN Erick Thohir dalam video virtual, Rabu (16/12/2020). Ambisi tersebut juga telah ditegaskan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) sehari sebelumnya (15/12) yang menyetujui visi Bank Hasil Penggabungan untuk “Menjadi 10 Bank Syariah Terbesar di Dunia.” (Baca: BUMN Syariah Incar Investor UEA)
Selain menyetujui merger tiga bank syariah BUMN menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), RUPSLB juga memutuskan nama-nama yang menjadi pengurus bank tersebut. Hery Gunardi yang saat ini menjabat ketua project management office merger tiga bank syariah milik BUMN ditetapkan menjadi direktur utama.
"Kita menargetkan bank syariah yang dikonsolidasikan Indonesia ini di tahun 2025 nanti bisa masuk top 10 di dunia," ujar Erick Thohir, di Jakarta, kemarin.
Apa yang disampaikan Erick Thohir tersebut tidak berlebihan. Dari sisi aset, misalnya, Bank Syariah Indonesia akan memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun.
Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan bank baru itu dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan top 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam lima tahun ke depan. (Baca juga: Hadis-hadis tentang Doa Mustajab)
Kemarin, Erick Thohir juga meminta Bank Syariah Indonesia mampu memberikan pelayanan dan pendanaan perbankan syariah sebagai salah satu sistem perbankan yang dimiliki dan diminati masyarakat Indonesia. Diingatkan, sebagai negara yang populasi muslimnya terbesar di dunia, Indonesia harus mempunyai sistem perbankan syariah dengan aspek competitiveness yang sangat kuat, yang belum dimiliki Indonesia selama ini.
"Alhamdulillah dengan mergernya bank syariah ini, kita bisa meningkatkan dan memosisikan bank syariah di Indonesia ini bisa top 10 di antara bank-bank besar yang ada di Indonesia," ujar Erick.
Untuk diketahui, Bank Syariah Indonesia akan didukung dengan keberadaan lebih dari 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta didukung 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia. Dengan kekuatan yang dimiliki tersebut, Bank Syariah Indonesia akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial, bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.
Erick Thohir kemudian menuturkan, keberadaan Bank Syariah Indonesia merupakan sebuah alternatif dari sistem perbankan yang ada di Tanah Air saat ini. Sebab, dalam pandangannya, jika berbicara mengenai korporasi atau UMKM, maka juga harus berbicara aspek syariah sebagai salah satu alternatif sistem perbankan. (Baca juga: Tujuh Buku Biografi yang Direkomendasikan Najwa Shihab)
Hal ini, lanjut dia, tak lain adalah untuk mendukung dan memudahkan dukungan daripada modal dan inisiasi para pengusaha, yang akan mengembangkan dan membuka lapangan kerja. "Karena penting sekali di mana pembukaan lapangan kerja tidak bisa bertopang kepada pemerintah atau BUMN saja. Namun, dengan banyaknya pengusaha, pembukaan lapangan kerja juga bisa ditingkatkan," tandasnya.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penandatanganan Akta Penggabungan menunjukkan bahwa merger usaha tiga bank syariah terus berjalan sesuai jadwal. Dia juga menegaskan proses merger yang berlangsung sesuai dengan visi pemerintah untuk menciptakan ekosistem syariah yang lebih mapan dan besar di Indonesia sehingga dapat bermanfaat luas bagi masyarakat.
"Bank hasil merger diharapkan memiliki produk dan SDM yang kompetitif untuk menjawab kebutuhan pasar nasional serta global. Proses ini bisa berjalan berkat kerja keras semua pihak demi perkembangan ekonomi syariah yang lebih baik lagi," ujar pria yang akrab disapa Tiko ini, dalam video conference, kemarin. (Baca juga: Bisa Serang Siapa Saja, Kenali Gejala Radang Usus Buntu)
Dia pun mengungkapkan keyakinannya struktur dan susunan kepengurusan yang sudah ditetapkan telah mencerminkan kebutuhan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. "Demi memastikan proses integrasi berjalan baik serta mulus, kita butuh profesional berpengalaman yang mengerti luar-dalam kondisi dari ketiga bank untuk mengawalnya, " kata dia.
Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN serta Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Hery Gunardi mengatakan, setelah proses penggabungan tuntas, Bank Syariah Indonesia harus bisa segera bergerak demi mewujudkan visi menjadi salah satu bank syariah terdepan di Indonesia dan dunia.
"Bank Syariah Indonesia harus bisa langsung tancap gas untuk mewujudkan visi sebagai salah satu bank syariah terdepan di Indonesia dan di dunia," ucap Hery.
Dia menuturkan, dengan struktur dan identitas baru ini semakin memicu semangat Bank Syariah Indonesia untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin agar dapat beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat. (Baca juga: 10 Video Paling Trending di YouTube Indonesia Sepanjang 2020)
"Semangat yang ingin kami gaungkan melalui merger ini adalah persatuan. Kami bersatu dalam hasanah, bersatu membawa faedah, dan insya Allah bersatu menjadi berkah. Kami bersatu untuk Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, Hery Gunardi memaparkan, bank hasil penggabungan akan mampu memberikan layanan finansial berbasis syariah, layanan sosial, bahkan spiritual bagi lebih banyak nasabah.
Di segmen ritel, Bank Syariah Indonesia akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, zakat, infak, sedekah, wakaf (Ziswaf), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.
Sementara di segmen korporasi dan wholesale, Bank Syariah Indonesia akan memiliki kemampuan untuk masuk ke sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah. (Baca juga: Juventus Mungkin sedang Menghukum Paolo Dybala)
Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menilai merger tiga bank syariah BUMN, yakni BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BNI Syariah sebagai langkah yang tepat untuk meningkatkan ekonomi syariah di Indonesia. Akselerasi perkembangan perbankan syariah akan terdorong lebih cepat dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Terlebih lagi, potensi itu didukung pangsa pasar sangat besar dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. “Ini sangat baik dan bagus dari Pemerintah Indonesia untuk menyediakan bank syariah yang kuat. Apalagi, potensi iklim ekonomi syariah sudah semakin tumbuh dan ada keinginan masyarakat menabung di bank syariah,” tutur Andre, kemarin.
Di sisi lain, dia mengingatkan merger itu nantinya akan menghadapi tantangan. Misalnya, reorganisasi secara besar-besaran di lingkungan ketiga bank tersebut. Namun, dirinya mengingatkan kepada pemerintah agar menjamin tidak adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. “Catatan yang paling penting, tentu tidak boleh ada PHK atau pengurangan karyawan. Itu catatan penting bagi kami,” tandasnya. (Baca juga: Indonesia Bisa Menjadi Kekuatan Kakao Baru di Dunia)
Pengamat ekonomi syariah Azis Budi Setiawan mengatakan, merger ini sebenarnya aspirasi yang sudah berkembang lama. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas bank syariah di Indonesia. Tentu saja, langsung mengerek skala aset dan ekonomi. Dalam jangka panjang akan membuat bank syariah lebih kompetitif, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Skala besar akan bermanfaat untuk memperluas jaringan, teknologi, dan menarik sumber daya manusia (SDM) terbaik. Investasi teknologi dan peningkatan layanan digital banking yang sudah menjadi konsen dari semua bank. Itu membutuhkan investasi yang besar. Itu sangat sulit jika bank syariah tidak besar,” ujarnya, saat dihubungi KORAN SINDO, Rabu (16/12/2020).
Azis menerangkan selama ini hanya bank-bank besar yang mempunyai jaringan dan layanan hingga ke daerah pelosok. Sementara itu, bank-bank kecil hanya berkutat di kota-kota besar. Pasar di tingkat kecamatan ini potensial untuk digarap oleh bank syariah. Namun, Bank Syariah Indonesia ini harus memiliki rencana bisnis yang baik. (Lihat videonya: Menikmati Taman Bunga Celosia di Banyumas)
“Satu lagi tantangannya, visi pemerintah yang menginginkan keuangan syariah Indonesia menjadi hub internasional. Hal ini belum ada terobosan yang signifikan untuk meningkatkan market share. Merger ini sifatnya hanya menggabungkan, tapi belum menambah market share,” tuturnya. (Rina ANggraeni/Aditya Pratama/Faorick Pakpahan/F.W Bahtiar)
(ysw)