Cegah Karhutla, Optimalkan Tanaman Sela di Sekitar Perkebunan

Kamis, 17 Desember 2020 - 20:27 WIB
loading...
Cegah Karhutla, Optimalkan Tanaman Sela di Sekitar Perkebunan
Petugas berupaya memadamkan kebakaran hutan. (Foto: Dok. Sindonews)
A A A
JAKARTA - Upaya pencegahan dinilai merupakan langkah yang paling ampuh dan efisien untuk menyelesaikan persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang selama ini terjadi di Indonesia. Salah satu caranya, yakni melalui intensifikasi budidaya tanaman di sekitar perkebunan.

Dengan demikian, masyarakat bisa menambah pendapatan dalam waktu singkat dari budidaya tanaman sela tersebut. Model ini merupakan hasil kajian yang dilakukan Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Bappenas.

(Baca juga:Dampak Penegakan Hukum Tanpa Kompromi, Karhutla Menurun hingga 66,13 Persen)

“Kami usulkan ada tindakan yang sifatnya preventif mencegah karhutla denganmemberdayakan lahan milik petani untuk dikelola. Jadi tidak hanya monokultur sawit, tapi diintegrasikan dengan tanaman lain yang memungkinkan,” kata Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono pada webinar Strategi Multipihak Industri Sawit Cegah Karhutla, Kamis (17/12/2020).

Intervensi tanaman sela tersebut, bukan hanya pada lahan perkebunan yang sudah ditanami. Namun, juga pada lahan terbengkalai atau tidak segera dibuka untuk perkebunan sawit. Intervensi tanaman sela itu, bisa tanaman pangan ataupun hortikultura.

(Baca juga:Karhutla Menurun Drastis, Penegakan Hukum Efektif Ditekan Hingga 66%)

Dengan cara ini Kasdi berharap, masyarakat juga akan menjaga lahan dan kebun. Karena tidak mungkin setelah ada tanaman, mereka akan membakar kebun/lahan.

Kasdi menegaskan, strategi yang pemerintah lakukan untuk mengatasi karhutla adalah jangan sampai mengganggu industri sawit. Sebab, saat perkebunan sawit tidak lepas dari pembukaan lahan.

(Baca juga:Siti Nurbaya Tegaskan Sinergi Jadi Cara Ampuh Cegah Karhutla)

“Kami juga berharap perusahaan multinasional sawit bisa memfasilitasi supaya dalam mengelola lahan tidak tebang-bakar, tapi sesuai kaidah yang berlaku,” katanya.

Sementara itu, CEO Minamas Plantation Shamsuddin Muhammad mengatakan salah satu upaya mitigasi mencegah karhutla adalah mengajak masyarakat sekitar hutan untuk berpartisipasi. Misalnya dengan membangun komunitas Desa Mandiri Cegah Api (DMCA).

(Baca juga:Tercatat 321 Kejadian Karhutla Melanda Sepanjang 2020, Ini Mitigasi BNPB)

Menurut Shamsuddin, pihaknya telah bekerjasama dengan masyarakat di sekitar perkebunan sawit membuat DMCA, bukan hanya mengurangi kebakaran hutan, tapi dapat menaikkan taraf hidup penduduk. Saat ini pihaknya sudah membangun 34 DMCA di enam provinsi seluruh Indonesia, dan terakhir di Kecamatan Marau.

“DMCA ini kita mengajak masyarakat ikut serta mencegah kebakaran lahan. Kita juga memberikan reward bagi masyarakat yang dapat mengurangi kebakaran secara drastis,” kata Shamduddin.

(Baca juga:Satgas TMMD 1015/Sampit Sosialisasi Bahaya Karhutla)

Kegiatan DMCA menurut Shamsuddin, misalnya dengan kegiatan pertanian dan peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Misalnya memberikan pelatihan masyarakat budidaya hidroponik. Untuk kegiatan tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Universitas Riau, Universitas Jambi, Univesitas Sriwijaya, Universitas Palangka Raya dan Universitas Lambung Mangkurat.

“Selain karena faktor cuaca yang bagus, sehingga resiko karhutla berkurang. Sistem kita dengan DMCA yang bekerjasama dengan masyarakat sekeliling kebun sawit membantu mencegah karhutla tahun ini,” tuturnya.

(Baca juga:Tanggulangi Karhutla dengan Teknologi Aplikasi, Kapolda Riau Raih Indonesia Awards 2020)

Untuk mengatasi karhutla, Ditjen Perkebunan telah melakukan beberapa upaya. Menurut Kasubdit Gangguan Usaha, DPI dan Pencegahan Kebakaran Ditjen Perkebunan, Iswanto, pemerintah sudah membentuk Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) di daerah rawan kebakaran dan membentuk Brigade Kebakaran Lahan Perkebunan (Karlabun).

“Saat ini sudah 71 brigade yang berada di provinsi dan kabupaten dan 142 KTPA. Kami telah memfasilitasi parasana dan saran bagi Brigade dan KPTA untuk mengendalikan kebaran kebun dan lahan,” katanya.

Bahkan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, untuk mencegah pembakaran lahan, pemerintah memberikan bantuan kopi liberika pada KPTA. Harapannya dengan bantuan bibit kopi, petani akan menjaga dan merawat lahannya. “Bersama dengan Ditjen PSP kami juga memberikan bantuan traktor roda dua dan empat yang dikelola Brigade Alsintan di kabupaten,” tuturnya.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1129 seconds (0.1#10.140)