BUMN Sinergi Bangun Pabrik Paracetamol Berkapasitas 3.800 TPA
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) bersinergi dengan PT Kimia Farma Tbk (PT KF) mengembangkan proyek produksi paracetamol dari benzene dalam rangka mendukung kemandirian farmasi di dalam negeri.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Pokok-pokok Perjanjian (Heads of Agreement/HoA) Pengembangan Proyek Produksi Paracetamol dari Benzene oleh Direktur Utama PT KPI, Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Pertamina Persero, Nicke Widyawati serta Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir di Jakarta pada Rabu (30/12).
(Baca Juga: Tekan Impor, Erick Thohir Bakal Bangun Pabrik Paracetamol)
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, ini langkah terobosan yang ditempuh Pertamina, melalui PT KPI dan PT KF, yang berencana untuk membangun pabrik farmasi paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per annum (TPA) sebagai turunan produk petrokimia, yaitu benzene.
“Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” kata Pahala di Jakarta, Kamis (31/12/2020).
Kementerian BUMN juga mengapresiasi langkah sinergi BUMN ini karena kerja sama ini tidak hanya dapat mengurangi impor bahan baku produksi obat, tetapi juga mendorong optimalisasi produk kilang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga mengungkapkan bahwa PT KPI dan PT KF bekerja sama dalam mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia, yaitu benzene dan propylene yang berasal dari kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap untuk dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi, salah satunya paracetamol.
“Melalui HoA antara PT KPI dan PT Kimia Farma, kedua belah pihak akan melanjutkan kajian skema kerja sama bisnis, berdasarkan hasil dari Joint Study yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kajian tersebut meliputi penyediaan bahan baku yaitu benzene; rencana offtake produk; skema traksaksi; dan kajian komersial,” sambung Nicke.
Nicke menambahkan, inisiasi proyek ini tidak terlepas dari fakta bahwa produk farmasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia.
Pada 2019 lalu, angka permintaan industri farmasi nasional telah tumbuh hingga Rp88,6 triliun. "Namun, 95% dari kebutuhan bahan baku obat masih dipenuhi dari impor," katanya.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan Pokok-pokok Perjanjian (Heads of Agreement/HoA) Pengembangan Proyek Produksi Paracetamol dari Benzene oleh Direktur Utama PT KPI, Ignatius Tallulembang dan Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo disaksikan oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, Direktur Utama PT Pertamina Persero, Nicke Widyawati serta Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir di Jakarta pada Rabu (30/12).
(Baca Juga: Tekan Impor, Erick Thohir Bakal Bangun Pabrik Paracetamol)
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, ini langkah terobosan yang ditempuh Pertamina, melalui PT KPI dan PT KF, yang berencana untuk membangun pabrik farmasi paracetamol dengan kapasitas 3.800 ton per annum (TPA) sebagai turunan produk petrokimia, yaitu benzene.
“Hingga hari ini, kita ketahui bersama dan kita sama-sama belajar bahwa di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kesehatan menjadi modal utama yang tidak terpisahkan dalam rangka memulihkan ekonomi nasional,” kata Pahala di Jakarta, Kamis (31/12/2020).
Kementerian BUMN juga mengapresiasi langkah sinergi BUMN ini karena kerja sama ini tidak hanya dapat mengurangi impor bahan baku produksi obat, tetapi juga mendorong optimalisasi produk kilang.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga mengungkapkan bahwa PT KPI dan PT KF bekerja sama dalam mengolah lebih lanjut salah satu produk petrokimia, yaitu benzene dan propylene yang berasal dari kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap untuk dapat dikembangkan dan diproduksi menjadi Para Amino Fenol (PAF) yang akan menjadi bahan baku farmasi, salah satunya paracetamol.
“Melalui HoA antara PT KPI dan PT Kimia Farma, kedua belah pihak akan melanjutkan kajian skema kerja sama bisnis, berdasarkan hasil dari Joint Study yang telah dilaksanakan sebelumnya. Kajian tersebut meliputi penyediaan bahan baku yaitu benzene; rencana offtake produk; skema traksaksi; dan kajian komersial,” sambung Nicke.
Nicke menambahkan, inisiasi proyek ini tidak terlepas dari fakta bahwa produk farmasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat esensial dalam menjamin kesehatan masyarakat Indonesia.
Pada 2019 lalu, angka permintaan industri farmasi nasional telah tumbuh hingga Rp88,6 triliun. "Namun, 95% dari kebutuhan bahan baku obat masih dipenuhi dari impor," katanya.