Dibayangi Varian Virus Corona Baru, Harga Minyak Masih Tiarap di 2021

Jum'at, 01 Januari 2021 - 06:00 WIB
loading...
Dibayangi Varian Virus...
Harga minyak diperkirakan tak banyak mengalami pemulihan di tahun 2021 akibat ancaman varian virus Corona baru. Foto/Ilustrasi
A A A
BENGALURU - Hasil jajak pendapat Reuters memperkirakan tahun baru tidak banyak berdampak pada pemulihan harga minyak. Penyebabnya, varian virus Corona baru dan pembatasan perjalanan yang ditimbulkannya akan menekan permintaan bahan bakar yang sudah melemah.

Jajak pendapat dari 39 ekonom dan analis yang dilakukan pada paruh kedua bulan Desember tersebut memperkirakan harga minyak mentah Brent akan berada pada level rata-rata USD50,67 per barel di tahun 2021.

(Baca Juga: Amerika Serikat Deteksi Kasus Pertama Varian Baru Covid-19)

Angka itu naik dari jajak pendapat bulan sebelumnya yang memperkirakan harga rata-rata di 2021 sebesar USD49,35 per barel. Akan tetapi, angka itu sedikit berubah dari perdagangan Brent di sekitar USD51 pada Kamis (31/12/2020) lalu.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS diperkirakan rata-rata USD47,45 per barel pada 2021. Angka ini juga naik dari konsensus pada November di USD46,40 per barel, tetapi sedikit berubah dari hasil perdagangan WTI pada Kamis di dekat level USD48 per barel.

Varian baru virus Corona yang terdeteksi di Inggris bulan akhir tahun 2020 meningkatkan risiko pembatasan baru dan perintah untuk tinggal di rumah, yang bersama dengan peluncuran bertahap vaksin, dapat membatasi kenaikan harga lebih lanjut.

Para analis menilai, pemulihan permintaan minyak akan bergantung pada kecepatan penyebaran vaksin yang sedang dikembangkan untuk memerangi virus. Bahkan, sejumlah analis memperkirakan permintaan tidak ada kembali ke tingkat sebelum pandemi sebelum akhir 2022 atau 2023.

"Strain virus baru mungkin mempersulit prospek dan menyebabkan penguncian yang lebih keras yang akan melumpuhkan prospek permintaan minyak mentah untuk kuartal pertama," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA yang dikutip Reuters.

"Langkah-langkah penguncian tambahan dan gerakan OPEC + yang hati-hati dalam meningkatkan output akan menjadi titik fokus untuk paruh pertama tahun ini," imbuhnya.

(Baca Juga: India Temukan Enam Kasus Varian Baru Virus Corona)

Produsen OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, yang disebut OPEC + telah setuju untuk melonggarkan pengurangan produksi mereka sebesar 500.000 barel per hari mulai Januari. OPEC + dijadwalkan bertemu pada 4 Januari untuk membahas kebijakan, termasuk kemungkinan pelonggaran tambahan 500.000 barel per hari pada Februari.

"Jika OPEC + mengendurkan pengurangan produksi terlalu cepat, ada ancaman kemunduran harga. Tetapi jika terlalu berhati-hati (dan harga naik secara signifikan), keretakan bisa muncul dan produksi minyak serpih AS bisa naik lagi," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch.

Kontrak berjangka Brent dan WTI turun lebih dari 20% tahun ini meskipun Brent telah naik lebih dari tiga kali lipat sejak April, ketika mencapai level terendah lebih dari 20 tahun di USD15,98 per barel.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
Harga Pangan Makin Mahal...
Harga Pangan Makin Mahal Jelang Ramadan: Cabai, Minyak dan Beras Meroket
Harga Pangan Jelang...
Harga Pangan Jelang Ramadan: Bawang, Cabai, dan Minyak Kompak Naik
PHK Raksasa Minyak Terus...
PHK Raksasa Minyak Terus Berlanjut, Chevron Bakal Pecat 8.000 Karyawan
Ditekan Barat, India...
Ditekan Barat, India Tolak Kapal Tanker Minyak dari Rusia
Rusia Diskon Minyak...
Rusia Diskon Minyak Besar-besaran, China Dapat Tawaran Menggiurkan
Ulah Pemimpin Kartel,...
Ulah Pemimpin Kartel, Pasokan Minyak Arab Saudi ke China Drop
Arab Saudi Bakal Kerek...
Arab Saudi Bakal Kerek Harga Minyak Mentah ke Asia hingga Level Tertinggi
Indonesia Ingin Borong...
Indonesia Ingin Borong Minyak Rusia, Tak Gubris Ancaman Trump
Rekomendasi
Nurul Arifin: Tidak...
Nurul Arifin: Tidak Ada Alasan bagi Letkol Teddy Mundur dari TNI karena Menjabat Seskab
Kondisi Genetik Langka,...
Kondisi Genetik Langka, Gadis Ini Tak Merasakan Sakit Bahkan usai Ditabrak Mobil
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Berita Terkini
Sri Mulyani Memohon...
Sri Mulyani Memohon Penurunan Penerimaan Pajak Tak Didramatisir
9 menit yang lalu
THR PNS Cair 17 Maret...
THR PNS Cair 17 Maret 2025 , Pemerintah Siapkan Anggaran Rp49,9 Triliun
31 menit yang lalu
Realisasi Program Makan...
Realisasi Program Makan Bergizi Gratis Capai Rp710,5 Miliar, Jangkau 2 Juta Penerima
1 jam yang lalu
Pabrik MinyaKita Tak...
Pabrik MinyaKita Tak Sesuai Takaran Resmi Ditutup, Ini Pemiliknya
1 jam yang lalu
TBS Energi Tumbuh Positif...
TBS Energi Tumbuh Positif di Tengah Transformasi Bisnis Berkelanjutan
1 jam yang lalu
Berapa THR yang Diterima...
Berapa THR yang Diterima PPPK 2025? Cek Kisaran Tanggal Pencairannya
2 jam yang lalu
Infografis
Kemenkes Imbau Masyarakat...
Kemenkes Imbau Masyarakat Waspada, Virus HMPV Merebak di China
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved