Merger Unicorn Rawan Monopoli

Rabu, 06 Januari 2021 - 08:25 WIB
loading...
Merger Unicorn Rawan Monopoli
Gojek dan Tokopedia dikabarkan bakal merger. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA- Merger atau penggabungan perusahaan berbasis aplikasi digital kategori unicorn dinilai rawan melakukan monopoli dalam kegiatan usaha. Untuk itu pemerintah perlu segera membuat aturan main yang adil, sehingga tidak merugikan merchant dan konsumen.

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, pemerintah khususnya KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) harus mencermati tren monopoli yang berujung pada kerugian merchant dan konsumen. Para pesaing akan berguguran dan pemain baru sulit masuk.

"Kemungkinan besar mereka jadi semena-mena menerapkan pungutan ke merchant atau konsumen. Dalam jangka pendek belum terlihat, tapi perilaku monopoli di industri apapun cenderung semena-mena," ujar Bhima di Jakarta, kemarin. (Baca juga:Terungkap! Persahabatan Bos Gojek & Tokopedia Jadi Alasan Merger)

Dia mengingatkan, khususnya dalam konteks bisnis digital ada risiko lebih besar bila para pemain yang monopoli modalnya dikuasai investor asing. "Ini akan lebih berbahaya karena bisa penetrasi produk impor. Ini sudah kejadian di marketplace. Jadi kepada KPPU tolong buat kajian yang serius untuk cegah praktik monopoli di bisnis digital," katanya.

Merger Gojek-Tokopedia

Di sisi lain, publik dikejutkan dengan rumor adanya rencana merger antara Gojek dengan Tokopedia. Gojek dan Tokopedia dikabarkan sedang dalam pembicaraan terkait kemungkinan melakukan merger. Jika benar, keputusan merger itu akan menggabungkan dua startup paling bernilai di Indonesia. Dua raksasa startup ini kabarnya telah menandatangani lembar persyaratan terperinci untuk melakukan uji tuntas bisnis masing-masing, demikian menurut laporan Bloomberg, kemarin.

Kedua belah pihak sedang melihat potensi sinergi dan ingin menutup kesepakatan secepat mungkin dalam beberapa bulan mendatang, kata sebuah sumber. Bergabungnya dua entitas ini diprediksi akan menciptakan valuasi gabungan keduanya menjadi USD18 miliar atau sekitar Rp250 triliun.

Bisnis keduanya akan sangat luas. Berkisar dari pemesanan kendaraan, pembayaran, hingga belanja dan pengiriman secara online. Gojek dan Tokopedia sendiri diisukan telah mempertimbangkan potensi merger sejak 2018. Tetapi diskusi dipercepat setelah pembicaraan kesepakatan antara Gojek dan Grab Holdings Inc menemui jalan buntu.

Dikonfirmasi mengenai isu merger Gojek-Tokopedia kedua manajemen enggan memberikan komentar. "Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap rumor dan spekulasi di pasar," jelas Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Senada dengan Gojek, pihak perwakilan Tokopedia juga mengatakan hal serupa. "Kami tidak dapat memberikan komentar terhadap spekulasi dan rumor pasar," kata Perwakilan Tokopedia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4257 seconds (0.1#10.140)