Properti Khusus Kebutuhan Logistik Meningkat Tahun 2021

Rabu, 06 Januari 2021 - 16:22 WIB
loading...
Properti Khusus Kebutuhan...
Gudang-gudang logisitik di kawasan industri perlu terus ditingkatkan agar lebih berdaya saing. (Foto: Dok/Kemenperin.go.id)
A A A
PEMBATASAN aktivitas masyarakat pada masa pandemi Covid-19 membuat belanja online jadi alternatif yang menyebabkan ekonomi tetap bergerak. Beberapa sektor bisnis pun terbantu sistem ini, termasuk properti logistik.

Pengamat properti Anton Sitorus mengatakan, meski pertumbuhannya luar biasa, saat ini ekosistem rantai pasok di Indonesia masih kekurangan pendukung pertumbuhan.Sesuai Laporan Bank Dunia 2018, Indeks Kinerja Logistik Indonesia hanya 3,2 dari 6. Masalah itu menempatkan Indonesia pada peringkat rendah. Kekurangan infrastruktur transportasi dan kebijakan yang rumit juga turut mengakibatkan biaya tinggi. Dalam hal daya saing dan efisiensi,sektor logistik Tanah Air masih di belakang negara tetangga Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

"Permintaan ruang logistik membuat ketertarikan perusahaan lokal, investor asing, dan para pengembang untuk bersaing mengambil keuntungan sebagai penggerak pertama meningkat," ujar Anton sesuai laporan Savills Indonesia.

Bagaimana sesungguhnya kondisi logistik di Indonesia? Salah satu pendorong integral pertumbuhan sektor logistik Indonesia adalah dari kegiatan impor dan ekspor. Namun, pada2019 angka ekspor Indonesia hanya USD167 miliar dan angka impornya USD170 miliar. Nilai itu turun sekitar 8% dari jumlah eksporIndonesia pada 2018 yang mencapai USD180 miliar danimpor USD188 miliar.

Meski menurun dari tahun sebelumnya, Indonesia masih menempati urutan kelima di ASEAN di belakang Singapura, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Nilai ekspor dan impor Indonesia juga menjadi cerminan dari indeks kinerja logistik saat ini.

"Dengan indeks kinerja logistik, kami dapat mengidentifikasi dan membandingkan perdagangan dan kualitas logistik dengan negara lain. Dengan skor totaldari 3,15, Kinerja Indeks Logistik Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga," ungkapnya.

Singapura menjadi negara dengan peringkat tertinggi di ASEAN, mencetak skor 4 yang berarti unggul pada ketepatan waktu dan kompetensi logistik. Beberapa aspek yang membutuhkan penyesuaian adalah efisiensi proses pembersihan dan perdagangan, serta transportasi infrastruktur terkait.

Untuk ketepatan waktu logistik Indonesia setara dengan Vietnam yang menempati peringkiat ketigadi kawasan ASEAN dengan skor 3,67. Namun, skor ketepatan waktu Indonesiamenunjukkan peningkatan dibandingkan skornya pada 2016 di mana Indonesia mendapat nilai 3,46. Peningkatan ini sebagian dipengaruhi oleh pertumbuhan gudang dan fasilitas logistik di seluruh Indonesia.

Laporan Savills Indonesia juga menyebut bahwa gudang modern pun terus tumbuh dan mendapatkan minat kuat dariinvestor lokal dan asing karena membantu perusahaan e-commercememotong biaya logistik dan penanganan produk. Pemain internasional terkemuka yang mengembangkan gudang modern
adalah LOGOS membangun gudang modern pertama di Bekasi.Di sisi lain, pemain lokal seperti Mega Manunggal Property membangun gudang modern di Bekasi, Bogor, dan Depok.

Tentu setelah meningkatnya permintaan gudang, harga tanah pun meningkat karena pembangunan akan terus berkembang. Saat ini, rata-rata harga lahan industri di Jabodetabek adalah Rp3.826.000 per persegi meter, nilai tersebut 40% lebih tinggi dari 2017 yang mencapai Rp2.712.500.Sementara itu, permintaan sewa gudang di Jabodetabek rata-rata sekitar Rp56.000 per meter persegi, sedangkan harga yang diminta untuk gudang di kawasan prima saat ini mencapai Rp80.000 per meter persegi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1691 seconds (0.1#10.140)