11 Tahun Berdiri Bukalapak Buka-bukaan, IPO Baru Sebatas Opsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bukalapak membuka opsi adanya initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Meski begitu, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan opsi tersebut belum dipastikan kapan direalisasikan. ( Baca juga:Sepanjang Pandemi, Pelapak di Bukalapak Membeludak )
"Bagi kami opsi itu (IPO) terbuka, dan kami selalu menyiapkan infrastrukturnya," ujar Rachmat dalam Webinar, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Rahmat menjelaskan, Bukalapak sudah berdiri 11 tahun lamanya, maka opsi melantai di BEI akan menjadi opsi bagi manajemen untuk memperoleh pendanaan baru. Meski begitu, manajemen masih menyiapkan infrastruktur digital.
Ihwal dana, Rachmat mengakui, perusahaannya masih menerima pendanaan dari sejumlah investor. Salah satunya korporasi multinasional asal Amerika Serikat (AS), Microsoft Corporation. Manajemen menerima dana sebesar USD100 juta dolar pada November 2020.
"Kami saat ini juga sudah mendapatkan investor kelas dunia, jadi kami akan memperkuat tata kelola, dan mempersiapkan berbagai hal," kata dia.
Sehingga, investasi yang masuk ini tentu harus diikuti dengan penguatan tata kelola dan kontrol di tubuh perusahaan. Karena itu, persiapan menuju IPO memang akan selalu dijalankan namun pada saat yang tepat, "Akan kami lihat," ujar Rahmat.
Bukalapak memproyeksikan pertumbuhan bisnis di angka 40% -50 persen pada 2021. Target tersebut didasari pada capaian perseroan pada 2020. ( Baca juga:Sebulan Ditahan di Rutan Depok, Model Cantik Cathrine Wilson Alami Gatal-gatal )
Rachmat mengutarakan, kinerja Bukalapak yang tercatat positif sepanjang 2020 menjadi fondasi kuat bagi manajemen untuk terus menggenjot bisnis perseroan. Di samping itu, pandemi Covid-19 telah meningkatkan adanya ekonomi digital yang sangat berdampak signifikan pada perkembangan e-commerce di Tanah Air.
"Bagi kami opsi itu (IPO) terbuka, dan kami selalu menyiapkan infrastrukturnya," ujar Rachmat dalam Webinar, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Rahmat menjelaskan, Bukalapak sudah berdiri 11 tahun lamanya, maka opsi melantai di BEI akan menjadi opsi bagi manajemen untuk memperoleh pendanaan baru. Meski begitu, manajemen masih menyiapkan infrastruktur digital.
Ihwal dana, Rachmat mengakui, perusahaannya masih menerima pendanaan dari sejumlah investor. Salah satunya korporasi multinasional asal Amerika Serikat (AS), Microsoft Corporation. Manajemen menerima dana sebesar USD100 juta dolar pada November 2020.
"Kami saat ini juga sudah mendapatkan investor kelas dunia, jadi kami akan memperkuat tata kelola, dan mempersiapkan berbagai hal," kata dia.
Sehingga, investasi yang masuk ini tentu harus diikuti dengan penguatan tata kelola dan kontrol di tubuh perusahaan. Karena itu, persiapan menuju IPO memang akan selalu dijalankan namun pada saat yang tepat, "Akan kami lihat," ujar Rahmat.
Bukalapak memproyeksikan pertumbuhan bisnis di angka 40% -50 persen pada 2021. Target tersebut didasari pada capaian perseroan pada 2020. ( Baca juga:Sebulan Ditahan di Rutan Depok, Model Cantik Cathrine Wilson Alami Gatal-gatal )
Rachmat mengutarakan, kinerja Bukalapak yang tercatat positif sepanjang 2020 menjadi fondasi kuat bagi manajemen untuk terus menggenjot bisnis perseroan. Di samping itu, pandemi Covid-19 telah meningkatkan adanya ekonomi digital yang sangat berdampak signifikan pada perkembangan e-commerce di Tanah Air.
(uka)