Rasio Elektrifikasi Ditargetkan Capai 99,9 Persen di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Realisasi rasio elektrifikasi tahun 2020 tercatat sebesar 99,20% atau meningkat 14,85% dalam 6 tahun terakhir (tahun 2014 sebesar 84,35%). Rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 99,9% pada tahun ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, rasio elektrifikasi ini sudah hampir mencapai 99% di 29 provinsi. Namun, hanya satu daerah yang rasio kelistrikanya baru 80%.
"Ada satu daerah yang mana NTT belum mencapai 90%, ini yang akan terus kita tingkatkan," ujar Arifin di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
(Baca Juga: Listrik dalam Tabung Jadi Cara Mengejar Rasio Elektrifikasi 100%)
Kementerian ESDM juga telah melakukan Public Launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada tanggal 17 Desember 2020 sebagai implementasi Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk transportasi jalan.
Sementara itu, kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2020 mencapai 10.467 MW. Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion sebesar 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW. Untuk tahun 2021, ditargetkan kapasitas pembangkit EBT meningkat menjadi 12.009 MW.
Pada tanggal 17 Desember 2020 telah dilakukan Project Kick Off Ceremony PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas sebesar 145 MW yang merupakan PLTS terbesar di ASEAN kerja sama Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab.
(Baca Juga: Target Rasio Elektrifikasi 100 Persen Kesetrum Pandemi)
Program mandatori biodiesel juga terus ditingkatkan. Melalui implementasi B30 sejak Januari 2020, realisasi pemanfaatan biodiesel sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 8,46 juta Kilo Liter. Capaian tersebut menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp38,31 triliun (USD2,66 miliar). Pada tahun 2021, pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 9,2 juta KL.
"Catatan manis upaya menurunkan CO2 ditorehkan di 2020, dengan penurunan sebesar 64,4 juta ton CO2 atau 111% dari target sebesar 58,0 juta ton. Sedangkan pada tahun 2021 ditargetkan penurunan CO2 sebesar 67 juta ton," tandasnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, rasio elektrifikasi ini sudah hampir mencapai 99% di 29 provinsi. Namun, hanya satu daerah yang rasio kelistrikanya baru 80%.
"Ada satu daerah yang mana NTT belum mencapai 90%, ini yang akan terus kita tingkatkan," ujar Arifin di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
(Baca Juga: Listrik dalam Tabung Jadi Cara Mengejar Rasio Elektrifikasi 100%)
Kementerian ESDM juga telah melakukan Public Launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) pada tanggal 17 Desember 2020 sebagai implementasi Perpres No. 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB untuk transportasi jalan.
Sementara itu, kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2020 mencapai 10.467 MW. Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso sebesar 66 MW, PLTBm Merauke sebesar 3,5 MW, PLTM Sion sebesar 12,1 MW dan PLTS Atap sebesar 13,4 MW. Untuk tahun 2021, ditargetkan kapasitas pembangkit EBT meningkat menjadi 12.009 MW.
Pada tanggal 17 Desember 2020 telah dilakukan Project Kick Off Ceremony PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas sebesar 145 MW yang merupakan PLTS terbesar di ASEAN kerja sama Indonesia dengan Persatuan Emirat Arab.
(Baca Juga: Target Rasio Elektrifikasi 100 Persen Kesetrum Pandemi)
Program mandatori biodiesel juga terus ditingkatkan. Melalui implementasi B30 sejak Januari 2020, realisasi pemanfaatan biodiesel sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar 8,46 juta Kilo Liter. Capaian tersebut menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp38,31 triliun (USD2,66 miliar). Pada tahun 2021, pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 9,2 juta KL.
"Catatan manis upaya menurunkan CO2 ditorehkan di 2020, dengan penurunan sebesar 64,4 juta ton CO2 atau 111% dari target sebesar 58,0 juta ton. Sedangkan pada tahun 2021 ditargetkan penurunan CO2 sebesar 67 juta ton," tandasnya.
(fai)