MenKop Teten Sebut di Negara Besar Koperasi Bikin Maju Pertanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di banyak negara besar seperti Eropa, Australia dan negara lainnya, sektor pertanian dan peternakannya maju karena menggunakan kelembagaan koperasi . Hal itu diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada saat melakukan audiensi dengan Pemuda Tani HKTI secara daring di Jakarta, Selasa, (12/1).
"Oleh karena itu, kami mendorong kelembagaan petani, peternak dan pembudidaya ikan, tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Melainkan berjalan bersama dengan cara membuat kelembagaan bisnis yang lebih besar dalam bentuk koperasi," papar Teten. ( Baca juga:Dongkrak Omzet UMKM, MenKop Teten Dorong Masyarakat Belanja Produk Lokal )
Selain itu, lanjutnya, produk pertanian yang dibuat harus sesuai dengan keinginan pasar. Jadi, produk yang diciptakan menjadi ekonomis dan efisien.
"Kita punya komoditas yang dilirik negara lain, yakni buah tropis seperti pisang, manggis, nanas, dan buah lainnya yang harus kita kembangkan. Kita harus fokus di situ agar potensi seperti ini dapat kita kembangkan,” tandas Teten.
Di samping itu, perlu adanya konsolidasi lahan petani dengan cara diajak bergabung ke dalam koperasi sehingga tercipta konsep lahan rakyat. “Terciptanya konsep lahan rakyat, menjadi suatu gagasan yang cukup bagus," tegas Teten.
Kalau model seperti ini sudah terkonsolidasi untuk lahan padi sebesar 100 hektare, jagung 100 hektare dan buah tropis mencapai 400 hektare, dapat memudahkan pembiayaan untuk masuk, seperti program KUR untuk petaninya.
"Koperasi juga dapat menjadi avalis dan offtaker bagi petani. Koperasi dapat menyerap produk petani terlebih dahulu, lalu menjual kembali kepada buyer atau market yang lebih luas lagi," terang Teten.
Menurut Teten, koperasi dalam hal ini bertugas untuk menjadi offtaker, karena dengan para petani berkoperasi, mereka dapat dibina agar mengetahui standar produknya seperti apa. "Dari segi pembiayaan, koperasi yang dibentuk para petani bisa mendapatkan bantuan pembiayaan dari LPDB," imbuh Teten. ( Baca juga:Wagub DKI Ahmad Riza Patria Minta Warga Jakarta Tak Khawatir Divaksin )
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Pemuda Tani Rina Saadah mengatakan, tujuan audiensi yang dilaksanakan adalah agar para perwakilan pengurus Pemuda Tani yang tersebar di seluruh Indonesia dapat bertukar pikiran dan mendapat arahan dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, terkait kemajuan dan pencapaian Himpunan Pemuda Tani di Indonesia.
“Ke depan kami ingin menyinergikan program Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemuda Tani HKTI. Seperti di bidang peternakan yang sudah kami lakukan dengan bekerja sama dengan Tani Hub, yang masih dalam skala kecil dan menengah,” pungkas Rina.
"Oleh karena itu, kami mendorong kelembagaan petani, peternak dan pembudidaya ikan, tidak lagi berjalan sendiri-sendiri. Melainkan berjalan bersama dengan cara membuat kelembagaan bisnis yang lebih besar dalam bentuk koperasi," papar Teten. ( Baca juga:Dongkrak Omzet UMKM, MenKop Teten Dorong Masyarakat Belanja Produk Lokal )
Selain itu, lanjutnya, produk pertanian yang dibuat harus sesuai dengan keinginan pasar. Jadi, produk yang diciptakan menjadi ekonomis dan efisien.
"Kita punya komoditas yang dilirik negara lain, yakni buah tropis seperti pisang, manggis, nanas, dan buah lainnya yang harus kita kembangkan. Kita harus fokus di situ agar potensi seperti ini dapat kita kembangkan,” tandas Teten.
Di samping itu, perlu adanya konsolidasi lahan petani dengan cara diajak bergabung ke dalam koperasi sehingga tercipta konsep lahan rakyat. “Terciptanya konsep lahan rakyat, menjadi suatu gagasan yang cukup bagus," tegas Teten.
Kalau model seperti ini sudah terkonsolidasi untuk lahan padi sebesar 100 hektare, jagung 100 hektare dan buah tropis mencapai 400 hektare, dapat memudahkan pembiayaan untuk masuk, seperti program KUR untuk petaninya.
"Koperasi juga dapat menjadi avalis dan offtaker bagi petani. Koperasi dapat menyerap produk petani terlebih dahulu, lalu menjual kembali kepada buyer atau market yang lebih luas lagi," terang Teten.
Menurut Teten, koperasi dalam hal ini bertugas untuk menjadi offtaker, karena dengan para petani berkoperasi, mereka dapat dibina agar mengetahui standar produknya seperti apa. "Dari segi pembiayaan, koperasi yang dibentuk para petani bisa mendapatkan bantuan pembiayaan dari LPDB," imbuh Teten. ( Baca juga:Wagub DKI Ahmad Riza Patria Minta Warga Jakarta Tak Khawatir Divaksin )
Di kesempatan yang sama, Ketua Umum Pemuda Tani Rina Saadah mengatakan, tujuan audiensi yang dilaksanakan adalah agar para perwakilan pengurus Pemuda Tani yang tersebar di seluruh Indonesia dapat bertukar pikiran dan mendapat arahan dari Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, terkait kemajuan dan pencapaian Himpunan Pemuda Tani di Indonesia.
“Ke depan kami ingin menyinergikan program Kementerian Koperasi dan UKM dengan Pemuda Tani HKTI. Seperti di bidang peternakan yang sudah kami lakukan dengan bekerja sama dengan Tani Hub, yang masih dalam skala kecil dan menengah,” pungkas Rina.
(uka)