Transformasi, BRI Akan Fokus pada 2 Hal Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tengah menjalani transformasi , dimana fokus perseroan ditempatkan pada dua hal yakni digital dan kultur.
"Inovasi digital itu sangat penting karena tidak mungkin kita menangani yang kecil-kecil itu secara manual, malah nanti inefisiensi," jelas Direktur Utama BRI Sunarso dalam webinar di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Sunarso mengatakan, perseroan melakukan digitalizing core, yaitu mendigitalisasi layanan dan transaksi atau business process yang ada. Kemudian, BRI juga melakukan enhancement pada aplikasi mobile banking, serta mendigitalkan proses kredit mikro dan ekosistem seperti membuat platform pasar.id lalu meluncurkan open API, dan mulai menggunakan big data analytics.
Untuk mendigitalisasi layanan dan mempercepat proses kredit, kata dia, BRI juga mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama BRI Brain. Menurut dia, BRI Brain ini akan mengorganisir data customer BRI untuk dianalisis dan menghasilkan prediksi dalam pengambilan keputusan.
Dari Big Data Analytics yang dimiliki akan diolah oleh BRI Brain, kemudian akan menghasilkan BRI score yang akan digunakan sebagai panduan pekerja BRI mengambil keputusan. "BRI Brain ini tidak hanya digunakan pada credit scoring, namun juga dalam profiling customer, deteksi transaksi fraud, dan lainnya," ucapnya.
Digitalisasi layanan dilakukan demi menjangkau lebih banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan ultra mikro yang belum terlayani perbankan. BRI, imbuh Sunarso, tidak hanya fokus untuk mempercepat proses kredit semata.
Selain itu, BRI juga melakukan digitalisasi proses transaksi dan penerapan sistem cashless agar perputaran uang di masyarakat bisa terjadi lebih cepat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
BRI juga telah memiliki Indeks UMKM bernama BRI Micro & SME Index (BMSI) guna mengukur aktivitas bisnis, sentimen, serta ekspektasi pelaku usaha mikro terhadap kondisi perekonomian nasional. Berdasarkan data terkini BMSI, kondisi usaha serta optimisme pelaku UMKM terhadap pemulihan ekonomi ke depannya terlihat semakin meningkat.
“Kuncinya adalah kita integrasi data dulu. Maka kalau data mikro, ultra mikro, dan lain-lain sudah terintegrasi, layanan kepada masyarakat itu akan cepat,” ujarnya.
Sunarso menuturkan syarat untuk tetap tumbuh, yakni pertama, tetap menggerakan UMKM. Kedua, supaya UMKM ini tumbuh maka paling dekat adalah menggerakkan permintaan. Kemudian infrastruktur juga jangan dipandang remeh. "Infrastruktur sudah banyak menyedot capital, maka kalau itu berhenti akan sia-sia,” imbuh dia.
"Inovasi digital itu sangat penting karena tidak mungkin kita menangani yang kecil-kecil itu secara manual, malah nanti inefisiensi," jelas Direktur Utama BRI Sunarso dalam webinar di Jakarta, Selasa (19/1/2021).
Sunarso mengatakan, perseroan melakukan digitalizing core, yaitu mendigitalisasi layanan dan transaksi atau business process yang ada. Kemudian, BRI juga melakukan enhancement pada aplikasi mobile banking, serta mendigitalkan proses kredit mikro dan ekosistem seperti membuat platform pasar.id lalu meluncurkan open API, dan mulai menggunakan big data analytics.
Untuk mendigitalisasi layanan dan mempercepat proses kredit, kata dia, BRI juga mulai menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang diberi nama BRI Brain. Menurut dia, BRI Brain ini akan mengorganisir data customer BRI untuk dianalisis dan menghasilkan prediksi dalam pengambilan keputusan.
Dari Big Data Analytics yang dimiliki akan diolah oleh BRI Brain, kemudian akan menghasilkan BRI score yang akan digunakan sebagai panduan pekerja BRI mengambil keputusan. "BRI Brain ini tidak hanya digunakan pada credit scoring, namun juga dalam profiling customer, deteksi transaksi fraud, dan lainnya," ucapnya.
Digitalisasi layanan dilakukan demi menjangkau lebih banyak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan ultra mikro yang belum terlayani perbankan. BRI, imbuh Sunarso, tidak hanya fokus untuk mempercepat proses kredit semata.
Selain itu, BRI juga melakukan digitalisasi proses transaksi dan penerapan sistem cashless agar perputaran uang di masyarakat bisa terjadi lebih cepat dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
BRI juga telah memiliki Indeks UMKM bernama BRI Micro & SME Index (BMSI) guna mengukur aktivitas bisnis, sentimen, serta ekspektasi pelaku usaha mikro terhadap kondisi perekonomian nasional. Berdasarkan data terkini BMSI, kondisi usaha serta optimisme pelaku UMKM terhadap pemulihan ekonomi ke depannya terlihat semakin meningkat.
“Kuncinya adalah kita integrasi data dulu. Maka kalau data mikro, ultra mikro, dan lain-lain sudah terintegrasi, layanan kepada masyarakat itu akan cepat,” ujarnya.
Sunarso menuturkan syarat untuk tetap tumbuh, yakni pertama, tetap menggerakan UMKM. Kedua, supaya UMKM ini tumbuh maka paling dekat adalah menggerakkan permintaan. Kemudian infrastruktur juga jangan dipandang remeh. "Infrastruktur sudah banyak menyedot capital, maka kalau itu berhenti akan sia-sia,” imbuh dia.
(fai)