IHSG Terkoreksi, Ini Saatnya Investor Persiapan Masuk Market
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung mengalami koreksi setelah dibuka di level 6.322.52 hari ini dan berada di 6.176.59 hanya 10 menit berikutnya.
Pengamat pasar modal, dari Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto menilai level support IHSG berada di 6200 karena aksi profit taking jangka pendek. Karena itu menurutnya koreksi ini adalah momen bagus untuk investor masuk ke pasar.
"Tren IHSG masih dalam posisi uptrend. Untuk profit taking sudah diprediksi. Walaupun indeks turun ke 6200 ataupun lebih justru harus diperhatikan untuk bisa melakukan akumulasi kembali. Karena ada banyak sentimen positif di bursa," kata Fendi dalam siaran live Market Opening di IDX Channel di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Fendi menilai ada katalis positif untuk IHSG dalam jangka panjang sehingga diyakini masih akan menuju 6800-7200. Katalis positif menurutnya adalah model bisnis baru emiten karena sudah bertransformasi menghadapi pandemi covid-19. Berikutnya juga ada stimulus dari pemerintah.
"Ada kebijakan SWF dan suku bunga rendah. Ini positif jangka panjangnya. Secara fundamental cukup kuat dan akan ada potensi IHSG mengalami apresiasi. SWF akan mendukung infrastruktur jalan tol, industri halal, ataupun kesehatan. Walaupun awalnya SWF tidak terlalu besar tapi itu akan terus naik seperti di Malaysia," ungkapnya.
Akhir pekan lalu IHSG ditutup terkoreksi signifikan 1,66% di level 6.307,13 atau pada Jumat, 22 Januari 2021 lalu. Dari dalam negeri, keputusan pemerintah untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga Februari nanti cenderung menjadi sentimen pemberat pergerakan indeks.
Pengamat pasar modal, dari Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto menilai level support IHSG berada di 6200 karena aksi profit taking jangka pendek. Karena itu menurutnya koreksi ini adalah momen bagus untuk investor masuk ke pasar.
"Tren IHSG masih dalam posisi uptrend. Untuk profit taking sudah diprediksi. Walaupun indeks turun ke 6200 ataupun lebih justru harus diperhatikan untuk bisa melakukan akumulasi kembali. Karena ada banyak sentimen positif di bursa," kata Fendi dalam siaran live Market Opening di IDX Channel di Jakarta, Senin (25/1/2021).
Fendi menilai ada katalis positif untuk IHSG dalam jangka panjang sehingga diyakini masih akan menuju 6800-7200. Katalis positif menurutnya adalah model bisnis baru emiten karena sudah bertransformasi menghadapi pandemi covid-19. Berikutnya juga ada stimulus dari pemerintah.
"Ada kebijakan SWF dan suku bunga rendah. Ini positif jangka panjangnya. Secara fundamental cukup kuat dan akan ada potensi IHSG mengalami apresiasi. SWF akan mendukung infrastruktur jalan tol, industri halal, ataupun kesehatan. Walaupun awalnya SWF tidak terlalu besar tapi itu akan terus naik seperti di Malaysia," ungkapnya.
Akhir pekan lalu IHSG ditutup terkoreksi signifikan 1,66% di level 6.307,13 atau pada Jumat, 22 Januari 2021 lalu. Dari dalam negeri, keputusan pemerintah untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga Februari nanti cenderung menjadi sentimen pemberat pergerakan indeks.
(akr)