BKPM Ungkap Strategi Keberhasilan Penuhi Target Investasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Imam Soejoedi membeberkan strategi kesuksesan BKPM menghimpun investasi yang melampaui target di tahun 2020. Realisasi investasi sepanjang 2020 tercatat sebesar Rp826,3 triliun dan menyerap tenaga kerja mencapai 1.126.361 orang.
"Meskipun dengan segala keterbatasan di masa pandemi Covid-19 namun kami tidak patah semangat dan melakukan segala opsi yang ada. Biasanya lobi-lobi dilakukan secara tatap muka namun kini sangat sulit dilakukan dan juga kesulitan bepergian ke luar negeri dengan pesawat," ujar Imam hari ini di siaran live Market Review di IDX Channel. ( Baca juga:Oh Ternyata Ini Jurus Kang Emil Memenangi Pertarungan Melawan Para Rivalnya )
Pertama dia menjelaskan pihaknya memaksimalkan potensi dari investor yang sudah mendapatkan izin awal namun terkendala perizinan di pusat dan daerah. "Kami lakukan koordinasi ke seluruh instansi pusat dan daerah dan semua kementerian lembaga juga mendukung," katanya.
Baca Juga: Investasi di Luar Jawa Kini Semakin Seksi
Berikutnya dia juga mencari strategi baru mengakali perjalanan ke luar negeri yang sulit dilakukan. Maka dari itu fokusnya menyasar investor yang memiliki cabang di Indonesia. Diskusi aktif dilakukan melihat apakah mereka akan memperluas investasinya ke sektor strategis lain.
"Kemudian kami juga aktif mendorong cabang BKPM di delapan negara dan aktif berkomunikasi secara masif," katanya. ( Baca juga:153 WN China Masuk Indonesia, PDIP Minta Pemerintah Tegas Soal Pembatasan WNA )
Pihaknya juga mencatat kenaikan investasi domestik atau PMDN. Sejak 2016 ke 2020 terlihat porsi investasi yang masuk naik signifikan. Mulai dari menguasai porsi sebesar 35,3% di 2016, lalu porsinya naik 37% di 2017, lalu 45% di 2018, pada 2019 sebesar 47% dan sekarang menguasai 50,1% dibandingkan dari luar negeri.
"Ada perubahan kultur bisnis sejak pandemi ini. Sektor yang dominan adalah kereta api, telekomunikasi, dan pergudangan. Transportasi cepat jadi yang terbesar pada proyek kereta cepat Jakarta Bandung dan juga telekomunikasi," jelasnya.
"Meskipun dengan segala keterbatasan di masa pandemi Covid-19 namun kami tidak patah semangat dan melakukan segala opsi yang ada. Biasanya lobi-lobi dilakukan secara tatap muka namun kini sangat sulit dilakukan dan juga kesulitan bepergian ke luar negeri dengan pesawat," ujar Imam hari ini di siaran live Market Review di IDX Channel. ( Baca juga:Oh Ternyata Ini Jurus Kang Emil Memenangi Pertarungan Melawan Para Rivalnya )
Pertama dia menjelaskan pihaknya memaksimalkan potensi dari investor yang sudah mendapatkan izin awal namun terkendala perizinan di pusat dan daerah. "Kami lakukan koordinasi ke seluruh instansi pusat dan daerah dan semua kementerian lembaga juga mendukung," katanya.
Baca Juga: Investasi di Luar Jawa Kini Semakin Seksi
Berikutnya dia juga mencari strategi baru mengakali perjalanan ke luar negeri yang sulit dilakukan. Maka dari itu fokusnya menyasar investor yang memiliki cabang di Indonesia. Diskusi aktif dilakukan melihat apakah mereka akan memperluas investasinya ke sektor strategis lain.
"Kemudian kami juga aktif mendorong cabang BKPM di delapan negara dan aktif berkomunikasi secara masif," katanya. ( Baca juga:153 WN China Masuk Indonesia, PDIP Minta Pemerintah Tegas Soal Pembatasan WNA )
Pihaknya juga mencatat kenaikan investasi domestik atau PMDN. Sejak 2016 ke 2020 terlihat porsi investasi yang masuk naik signifikan. Mulai dari menguasai porsi sebesar 35,3% di 2016, lalu porsinya naik 37% di 2017, lalu 45% di 2018, pada 2019 sebesar 47% dan sekarang menguasai 50,1% dibandingkan dari luar negeri.
"Ada perubahan kultur bisnis sejak pandemi ini. Sektor yang dominan adalah kereta api, telekomunikasi, dan pergudangan. Transportasi cepat jadi yang terbesar pada proyek kereta cepat Jakarta Bandung dan juga telekomunikasi," jelasnya.
(uka)