Pentingnya Intelligence Center Demi Keamanan Keuangan dan Perbankan Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dengan adanya pandemi, permintaan akan perbankan digital dan layanan keuangan lainnya berkembang pesat di Indonesia. Lantaran itu, Intelligence Center memberikan kemudahan untuk menambahkan solusi baru yang bisa membantu perusahaan menjadi lebih sigap agar mendapatkan kepercayaan lebih dari konsumen mereka, serta untuk memperkuat pertahanan terhadap pelaku kejahatan.
Untuk perusahaan yang telah menggunakan fraud engine milik GBG, integrasi Intelligence Center memberikan 9 tindakan pencegahan penipuan tambahan yang dapat dipicu dengan mudah. Alih-alih melalui proses pengadaan yang panjang untuk membeli solusi baru.
"GBG Intelligence Center memiliki 9 kategori kemampuan peningkatan deteksi penipuan yang terhubung dengan teknologi dan mitra data yang terbaik. Sembilan kemampuan pada platform GBG saat ini adalah validasi alamat, verifikasi biometrik, penilaian kredit digital, autentikasi dokumen, penilaian alamat email, IP keamanan endpoint, pencocokan identitas, verifikasi identitas, dan penilaian seluler," terang APAC Managing Director of GBG, Dev Dhiman dalam konferensi pers virtual di Jakarta.
Menurut data BPS, di kuartal IV 2020, 9 dari 10 orang yang disurvei melakukan pembelian online dan penggunaan layanan perbankan mobile melonjak tahun ke tahun hingga 67,2%. Situasi ini mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan kemampuan mereka dan menjadi lebih gesit agar dapat memanfaatkan momentum tersebut di tahun 2021 dan seterusnya.
"Pada umumnya, lembaga keuangan menghabiskan 30-35% waktu mereka untuk membeli dan mengintegrasikan teknologi baru. Hal tersebut mengurangi kecepatan LK dalam meluncurkan layanan keuangan baru," ungkapnya.
Lebih lanjut diterangkan, menu kemampuan di Intelligence Center dirancang untuk memenuhi persyaratan pencegahan fraud di ranah digital. Setiap kemampuan membawa ukuran pertahanan yang berbeda untuk perusahaan yang ingin berkembang di ruang online dan seluler dengan tujuan untuk menyediakan intelijen data dan asosiasi data selengkap mungkin.
Seiring dengan banyaknya lembaga keuangan yang berada dalam tahap transformasi digital, Intelligence Center akan menjadi sangat penting untuk membantu perusahaan mempercepat proses terjun ke pasar sambil tetap mampu mengatasi ancaman penipuan digital.
GBG Intelligence Center juga memberikan akses on-demand ke berbagai solusi terbaik yang akan terus berkembang untuk mengatasi tipe-tipe penipuan baru, seperti penipuan pihak pertama secara rekayasa sosial atau social engineering, penipuan identitas, pencurian identitas, dan kejahatan siber.
Pengguna juga dapat memperoleh kunci lisensi dan mengaktivasi kemampuan yang mereka butuhkan. Dengan menggunakan Workflow Manager yang dinamis, pengguna dapat merancang dan menjalankan proses yang mereka inginkan untuk meningkatkan efisiensi deteksi penipuan.
"Saat ini, 7 pelanggan yang sudah menggunakan Instinct, solusi onboarding digital milik GBG, telah menerapkan GBG Intelligence Center. Beberapa di antaranya adalah bank BUKU 4 BUMN di Indonesia, serta sejumlah bank papan atas, perusahaan pay-later, perusahaan jasa keuangan konsumen, serta perusahaan pembangunan dan asuransi di Australia," terang Dhiman.
Setelah menggunakan GBG Instinct selama 3 tahun, salah satu bank BUMN ternama telah mengintegrasikan GBG Intelligence Center dalam upaya menuju visi mereka untuk memberikan pengalaman pelanggan dan layanan keuangan digital terbaik.
GBG Intelligence Center telah diterapkan di lebih dari 100 cabang bank tersebut untuk mendukung portofolio layanan perbankan ritelnya, termasuk pinjaman pribadi dan rumah, kartu kredit, dan aplikasi pembiayaan mobil.
Saat ini, bank tersebut dapat melakukan pengambilan keputusan secara langsung dan mereka juga telah meningkatkan efisiensi onboarding konsumen baru sampai dengan 85%. Hal ini didukung oleh perkembangan dari proses pengajuan pinjaman dan persetujuan yang sebelumnya dilakukan secara manual menjadi semi-otomatis.
"Dengan menggunakan Intelligence Center, bank dapat mengakses dan mengasimilasi data dari sumber-sumber data lain termasuk gudang data internal milik bank untuk perkiraan pendapatan," tuturnya.
Selain itu, sumber data eksternal seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) juga dapat digunakan untuk memperoleh profil pemohon pinjaman yang holistik dan akurat.
“Tidak hanya memberikan kemampuan pencegahan penipuan berlapis sesuai kebutuhan, GBG Intelligence Center juga meningkatkan efisiensi sangat tinggi karena perusahaan keuangan kini bisa menyatukan sejumlah besar data ke dalam satu platform saja," tambah Dhiman.
Dengan terhubung ke Digital Risk Management dan Intelligence Platform GBG dan ekosistem partner lainnya, lembaga keuangan dapat mengubah data menjadi insights dan intelligence untuk membuat keputusan yang lebih baik.
“Dengan meningkatnya penipuan keuangan siber, terlebih dengan adanya kejahatan rekayasa sosial dan pencurian identitas selama masa pandemi, kami telah melihat bagaimana intelijen data di keamanan endpoint, asosiasi identitas, validasi alamat email, dan kemampuan penilaian lewat telepon telah membantu memitigasi usaha penipuan keuangan. Mengembangkan solusi pencegahan penipuan sangatlah penting untuk mengatasi ancaman berbahaya yang semakin banyak bermunculan," paparnya.
Untuk perusahaan yang telah menggunakan fraud engine milik GBG, integrasi Intelligence Center memberikan 9 tindakan pencegahan penipuan tambahan yang dapat dipicu dengan mudah. Alih-alih melalui proses pengadaan yang panjang untuk membeli solusi baru.
"GBG Intelligence Center memiliki 9 kategori kemampuan peningkatan deteksi penipuan yang terhubung dengan teknologi dan mitra data yang terbaik. Sembilan kemampuan pada platform GBG saat ini adalah validasi alamat, verifikasi biometrik, penilaian kredit digital, autentikasi dokumen, penilaian alamat email, IP keamanan endpoint, pencocokan identitas, verifikasi identitas, dan penilaian seluler," terang APAC Managing Director of GBG, Dev Dhiman dalam konferensi pers virtual di Jakarta.
Menurut data BPS, di kuartal IV 2020, 9 dari 10 orang yang disurvei melakukan pembelian online dan penggunaan layanan perbankan mobile melonjak tahun ke tahun hingga 67,2%. Situasi ini mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan kemampuan mereka dan menjadi lebih gesit agar dapat memanfaatkan momentum tersebut di tahun 2021 dan seterusnya.
"Pada umumnya, lembaga keuangan menghabiskan 30-35% waktu mereka untuk membeli dan mengintegrasikan teknologi baru. Hal tersebut mengurangi kecepatan LK dalam meluncurkan layanan keuangan baru," ungkapnya.
Lebih lanjut diterangkan, menu kemampuan di Intelligence Center dirancang untuk memenuhi persyaratan pencegahan fraud di ranah digital. Setiap kemampuan membawa ukuran pertahanan yang berbeda untuk perusahaan yang ingin berkembang di ruang online dan seluler dengan tujuan untuk menyediakan intelijen data dan asosiasi data selengkap mungkin.
Seiring dengan banyaknya lembaga keuangan yang berada dalam tahap transformasi digital, Intelligence Center akan menjadi sangat penting untuk membantu perusahaan mempercepat proses terjun ke pasar sambil tetap mampu mengatasi ancaman penipuan digital.
GBG Intelligence Center juga memberikan akses on-demand ke berbagai solusi terbaik yang akan terus berkembang untuk mengatasi tipe-tipe penipuan baru, seperti penipuan pihak pertama secara rekayasa sosial atau social engineering, penipuan identitas, pencurian identitas, dan kejahatan siber.
Pengguna juga dapat memperoleh kunci lisensi dan mengaktivasi kemampuan yang mereka butuhkan. Dengan menggunakan Workflow Manager yang dinamis, pengguna dapat merancang dan menjalankan proses yang mereka inginkan untuk meningkatkan efisiensi deteksi penipuan.
"Saat ini, 7 pelanggan yang sudah menggunakan Instinct, solusi onboarding digital milik GBG, telah menerapkan GBG Intelligence Center. Beberapa di antaranya adalah bank BUKU 4 BUMN di Indonesia, serta sejumlah bank papan atas, perusahaan pay-later, perusahaan jasa keuangan konsumen, serta perusahaan pembangunan dan asuransi di Australia," terang Dhiman.
Setelah menggunakan GBG Instinct selama 3 tahun, salah satu bank BUMN ternama telah mengintegrasikan GBG Intelligence Center dalam upaya menuju visi mereka untuk memberikan pengalaman pelanggan dan layanan keuangan digital terbaik.
GBG Intelligence Center telah diterapkan di lebih dari 100 cabang bank tersebut untuk mendukung portofolio layanan perbankan ritelnya, termasuk pinjaman pribadi dan rumah, kartu kredit, dan aplikasi pembiayaan mobil.
Saat ini, bank tersebut dapat melakukan pengambilan keputusan secara langsung dan mereka juga telah meningkatkan efisiensi onboarding konsumen baru sampai dengan 85%. Hal ini didukung oleh perkembangan dari proses pengajuan pinjaman dan persetujuan yang sebelumnya dilakukan secara manual menjadi semi-otomatis.
"Dengan menggunakan Intelligence Center, bank dapat mengakses dan mengasimilasi data dari sumber-sumber data lain termasuk gudang data internal milik bank untuk perkiraan pendapatan," tuturnya.
Selain itu, sumber data eksternal seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) juga dapat digunakan untuk memperoleh profil pemohon pinjaman yang holistik dan akurat.
“Tidak hanya memberikan kemampuan pencegahan penipuan berlapis sesuai kebutuhan, GBG Intelligence Center juga meningkatkan efisiensi sangat tinggi karena perusahaan keuangan kini bisa menyatukan sejumlah besar data ke dalam satu platform saja," tambah Dhiman.
Dengan terhubung ke Digital Risk Management dan Intelligence Platform GBG dan ekosistem partner lainnya, lembaga keuangan dapat mengubah data menjadi insights dan intelligence untuk membuat keputusan yang lebih baik.
“Dengan meningkatnya penipuan keuangan siber, terlebih dengan adanya kejahatan rekayasa sosial dan pencurian identitas selama masa pandemi, kami telah melihat bagaimana intelijen data di keamanan endpoint, asosiasi identitas, validasi alamat email, dan kemampuan penilaian lewat telepon telah membantu memitigasi usaha penipuan keuangan. Mengembangkan solusi pencegahan penipuan sangatlah penting untuk mengatasi ancaman berbahaya yang semakin banyak bermunculan," paparnya.
(akr)