Ratusan Hektare Padi di Kawasan Food Estate Pulang Pisau Siap Dipanen
loading...
A
A
A
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan semua potensi yang ada untuk segera ditanami kembali, termasuk mekanisasinya.
"Setelah dilakukan panen raya nanti, gunakan semua kekuatan untuk bisa menanam lagi dengan baik dan tentu saja 100 hari kemudian diharapkan bisa panen kembali," ujar Mentan SYL, Sabtu (30/1).
Mentan SYL menjelaskan, program ini, merupakan proyek percontohan nasional, sebagaimana arahan Presiden. Program ini dipersiapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, di antaranya dengan pengembangan berbagai komoditas, mekanisasi, pemberdayaan petani, hingga industri pengolahannya.
"Meski demikian, manusia tetap menjadi bagian dari kekuatan yang ada, terutama masyarakat setempat. Saya minta harus off farm-nya, itu artinya industri pengolahannya, RMU misalnya, meningkatkan industri-industri yang mampu dipasarkan, baik secara marketplace, pasar tradisional, serta diharapkan bisa ekspor," tuturnya.
Terpisah, Dirjen PSP Sarwo Edhy menyampaikan bahwa pengembangan lahan rawa sebagai lahan pangan masa kini dan masa depan dinilai sangat strategis dan prospektif dalam mendukung ketahanan pangan, mengingat pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat disatu sisi lahan pertanian banyak yang beralih fungsi.
Saat ini kontribusi produksi pertanian lahan rawa pada pangsa produksi pangan nasional masih rendah terkendala oleh kondisi lahan yang masih marjinal, tata kelola air yang perlu diperbaiki, budaya lokal serta keterbatasan sumber daya manusia yang akan mengelola lahan pertanian.
“Maka pengembangan kawasan tanaman pangan skala luas (food estate) di lahan rawa Kalimantan Tengah merupakan upaya terobosan peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional terutama mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.” papar Sarwo Edhy
Pengembangan Kawasan Food Estate Berbasis Korporasi Petani di Lahan Rawa Kalimantan Tengah dilaksanakan pada pengembangan komoditas utama (padi) melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi lahan sejalan dengan pengembangan komoditas pendukung (hortikultura, peternakan, perkebunan) pada area Food Estate.
Pengembangan pilot percontohan pengembangan pertanian moderen, penguatan kelembagaan tani diharapkan dapat mendukung pengembangan sistem pengelolaan hulu sampai hilir berbasiskan koorporasi petani.
“Dukungan dari lintas kementerian/lembaga terkait berupa kebijakan pengembangan infrastruktur, penyiapan Sumber Daya Manusia di lokasi serta pengelolaan dan pemasaran hasil sangat diperlukan dalam pengembangan Food Estate ini.” Pungkas Sarwo Edhy.
"Setelah dilakukan panen raya nanti, gunakan semua kekuatan untuk bisa menanam lagi dengan baik dan tentu saja 100 hari kemudian diharapkan bisa panen kembali," ujar Mentan SYL, Sabtu (30/1).
Mentan SYL menjelaskan, program ini, merupakan proyek percontohan nasional, sebagaimana arahan Presiden. Program ini dipersiapkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian, di antaranya dengan pengembangan berbagai komoditas, mekanisasi, pemberdayaan petani, hingga industri pengolahannya.
"Meski demikian, manusia tetap menjadi bagian dari kekuatan yang ada, terutama masyarakat setempat. Saya minta harus off farm-nya, itu artinya industri pengolahannya, RMU misalnya, meningkatkan industri-industri yang mampu dipasarkan, baik secara marketplace, pasar tradisional, serta diharapkan bisa ekspor," tuturnya.
Terpisah, Dirjen PSP Sarwo Edhy menyampaikan bahwa pengembangan lahan rawa sebagai lahan pangan masa kini dan masa depan dinilai sangat strategis dan prospektif dalam mendukung ketahanan pangan, mengingat pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat disatu sisi lahan pertanian banyak yang beralih fungsi.
Saat ini kontribusi produksi pertanian lahan rawa pada pangsa produksi pangan nasional masih rendah terkendala oleh kondisi lahan yang masih marjinal, tata kelola air yang perlu diperbaiki, budaya lokal serta keterbatasan sumber daya manusia yang akan mengelola lahan pertanian.
“Maka pengembangan kawasan tanaman pangan skala luas (food estate) di lahan rawa Kalimantan Tengah merupakan upaya terobosan peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional terutama mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.” papar Sarwo Edhy
Pengembangan Kawasan Food Estate Berbasis Korporasi Petani di Lahan Rawa Kalimantan Tengah dilaksanakan pada pengembangan komoditas utama (padi) melalui pola intensifikasi dan ekstensifikasi lahan sejalan dengan pengembangan komoditas pendukung (hortikultura, peternakan, perkebunan) pada area Food Estate.
Pengembangan pilot percontohan pengembangan pertanian moderen, penguatan kelembagaan tani diharapkan dapat mendukung pengembangan sistem pengelolaan hulu sampai hilir berbasiskan koorporasi petani.
“Dukungan dari lintas kementerian/lembaga terkait berupa kebijakan pengembangan infrastruktur, penyiapan Sumber Daya Manusia di lokasi serta pengelolaan dan pemasaran hasil sangat diperlukan dalam pengembangan Food Estate ini.” Pungkas Sarwo Edhy.
(atk)