Mentan Dorong Smart Precision Farming Majukan Sektor Pertanian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong program Smart Precision Farming Petrokimia Gresik untuk memajukan sektor pertanian . Pertanian merupakan bidang yang bersentuhan langsung dengan masyarakat serta memberikan dampak positif bagi perekonomian.
"Sebab itu, program ini menjadi sangat penting. Petrokimia Gresik menjadi kekuatan yang utama agar kita tidak tertinggal seperti kemarin," kata Menteri SYL dalam siaran pers, Jumat (2/6/2023).
Dia mengatakan sektor Pertanian adalah sumber daya yang saat ini paling siap untuk mendukung negara semakin kokoh, kuat, dan sejahtera. Sebab itu, ia mengapresiasi program Smart Precision Farming yang digagas Petrokimia Gresik untuk pertanian Indonesia semakin baik.
"Petrokimia tidak boleh kalah dengan negara lain. Kita juga harus lihat bagaimana majunya Thailand, bagaimana majunya India. Beruntung kita hari ini melihat Smart Precision Farming," tandas Menteri SYL.
Sementara, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan program Smart Precision Farming nantinya akan dijalankan dengan mengembangkan teknologi baru pada pertanian Indonesia, seperti penggunaan produk pupuk dengan teknologi nano, serta pemanfaatan drone untuk pemupukan maupun pemantauan pertumbuhan tanaman.
Lebih lanjut, Pupuk Petrokimia Gresik berteknologi nano ini nanti akan menjadi yang pertama diproduksi oleh produsen pupuk Indonesia.
"Smart Precision Farming akan terus kami kembangkan dan persiapkan dengan baik agar dapat segera terimplementasi," terangnya.
Dia menjelaskan pupuk dengan teknologi nano ini nantinya akan diaplikasikan ke lahan pertanian dengan menggunakan drone yang beberapa waktu lalu telah di uji coba oleh Petrokimia Gresik. Pemanfaatan drone untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang, dan bisa menjangkau hingga 20 hektare (Ha) lahan setiap harinya.
Drone ini telah dilengkapi dengan alat pendeteksi kondisi tanaman, jika ada tanaman yang kekurangan pupuk maka akan melakukan penambahan dosis pupuk sesuai kebutuhan. Sebaliknya, jika tanaman sudah subur maka dosis pupuknya juga akan dikurangi, sehingga pemupukannya lebih presisi.
"Sebab itu, program ini menjadi sangat penting. Petrokimia Gresik menjadi kekuatan yang utama agar kita tidak tertinggal seperti kemarin," kata Menteri SYL dalam siaran pers, Jumat (2/6/2023).
Dia mengatakan sektor Pertanian adalah sumber daya yang saat ini paling siap untuk mendukung negara semakin kokoh, kuat, dan sejahtera. Sebab itu, ia mengapresiasi program Smart Precision Farming yang digagas Petrokimia Gresik untuk pertanian Indonesia semakin baik.
"Petrokimia tidak boleh kalah dengan negara lain. Kita juga harus lihat bagaimana majunya Thailand, bagaimana majunya India. Beruntung kita hari ini melihat Smart Precision Farming," tandas Menteri SYL.
Sementara, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan program Smart Precision Farming nantinya akan dijalankan dengan mengembangkan teknologi baru pada pertanian Indonesia, seperti penggunaan produk pupuk dengan teknologi nano, serta pemanfaatan drone untuk pemupukan maupun pemantauan pertumbuhan tanaman.
Lebih lanjut, Pupuk Petrokimia Gresik berteknologi nano ini nanti akan menjadi yang pertama diproduksi oleh produsen pupuk Indonesia.
"Smart Precision Farming akan terus kami kembangkan dan persiapkan dengan baik agar dapat segera terimplementasi," terangnya.
Dia menjelaskan pupuk dengan teknologi nano ini nantinya akan diaplikasikan ke lahan pertanian dengan menggunakan drone yang beberapa waktu lalu telah di uji coba oleh Petrokimia Gresik. Pemanfaatan drone untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani, dimana salah satu item cost yang mahal dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan drone cukup dioperasikan oleh satu orang, dan bisa menjangkau hingga 20 hektare (Ha) lahan setiap harinya.
Drone ini telah dilengkapi dengan alat pendeteksi kondisi tanaman, jika ada tanaman yang kekurangan pupuk maka akan melakukan penambahan dosis pupuk sesuai kebutuhan. Sebaliknya, jika tanaman sudah subur maka dosis pupuknya juga akan dikurangi, sehingga pemupukannya lebih presisi.