Sudah Jadi Pegawai 'Outsource' Pemerintah? Nih Cek Besaran Gaji dan Tunjangannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada 21 Januari 2021 Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.6/2021 tentang Teknis Pemberian Gaji dan Tunjangan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja di instansi daerah.
Dalam permendagri tersebut diatur tunjangan-tunjangan dan besarannya bagi PPPK yang bekerja di instansi daerah. Disebutkan bahwa ada lima jenis tunjangan yang diterima PPPK daerah, yakni tunjangan keluarga, tunjangan pangan/beras, tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional, dan/atau tunjangan lainnya.
Khusus untuk tunjangan keluarga, PPPK daerah akan mendapatkan tunjangan suami/istri dan tunjangan anak. Berikut ketentuan tunjangan suami/istri bagi PPPK daerah. ( Baca juga:Usulan NIP bagi 51 Ribu Tenaga Honorer yang Lolos PPPK Ditutup 31 Januari 2021 )
1. Tunjangan suami/istri diberikan sebesar 10% gaji pokok.
2. Tunjangan suami/istri diberikan untuk satu suami/isteri PPPK yang sah.
3. Tunjangan suami/istri diberikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak PPPK melaporkan perkawinan yang dibuktikan dengan surat keterangan dan surat nikah atau akta perkawinan untuk mendapatkan tunjangan keluarga.
4. Tunjangan suami/istri diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi perceraian atau suami/isteri meninggal dunia yang dibuktikan dengan akta perceraian/ putusan perceraian dari pengadilan atau surat keterangan kematian.
5. Dalam hal suami atau isteri PPPK berstatus sebagai PNS, prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, atau PPPK maka tunjangan suami/isteri hanya diberikan kepada salah satu suami/isteri yang mempunyai Gaji pokok lebih tinggi.
Sementara itu untuk tunjangan anak berikut ketentuannya
1. Tunjangan anak diberikan untuk masing-masing anak sebesar 2% dari gaji pokok.
2. Tunjangan anak diberikan kepada PPPK dengan ketentuan:
a. Paling banyak untuk dua orang anak.
b. Dapat diberikan kepada anak kandung, anak tiri, atau anak angkat.
3. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat diberikan tunjangan anak dengan ketentuan:
a. Belum pernah menikah
b. Belum memiliki penghasilan sendiri dan
c. Secara nyata menjadi tanggungan PPPK sampai dengan batas usia 21 tahun
4. Batas usia dapat diperpanjang sampai dengan usia anak 25 tahun, apabila anak tersebut masih sekolah, kuliah, atau kursus paling singkat 1 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan masih sekolah, kuliah, atau kursus.
5. Tunjangan anak diberikan pada bulan berikutnya sejak PPPK melaporkan kelahiran anak atau pengangkatan anak yang dibuktikan dengan:
a. Akta kelahiran atau putusan pengesahan/ pengangkatan anak dari pengadilan
b. Surat untuk mendapatkan tunjangan keluarga
c. Surat keterangan masih sekolah, kuliah, atau kursus.
6. Tunjangan anak khusus bagi anak tiri diberikan pada bulan berikutnya sejak PPPK melaporkan perkawinan yang dibuktikan dengan surat keterangan dan surat nikah atau akta perkawinan untuk mendapatkan tunjangan keluarga. ( Baca juga:Gran Saga Ternyata Bisa Jadi Rival Kuat Bagi Genshin Impact )
7. Tunjangan anak bagi anak angkat diberikan untuk paling banyak satu orang anak dan hanya diberikan kepada PPPK yang sudah menikah.
8. Pembayaran tunjangan anak dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya, apabila:
a. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat telah mencapai batas usia 21 tahun dan tidak terdapat surat keterangan masih sekolah, kuliah, atau kursus.
b. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat telah menikah yang dibuktikan dengan surat nikah atau akta perkawinan.
c. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat telah memiliki penghasilan sendiri yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari PPPK yang bersangkutan.
d. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat meninggal dunia yang dibuktikan dengan surat keterangan kematian.
Seperti diketahui untuk besaran gaji bagi PPPK telah diatur di dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.98/2020. Pada lampiran Perpres 98/2020 tertera rincian gaji PPPK dari golongan I hingga XVII berdasarkan masa kerja. Berikut data besaran gaji PPPK dengan masa kerja paling rendah dan paling tinggi:
1. Golongan I:'
a. Masa kerja 0 tahun: Rp1.794.900
b. Masa kerja 26 tahun: Rp2.686.200
2. Golongan II
a. Masa kerja 3 tahun: Rp1.960.200
b. Masa kerja 27 tahun: Rp2.843.900
3. Golongan III
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.043.200
b. Masa kerja 27 tahun: Rp2.964.200
4. Golongan IV
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.129.500
b. Masa kerja 27 tahun: Rp3.089.600
5. Golongan V
a. Masa kerja 0 tahun: Rp2.325.600
b. Masa kerja 33 tahun: Rp3.879.700
6. Golongan VI
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.539.700
b. Masa kerja 33 tahun: Rp4.043.800
7. Golongan VII
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.647.200
b. Masa kerja 33 tahun: Rp4.214.900
8. Golongan VIII
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.759.100
b. Masa kerja 33 tahun: Rp4.393.100
9. Golongan IX
a. Masa kerja 0 tahun: Rp2966.500
b. Masa Kerja 32 tahun: Rp4.872.000
10. Golongan X
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.091.900
b. Masa kerja 32 tahun: Rp5.078.000
11. Golongan XI
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.222.700
b. Masa kerja 32 tahun: Rp5.292.800
12. Golongan XII
a. Masa kerja 0 tahun: 3.359.000
b. Masa kerja 32 tahun: Rp.5.516.800
13. Golongan XIII
a. Masa kerja 0 tahun: Rp. 3.501.100
b. Masa kerja 32 tahun: Rp. 5.750.100
14. Golongan XIV
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.649.200
b. Masa kerja 32 tahun: Rp5.993.300
15. Golongan XV
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.803.500
b. Masa kerja 32 tahun: Rp6.246.900
16. Golongan XVI
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.964.500
b. Masa kerja 32 tahun: Rp6.511.100
17. Golongan XVII
a. Masa kerja 0 tahun: Rp4.132.200
b. Masa kerja 32 tahun: Rp6.786.500
Disebutkan juga pada Perpres tersebut bahwa gaji dan tunjangan PPPK instansi pusat dibebankan pada APBN. Sementara untuk PPPK instansi daerah dibebankan pada APBD.
“Gaji dan Tunjangan yang diterima PPPK dikenakan pemotongan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak penghasilan dan tidak ditanggung oleh pemerintah,” bunyi pasal 6 Perpres 98/2020.
Dalam permendagri tersebut diatur tunjangan-tunjangan dan besarannya bagi PPPK yang bekerja di instansi daerah. Disebutkan bahwa ada lima jenis tunjangan yang diterima PPPK daerah, yakni tunjangan keluarga, tunjangan pangan/beras, tunjangan jabatan struktural, tunjangan jabatan fungsional, dan/atau tunjangan lainnya.
Khusus untuk tunjangan keluarga, PPPK daerah akan mendapatkan tunjangan suami/istri dan tunjangan anak. Berikut ketentuan tunjangan suami/istri bagi PPPK daerah. ( Baca juga:Usulan NIP bagi 51 Ribu Tenaga Honorer yang Lolos PPPK Ditutup 31 Januari 2021 )
1. Tunjangan suami/istri diberikan sebesar 10% gaji pokok.
2. Tunjangan suami/istri diberikan untuk satu suami/isteri PPPK yang sah.
3. Tunjangan suami/istri diberikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak PPPK melaporkan perkawinan yang dibuktikan dengan surat keterangan dan surat nikah atau akta perkawinan untuk mendapatkan tunjangan keluarga.
4. Tunjangan suami/istri diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi perceraian atau suami/isteri meninggal dunia yang dibuktikan dengan akta perceraian/ putusan perceraian dari pengadilan atau surat keterangan kematian.
5. Dalam hal suami atau isteri PPPK berstatus sebagai PNS, prajurit Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, atau PPPK maka tunjangan suami/isteri hanya diberikan kepada salah satu suami/isteri yang mempunyai Gaji pokok lebih tinggi.
Sementara itu untuk tunjangan anak berikut ketentuannya
1. Tunjangan anak diberikan untuk masing-masing anak sebesar 2% dari gaji pokok.
2. Tunjangan anak diberikan kepada PPPK dengan ketentuan:
a. Paling banyak untuk dua orang anak.
b. Dapat diberikan kepada anak kandung, anak tiri, atau anak angkat.
3. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat diberikan tunjangan anak dengan ketentuan:
a. Belum pernah menikah
b. Belum memiliki penghasilan sendiri dan
c. Secara nyata menjadi tanggungan PPPK sampai dengan batas usia 21 tahun
4. Batas usia dapat diperpanjang sampai dengan usia anak 25 tahun, apabila anak tersebut masih sekolah, kuliah, atau kursus paling singkat 1 tahun yang dibuktikan dengan surat keterangan masih sekolah, kuliah, atau kursus.
5. Tunjangan anak diberikan pada bulan berikutnya sejak PPPK melaporkan kelahiran anak atau pengangkatan anak yang dibuktikan dengan:
a. Akta kelahiran atau putusan pengesahan/ pengangkatan anak dari pengadilan
b. Surat untuk mendapatkan tunjangan keluarga
c. Surat keterangan masih sekolah, kuliah, atau kursus.
6. Tunjangan anak khusus bagi anak tiri diberikan pada bulan berikutnya sejak PPPK melaporkan perkawinan yang dibuktikan dengan surat keterangan dan surat nikah atau akta perkawinan untuk mendapatkan tunjangan keluarga. ( Baca juga:Gran Saga Ternyata Bisa Jadi Rival Kuat Bagi Genshin Impact )
7. Tunjangan anak bagi anak angkat diberikan untuk paling banyak satu orang anak dan hanya diberikan kepada PPPK yang sudah menikah.
8. Pembayaran tunjangan anak dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya, apabila:
a. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat telah mencapai batas usia 21 tahun dan tidak terdapat surat keterangan masih sekolah, kuliah, atau kursus.
b. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat telah menikah yang dibuktikan dengan surat nikah atau akta perkawinan.
c. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat telah memiliki penghasilan sendiri yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari PPPK yang bersangkutan.
d. Anak kandung, anak tiri, atau anak angkat meninggal dunia yang dibuktikan dengan surat keterangan kematian.
Seperti diketahui untuk besaran gaji bagi PPPK telah diatur di dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.98/2020. Pada lampiran Perpres 98/2020 tertera rincian gaji PPPK dari golongan I hingga XVII berdasarkan masa kerja. Berikut data besaran gaji PPPK dengan masa kerja paling rendah dan paling tinggi:
1. Golongan I:'
a. Masa kerja 0 tahun: Rp1.794.900
b. Masa kerja 26 tahun: Rp2.686.200
2. Golongan II
a. Masa kerja 3 tahun: Rp1.960.200
b. Masa kerja 27 tahun: Rp2.843.900
3. Golongan III
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.043.200
b. Masa kerja 27 tahun: Rp2.964.200
4. Golongan IV
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.129.500
b. Masa kerja 27 tahun: Rp3.089.600
5. Golongan V
a. Masa kerja 0 tahun: Rp2.325.600
b. Masa kerja 33 tahun: Rp3.879.700
6. Golongan VI
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.539.700
b. Masa kerja 33 tahun: Rp4.043.800
7. Golongan VII
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.647.200
b. Masa kerja 33 tahun: Rp4.214.900
8. Golongan VIII
a. Masa kerja 3 tahun: Rp2.759.100
b. Masa kerja 33 tahun: Rp4.393.100
9. Golongan IX
a. Masa kerja 0 tahun: Rp2966.500
b. Masa Kerja 32 tahun: Rp4.872.000
10. Golongan X
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.091.900
b. Masa kerja 32 tahun: Rp5.078.000
11. Golongan XI
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.222.700
b. Masa kerja 32 tahun: Rp5.292.800
12. Golongan XII
a. Masa kerja 0 tahun: 3.359.000
b. Masa kerja 32 tahun: Rp.5.516.800
13. Golongan XIII
a. Masa kerja 0 tahun: Rp. 3.501.100
b. Masa kerja 32 tahun: Rp. 5.750.100
14. Golongan XIV
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.649.200
b. Masa kerja 32 tahun: Rp5.993.300
15. Golongan XV
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.803.500
b. Masa kerja 32 tahun: Rp6.246.900
16. Golongan XVI
a. Masa kerja 0 tahun: Rp3.964.500
b. Masa kerja 32 tahun: Rp6.511.100
17. Golongan XVII
a. Masa kerja 0 tahun: Rp4.132.200
b. Masa kerja 32 tahun: Rp6.786.500
Disebutkan juga pada Perpres tersebut bahwa gaji dan tunjangan PPPK instansi pusat dibebankan pada APBN. Sementara untuk PPPK instansi daerah dibebankan pada APBD.
“Gaji dan Tunjangan yang diterima PPPK dikenakan pemotongan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pajak penghasilan dan tidak ditanggung oleh pemerintah,” bunyi pasal 6 Perpres 98/2020.
(uka)