Sri Mulyani Kantongin Rp35 Triliun dari Lelang Surat Utang Negara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendapatkan total dana Rp35 triliun dari lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, 2 Februari 2021. Total penawaran yang masuk untuk tujuh seri SUN di sistem lelang Bank Indonesia (BI) ini adalah sebesar Rp83,7 triliun. Terdapat tujuh seri yang dilelang yaitu SPN03210505, SPN12220203, FR0086, FR0087, FR0088, FR0083, dan FR0089.
"Dengan mempertimbangkan yield atau imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp35 triliun," dilansir dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Selasa (2/2/2021).
Selain itu, appetite investor pada lelang SUN di pasar perdana awal Februari 2021 meningkat signifikan. Demand investor pada lelang kali ini terlihat sangat solid tercermin dari bids yang masuk sebesar Rp83,8 triliun. Dibandingkan dengan incoming bids pada lelang SUN sebelumnya, terdapat kenaikan demand lebih dari 50%.
Selain itu, bids to cover ratio pada lelang kali ini juga meningkat dari 2,26 kali di lelang sebelumnya menjadi 2,39 kali. Adapun fokus investor pada lelang kali ini adalah dua SUN seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun. Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 62,5% dari total, dimana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp34,8 triliun.
"Partisipasi investor asing pada lelang hari ini mencapai 17,6% dari total bids meningkat signifikan dari lelang SUN sebelumnya yaitu sebesar 13,7%. Persentase partisipasi asing di lelang perdana kali ini merupakan yang tertinggi selama tahun 2021," tulisnya.
Lalu, Yield tertinggi yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini (cut off rate) secara umum tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan cut off rate pada lelang sebelumnya. Penurunan terbesar terdapat pada tenor 10 tahun yang mencapai 11 bps.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2021, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2021. Pemerintah optimis kondisi pasar akan tetap kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.
"Dengan mempertimbangkan yield atau imbal hasil SBN yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2021, termasuk untuk pembiayaan program Pemulihan Ekonomi Nasional, Pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp35 triliun," dilansir dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Selasa (2/2/2021).
Selain itu, appetite investor pada lelang SUN di pasar perdana awal Februari 2021 meningkat signifikan. Demand investor pada lelang kali ini terlihat sangat solid tercermin dari bids yang masuk sebesar Rp83,8 triliun. Dibandingkan dengan incoming bids pada lelang SUN sebelumnya, terdapat kenaikan demand lebih dari 50%.
Selain itu, bids to cover ratio pada lelang kali ini juga meningkat dari 2,26 kali di lelang sebelumnya menjadi 2,39 kali. Adapun fokus investor pada lelang kali ini adalah dua SUN seri benchmark dengan tenor 5 dan 10 tahun. Incoming bids untuk kedua seri tersebut mencapai 62,5% dari total, dimana tenor 10 tahun merupakan seri yang paling diminati dengan permintaan yang masuk mencapai Rp34,8 triliun.
"Partisipasi investor asing pada lelang hari ini mencapai 17,6% dari total bids meningkat signifikan dari lelang SUN sebelumnya yaitu sebesar 13,7%. Persentase partisipasi asing di lelang perdana kali ini merupakan yang tertinggi selama tahun 2021," tulisnya.
Lalu, Yield tertinggi yang dimenangkan pada lelang SUN hari ini (cut off rate) secara umum tercatat lebih rendah apabila dibandingkan dengan cut off rate pada lelang sebelumnya. Penurunan terbesar terdapat pada tenor 10 tahun yang mencapai 11 bps.
Sesuai dengan kalender penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2021, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2021. Pemerintah optimis kondisi pasar akan tetap kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.
(akr)