Optimis! Pertamina Targetkan Laba Bersih Rp28 Triliun Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) lebih optimistis menghadapi tahun 2021 karena akan ada potensi peningkatan permintaan bahan bakar minyak (BBM) dibandingkan tahun lalu.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memprediksi akan terjadi peningkatan permintaan sekitar 10-12% di tahun ini. Walaupun secara total masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019, namun dibandingkan tahun 2020 permintaan BBM akan lebih baik.
"Untuk 2021, penjualan ditargetkan naik 12% dari tahun 2020. Harga minyak pun trennya naik dibanding tahun 2020. Dengan demikian laba bersih ditargetkan USD2 miliar (sekitar Rp28 triliun)," ujarnya, Kamis (4/2/2021).
Nicke melanjutkan, Pertamina akan tetap mendorong dari sisi hilir karena akan menurunkan biaya operasi sehingga harga akan lebih terjangkau.
"Secara fondasi sebetulnya sudah lebih kuat karena kita lebih siap di tahun ini dan kita optimis akan lebih baik dari tahun 2020," ungkapnya.
Dia menuturkan, Pertamina tetap menggenjot sektor hulu migas sebab produksi di dalam negeri belum memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus impor.
"Di tahun lalu saat pandemi, produksi migas Pertamina ini hampir mencapai target. Tahun ini pun akan kita tingkatkan dengan kontribusi terhadap produksi nasional lebih dari 60%," tuturnya.
Pertamina juga akan menggenjot produksi BBM di sektor kilang. Dari sisi investasi juga akan terus digenjot. Pertamina menargetkan investasi meningkat dua kali lipat menjadi USD10,7 miliar di tahun ini.
"Sebagian besar adalah untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas, juga utk membangun pabrik Petrokimia, serta membangun infrastruktur midstream & downstream Gas. Selain itu juga ada investasi untuk pengembangan pabrik EV battery dan pengembangan Green Hydrogen dari wilayah kerja panas bumi yg dimiliki Pertamina," jelas Nicke.
Lihat Juga: Mengunjungi RDMP Balikpapan dan Lawe Lawe Pertamina yang Terus Memperkuat Kemandirian Energi Nasional
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memprediksi akan terjadi peningkatan permintaan sekitar 10-12% di tahun ini. Walaupun secara total masih lebih rendah dibandingkan tahun 2019, namun dibandingkan tahun 2020 permintaan BBM akan lebih baik.
"Untuk 2021, penjualan ditargetkan naik 12% dari tahun 2020. Harga minyak pun trennya naik dibanding tahun 2020. Dengan demikian laba bersih ditargetkan USD2 miliar (sekitar Rp28 triliun)," ujarnya, Kamis (4/2/2021).
Nicke melanjutkan, Pertamina akan tetap mendorong dari sisi hilir karena akan menurunkan biaya operasi sehingga harga akan lebih terjangkau.
"Secara fondasi sebetulnya sudah lebih kuat karena kita lebih siap di tahun ini dan kita optimis akan lebih baik dari tahun 2020," ungkapnya.
Dia menuturkan, Pertamina tetap menggenjot sektor hulu migas sebab produksi di dalam negeri belum memenuhi kebutuhan nasional sehingga harus impor.
"Di tahun lalu saat pandemi, produksi migas Pertamina ini hampir mencapai target. Tahun ini pun akan kita tingkatkan dengan kontribusi terhadap produksi nasional lebih dari 60%," tuturnya.
Pertamina juga akan menggenjot produksi BBM di sektor kilang. Dari sisi investasi juga akan terus digenjot. Pertamina menargetkan investasi meningkat dua kali lipat menjadi USD10,7 miliar di tahun ini.
"Sebagian besar adalah untuk meningkatkan cadangan dan produksi migas, juga utk membangun pabrik Petrokimia, serta membangun infrastruktur midstream & downstream Gas. Selain itu juga ada investasi untuk pengembangan pabrik EV battery dan pengembangan Green Hydrogen dari wilayah kerja panas bumi yg dimiliki Pertamina," jelas Nicke.
Lihat Juga: Mengunjungi RDMP Balikpapan dan Lawe Lawe Pertamina yang Terus Memperkuat Kemandirian Energi Nasional
(fai)