Holding Ultra Mikro Bisa Menghemat Pengeluaran Rp400 M per Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) mencatat pembentukan Holding BUMN Ultra Mikro mampu menekan pengeluaran operasional sebesar Rp400 miliar per tahun. Penghematan terjadi karena biaya listrik dan jaringan telekomunikasi bisa ditekan.
"Contohnya Pegadaian mau mengembangkan 2.000 outlet, berapa biayanya? Dengan co-location dengan BRI kalau 2.000 outlet, bisa hemat per outlet Rp400 miliar per tahun untuk biaya operasional," ujar Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, Senin (8/2/2021).
Terkait pembangunan outlet, manajemen menghitung bahwa pembangunan per outlet akan menghabiskan anggaran sebesar Rp500 juta per tahun. Jumlah itu termasuk biaya jaringan telekomunikasi, sewa kantor, biaya listrik, serta gaji dua orang petugas pelayanan.
( )
Meski demikian, biaya operasional bisa dihemat kalau manajemen memanfaatkan kantor cabang BRI yang sudah tersebar di daerah-daerah, dengan begitu, Pegadaian bisa menghemat Rp200-300 juta per tahun.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menggodok pembentukan Holding Ultra Mikro. Integrasi antara PT BRI (Persero), PT Pegadaian (Persero) dan Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM diyakini menjangkau usaha ultra mikro (UMi) yang belum tersentuh layanan keuangan formal.
"Integrasi BUMN Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PNM melalui mekanisme Holding. Terobosan untuk menjangkau usaha Ultra Mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
( )
Holding BUMN Ultra Mikro juga diyakini dapat memberi dampak positif bagi para nasabah di antaranya mendorong pencapaian target inklusi keuangan pemerintah menjadi 90 persen pada 2024.
Selanjutnya, hal tersebut akan membangun “pathway” pemberdayaan terintegrasi untuk usaha ultra mikro mulai dari ultra mikro, mikro kecil dan menengah
Selain itu, kombinasi sinergi pendanaan atau penurunan cost of fund, sinergi jaringan dan operasi atau penurunan cost to serve, serta sinergi platform data (penurunan risk) yang akan didapati nasabah ultra mikro melalui bunga yang lebih rendah dan akses yang luas.
Transformasi sektor keuangan melalui Holding Ultra Mikro juga akan memperkuat ketahanan ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas, mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kualitas nasabah UMKM dalam rangka keuangan inklusif.
"Contohnya Pegadaian mau mengembangkan 2.000 outlet, berapa biayanya? Dengan co-location dengan BRI kalau 2.000 outlet, bisa hemat per outlet Rp400 miliar per tahun untuk biaya operasional," ujar Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto, Senin (8/2/2021).
Terkait pembangunan outlet, manajemen menghitung bahwa pembangunan per outlet akan menghabiskan anggaran sebesar Rp500 juta per tahun. Jumlah itu termasuk biaya jaringan telekomunikasi, sewa kantor, biaya listrik, serta gaji dua orang petugas pelayanan.
( )
Meski demikian, biaya operasional bisa dihemat kalau manajemen memanfaatkan kantor cabang BRI yang sudah tersebar di daerah-daerah, dengan begitu, Pegadaian bisa menghemat Rp200-300 juta per tahun.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menggodok pembentukan Holding Ultra Mikro. Integrasi antara PT BRI (Persero), PT Pegadaian (Persero) dan Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM diyakini menjangkau usaha ultra mikro (UMi) yang belum tersentuh layanan keuangan formal.
"Integrasi BUMN Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PNM melalui mekanisme Holding. Terobosan untuk menjangkau usaha Ultra Mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal," ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
( )
Holding BUMN Ultra Mikro juga diyakini dapat memberi dampak positif bagi para nasabah di antaranya mendorong pencapaian target inklusi keuangan pemerintah menjadi 90 persen pada 2024.
Selanjutnya, hal tersebut akan membangun “pathway” pemberdayaan terintegrasi untuk usaha ultra mikro mulai dari ultra mikro, mikro kecil dan menengah
Selain itu, kombinasi sinergi pendanaan atau penurunan cost of fund, sinergi jaringan dan operasi atau penurunan cost to serve, serta sinergi platform data (penurunan risk) yang akan didapati nasabah ultra mikro melalui bunga yang lebih rendah dan akses yang luas.
Transformasi sektor keuangan melalui Holding Ultra Mikro juga akan memperkuat ketahanan ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas, mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kualitas nasabah UMKM dalam rangka keuangan inklusif.
(ind)