Jarak Stasiun LRT ke Rumah Idealnya Tak Lebih 10 Menit: Kemenko Marves Siap Bantu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) , Ayodhia GL Kalake (Deputi Odi) berharap lokasi stasiun Light Rail Transit (LRT) di Jakarta lebih mudah dijangkau oleh masyarakat/ penumpang. Menurutnya, kalau bisa jarak tempuh dari rumah ke stasiun LRT tidak lebih dari 10 menit.
“Saya kira jalur LRT di Jakarta ini memang memerlukan perhatian khusus, perlu strategi khusus menghadapi penumpang. Jadi demi keamanan dan kenyamanan penumpang, kalau bisa hanya 5-10 menit mereka jalan dari rumah langsung sampai ke stasiun LRT,” kata Deputi Odi di Jakarta, Minggu (14/2/2021).
Kata dia, masyarakat nantinya lebih memilih menggunakan moda transportasi umum dibandingkan harus membawa kendaraan pribadi saat berpergian. Tak hanya itu, dengan penggunaan kendaraan umum juga dipastikan dapat mengurangi polusi udara.
“Dan juga kita harapkan LRT ini bisa terintegrasi dengan seluruh sistem transportasi publik yang ada di Jakarta. Kami siap fasilitasi dan rapatkan dipimpin langsung oleh Pak Menko (Luhut B. Pandjaitan). Kalau ada hal-hal yang bisa kami bantu, kalau ada issue khusus yang memang memerlukan penanganan pemerintah pusat, silahkan disampaikan. Kami siap membantu 24/7,” papar Deputi Odi.
Lebih lanjut, Deputi Odi menjelaskan bahwasannya mengenai transportasi ini di dalam RPJMN 2020-2024 merupakan salah satu prioritas. Terlebih lagi, LRT Jakarta merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tertuang dalam Perpres No.109 Tahun 2020 yang sangat didorong percepatan pelaksanaannya. Hal itu juga sejalan dengan bagaimana Presiden Jokowi memantau langsung terkait transportasi publik.
“Pak Jokowi selalu memantau dan menanyakan progresnya mengenai transportasi publik, dengan salah satu yang memang terpantau banyak itu yang di Jakarta ini. Dan bukan hanya LRT saja, tetapi juga kendaraan umum lainnya seperti Transjakarta, MRT, dan lainnya. Ini memerlukan perhatian khusus,” pungkas Deputi Odi.
Dalam diskusi lebih lanjut, direksi PT.Lintas Raya Terpadu (LRT) yang merupakan operator LRT Jakarta, memaparkan rencana ke depan, termasuk pembangunan Phase 2, Transit Oriented Development (TOD), beserta integrasinya dengan pembangunan MRT dan LRT Jabodebek.
Asdep Infrastruktur Konektivitas, Rusli Rahim, yang mendampingi Deputi Odi pada kunjungan ini, menekankan pentingnya dilakukan koordinasi lebih awal dan intensif terkait integrasi trase, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisir.
Adapun kunjungan Deputi Odi ke LRT Jakarta dimulai dengan menaiki LRT dari Gate Integrasi LRTJ-TJ Velodorome, penjelasan fasilitas Park & Ride di Stasiun Bouleved Utara (Integrasi Mall Kelapa Gading) dan turun di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, yang kemudian dilanjutkan dengan mencoba simulator LRT Jakarta hingga mengunjungi Pusat Pengendalian Perjalanan Kereta Api / Operations Control Center (OCC).
“Saya kira jalur LRT di Jakarta ini memang memerlukan perhatian khusus, perlu strategi khusus menghadapi penumpang. Jadi demi keamanan dan kenyamanan penumpang, kalau bisa hanya 5-10 menit mereka jalan dari rumah langsung sampai ke stasiun LRT,” kata Deputi Odi di Jakarta, Minggu (14/2/2021).
Kata dia, masyarakat nantinya lebih memilih menggunakan moda transportasi umum dibandingkan harus membawa kendaraan pribadi saat berpergian. Tak hanya itu, dengan penggunaan kendaraan umum juga dipastikan dapat mengurangi polusi udara.
“Dan juga kita harapkan LRT ini bisa terintegrasi dengan seluruh sistem transportasi publik yang ada di Jakarta. Kami siap fasilitasi dan rapatkan dipimpin langsung oleh Pak Menko (Luhut B. Pandjaitan). Kalau ada hal-hal yang bisa kami bantu, kalau ada issue khusus yang memang memerlukan penanganan pemerintah pusat, silahkan disampaikan. Kami siap membantu 24/7,” papar Deputi Odi.
Lebih lanjut, Deputi Odi menjelaskan bahwasannya mengenai transportasi ini di dalam RPJMN 2020-2024 merupakan salah satu prioritas. Terlebih lagi, LRT Jakarta merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana tertuang dalam Perpres No.109 Tahun 2020 yang sangat didorong percepatan pelaksanaannya. Hal itu juga sejalan dengan bagaimana Presiden Jokowi memantau langsung terkait transportasi publik.
“Pak Jokowi selalu memantau dan menanyakan progresnya mengenai transportasi publik, dengan salah satu yang memang terpantau banyak itu yang di Jakarta ini. Dan bukan hanya LRT saja, tetapi juga kendaraan umum lainnya seperti Transjakarta, MRT, dan lainnya. Ini memerlukan perhatian khusus,” pungkas Deputi Odi.
Dalam diskusi lebih lanjut, direksi PT.Lintas Raya Terpadu (LRT) yang merupakan operator LRT Jakarta, memaparkan rencana ke depan, termasuk pembangunan Phase 2, Transit Oriented Development (TOD), beserta integrasinya dengan pembangunan MRT dan LRT Jabodebek.
Asdep Infrastruktur Konektivitas, Rusli Rahim, yang mendampingi Deputi Odi pada kunjungan ini, menekankan pentingnya dilakukan koordinasi lebih awal dan intensif terkait integrasi trase, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat diminimalisir.
Adapun kunjungan Deputi Odi ke LRT Jakarta dimulai dengan menaiki LRT dari Gate Integrasi LRTJ-TJ Velodorome, penjelasan fasilitas Park & Ride di Stasiun Bouleved Utara (Integrasi Mall Kelapa Gading) dan turun di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, yang kemudian dilanjutkan dengan mencoba simulator LRT Jakarta hingga mengunjungi Pusat Pengendalian Perjalanan Kereta Api / Operations Control Center (OCC).
(akr)