Ekspor Masih Terkendala, Mendag Lutfi Ajak Sejumlah Menteri Cari Solusi

Rabu, 17 Februari 2021 - 13:13 WIB
loading...
Ekspor Masih Terkendala,...
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhamad Lutfi. Foto/Dok Kemendag
A A A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi tengah menginisiasi pertemuan sejumlah Menteri di Kabinet Indonesia Maju untuk membahas perihal akselerasi pengembangan ekspor nasional ke ranah global. Pembahasan ditarget rampung Februari 2021.

Isu besar yang akan menjadi bahasan pada pertemuan tersebut adalah perihal kualitas produk pengusaha lokal, perizinan, hingga pemetaan pasar di ranah global. Isu tersebut dinilai Kementerian Perdagangan masih menjadi kendala bagi pengusaha di dalam negeri.

Akselerasi pengembangan ekspor produk-produk lokal dapat dilakukan, bila pemerintah mengambil sikap intervensi. Salah satunya adalah memecahkan kendala menjadi sejumlah program yang dapat mendorong pengusaha Tanah Air untuk melakukan ekspor hasil produksinya.

( )

"Saya ingin kita sama-sama kembangkan dengan apa yang saya punya di Kementerian saya, kita kolaborasikan dengan asosiasi supaya program-program ini langsung bisa dinikmati calon-calon pengusaha, anak-anak muda kita, supaya mereka tidak saja bisa bersaing, tapi juga bisa berkolaborasi. Jadi ini tujuan utamanya," ujar Lutfi dalam sambutannya pada Peresmian Program Kolaborasi Akselerasi Mencetak 500.000 Eksportir Baru di 2030, Rabu (17/2/2021).

Pengusaha nasional dinilai masih dihadapkan pada persoalan kerumitan birokrasi dan perizinan. Perkara itu bahkan diikuti oleh pemahaman para pebisnis ihwal pemetaan market di tingkat global.

"Setelah izin, jadi pengusaha mereka dihadapkan lagi sesuatu yang mereka tidak pernah lihat sebelumnya yaitu bagaimana sulitnya mencari market. Dan yang penting setelah marketnya di cari adalah bagaimana dapat dibayar oleh pembelinya," kata dia.

( )

Persoalan lain adalah kualitas produk di Indonesia yang tercatat masih kalah dengan negara-negara Asia lainnya. Perkara kualitas menyebabkan pengusaha kesulitan mendapatkan pasar global.

"Perbedaan daripada kualitas. Karena kualitas yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan, orang korea menolak untuk membayar. Begitu menolak membayar 100 juta selesai ceritanya. Nah, ini saya tes, pengen tahu berapa lama, karena saya punya Dirjen pengembangan ekspor nasional. Pengen tahu berapa lama bisa diselesaikan," tuturnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1664 seconds (0.1#10.140)