Hery Gunardi Beberkan Kondisi Perbankan di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 mempengaruhi hampir semua lini bisnis. Tak terkecuali juga pada sektor perbankan . Direktur Utama Bank Syariah Indonesia (BSI) , Hery Gunardi mengatakan, perlambatan pertumbuhan perbankan menyusul masih lemahnya ekonomi Indonesia. Meskipun sudah mulai membaik, namun pada kuartal IV pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mengalami -2,19%.
"Nah ini kita mesti mencermati kondisi ini. 2020 kita sadar bahwa kondisi ekonomi yang belum membaik, walaupun kuartal IV sudah ada tanda-tanda perbaikan. Tapi masih negatif 2,19%. Dan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan banyak kondisi dan ini juga diakibatkan oleh pertumbuhan perbankan yang melambat," ujarnya dalam acara rakornas BSI, Kamis (25/2/2021).
Perlambatan sektor perbankan ini juga karena minimnya permintaan pembiayaan. Wajar saja, karena aktivitas masyarakat dibatasi menyusul adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Bisa bayangkan sektor produksi seperti pabrik kemudian perdagangan mal restoran pada saat kita PSBB itu tidak bisa terjadi movement manusia. Kalau manusianya enggak ada tidak terjadinya ekonomi," jelasnya.
Apalagi, ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat termasuk daya beli. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju yang sudah industrinya sudah menggunakan mesin. "Karena pada dasarnya ekonomi Indonesia tergantung dari banyak orang karena kita masih padat karya di sini. Beda sama negara lain yang sudah pakai mesin," jelas Hery
"Nah ini kita mesti mencermati kondisi ini. 2020 kita sadar bahwa kondisi ekonomi yang belum membaik, walaupun kuartal IV sudah ada tanda-tanda perbaikan. Tapi masih negatif 2,19%. Dan pertumbuhan ekonomi mengakibatkan banyak kondisi dan ini juga diakibatkan oleh pertumbuhan perbankan yang melambat," ujarnya dalam acara rakornas BSI, Kamis (25/2/2021).
Perlambatan sektor perbankan ini juga karena minimnya permintaan pembiayaan. Wajar saja, karena aktivitas masyarakat dibatasi menyusul adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Bisa bayangkan sektor produksi seperti pabrik kemudian perdagangan mal restoran pada saat kita PSBB itu tidak bisa terjadi movement manusia. Kalau manusianya enggak ada tidak terjadinya ekonomi," jelasnya.
Apalagi, ekonomi Indonesia sangat dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat termasuk daya beli. Hal ini berbeda dengan negara-negara maju yang sudah industrinya sudah menggunakan mesin. "Karena pada dasarnya ekonomi Indonesia tergantung dari banyak orang karena kita masih padat karya di sini. Beda sama negara lain yang sudah pakai mesin," jelas Hery
(akr)