Mingintip Fakta Pergerakan IHSG Cuan Sepekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup berada di zona merah pada sesi terakhir perdagangan Jumat (5/3/2021). IHSG ditutup turun 32,04 poin atau 0,51 persen ke 6.258. Adapun bursa saham regional Asia ditutup melemah pada perdagangan terakhir di pekan ini, mulai dari Shanghai Composite Index (Shanghai) yang ditutup melemah 1,50 poin atau 0,04 persen ke 3501,99, Nikkei 225 Index (Tokyo) ditutup melemah 65,78 poin atau 0,23 persen ke 28864,32, Indeks Hang Seng (Hong Kong) ditutup melemah 138,50 poin atau 0,47 persen ke 29098,28 dan Indeks Straits Times (Singapura) ditutup melemah 0,93 poin atau 0,03 persen ke 3013,85.
Berikut fakta pergerakan IHSG selama periode 1-5 Maret 2021 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI):
1. IHSG naik 0,27 persen selama sepekan
Dalam sepekan perdagangan, IHSG mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen atau ditutup pada level 6.258,74 dari level 6.241,79 pada penutupanperdagangan pekan sebelumnya.
2. Rata-rata frekuensi harian bursa meningkat
Senada dengan IHSG, rata-rata frekuensi harian Bursa turut mengalami peningkatan sebesar 0,85 persen menjadi 1.408.070 kali transaksi dari 1.396.236 kali transaksi pada sepekan sebelumnya.
3. Kapitalisasi alami pelemahan
Kapitalisasi pasar Bursa melemah 0,05 persen menjadi Rp7.352,213 triliun dari Rp7.355,579 triliun pada pekan lalu.
4. Rata-rata volume transaksi harian dan rata-rata nilai transaksi harian melemah
Rata-rata volume transaksi harian pada pekan ini juga melemah sebesar 0,74 persen menjadi 22,015 miliar saham dari 22,180 miliar saham pada pekan yang lalu. Kemudian, pelemahan sebesar 14,41 persen terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian sepekan menjadi Rp14,216 triliun dibandingkan pekan sebelumnya yaitu sebesar Rp16,610 triliun.
5. Investor asing catatkan aksi jual bersih
Investor asing pada hari perdagangan terakhir mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp957,06 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp14,209 triliun. Aksi jual bersih terbesar investor asing di akhir pekan dilakukan pada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp69,8 miliar dan menyebabkan saham turun 6,79 persen ke Rp5.150
6. Selama sepekan terdapat satu perusahaan terbitkan Obligasi
Pada pekan ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 yang resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp2.5 triliun, sedangkan Sukuk Mudharabah dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk Obligasi ini adalah idA (Single A) dan untuk Sukuk Mudharabah adalah idA(sy) (Single A Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Adapun total emisi Obligasi dan Sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 13 Emisi dari 11 Emiten dengan nilai sebesar Rp11,85 triliun.
Total emisi Obligasi dan Sukuk tercatat di BEI saat ini berjumlah 475 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp427,10 triliun dan 47,5 juta dolar AS yang diterbitkan oleh 130 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 141 seri dengan nilai nominal Rp4.076,55 triliun dan 400,00 juta dolar AS. Selain itu, tercatat Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp7,25 triliun.
Baca Juga
Berikut fakta pergerakan IHSG selama periode 1-5 Maret 2021 berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI):
1. IHSG naik 0,27 persen selama sepekan
Dalam sepekan perdagangan, IHSG mengalami peningkatan sebesar 0,27 persen atau ditutup pada level 6.258,74 dari level 6.241,79 pada penutupanperdagangan pekan sebelumnya.
2. Rata-rata frekuensi harian bursa meningkat
Senada dengan IHSG, rata-rata frekuensi harian Bursa turut mengalami peningkatan sebesar 0,85 persen menjadi 1.408.070 kali transaksi dari 1.396.236 kali transaksi pada sepekan sebelumnya.
3. Kapitalisasi alami pelemahan
Kapitalisasi pasar Bursa melemah 0,05 persen menjadi Rp7.352,213 triliun dari Rp7.355,579 triliun pada pekan lalu.
4. Rata-rata volume transaksi harian dan rata-rata nilai transaksi harian melemah
Rata-rata volume transaksi harian pada pekan ini juga melemah sebesar 0,74 persen menjadi 22,015 miliar saham dari 22,180 miliar saham pada pekan yang lalu. Kemudian, pelemahan sebesar 14,41 persen terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian sepekan menjadi Rp14,216 triliun dibandingkan pekan sebelumnya yaitu sebesar Rp16,610 triliun.
5. Investor asing catatkan aksi jual bersih
Investor asing pada hari perdagangan terakhir mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp957,06 miliar, sedangkan sepanjang tahun 2021 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp14,209 triliun. Aksi jual bersih terbesar investor asing di akhir pekan dilakukan pada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sebesar Rp69,8 miliar dan menyebabkan saham turun 6,79 persen ke Rp5.150
6. Selama sepekan terdapat satu perusahaan terbitkan Obligasi
Pada pekan ini, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 yang resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Obligasi dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp2.5 triliun, sedangkan Sukuk Mudharabah dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar.
Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk Obligasi ini adalah idA (Single A) dan untuk Sukuk Mudharabah adalah idA(sy) (Single A Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Adapun total emisi Obligasi dan Sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2021 adalah 13 Emisi dari 11 Emiten dengan nilai sebesar Rp11,85 triliun.
Total emisi Obligasi dan Sukuk tercatat di BEI saat ini berjumlah 475 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp427,10 triliun dan 47,5 juta dolar AS yang diterbitkan oleh 130 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 141 seri dengan nilai nominal Rp4.076,55 triliun dan 400,00 juta dolar AS. Selain itu, tercatat Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 11 emisi senilai Rp7,25 triliun.
(nng)